Lanjutan Lampiran 2.
IV.  Pemberian nilai peringkatrating terhadap faktor-faktor strategi eksternal
A. Petunjuk Pengisian : 1.  Pemberian  nilai  peringkatrating  didasarkan  pada  kemampuan
organisasi  dalam  meraih    peluang.  Pemberian  nilai  peringkat didasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 4, jika organisasi mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih peluang tersebut
Nilai  3,  jika  organisasi  mempunyai  kemampuan  yang  baik  dalam meraih peluang tersebut
Nilai 2, jika organisasi mempunyai kemampuan yang  cukup baik dalam meraih peluang tersebut
Nilai  1,  jika  organisasi  mempunyai  kemampuan  yang  tidak  baik dalam meraih peluang tersebut
2.  Pengisian kolom penilaian peringkatrating menggunakan tanda check list
Faktor Eksternal 4
3 2
1 Peluang
 Perubahan gaya hidup masyarakat  Keinginan untuk menjadi lebih sukses
 Keadaan perekonomian  semakin baik  Pangsa pasar produkusaha  masih luas
 Pelanggan  loyal
B. Petunjuk Pengisian : 1.  Pemberian  nilai  peringkatrating  didasarkan  pada  kemampuan
organisasi  dalam  meraih    peluang.  Pemberian  nilai  peringkat didasarkan pada keterangan berikut :
Nilai 4,  jika faktor ancaman memberikan pengaruh yang sangat kuat
terhadap organisasi.
Nilai 3,  jika faktor ancaman memberikan pengaruh kuat terhadap organisasi.
Nilai  2,    jika  faktor  ancaman  memberikan  pengaruh  biasa terhadap organisasi.
Nilai  1,  jika  faktor  ancaman  memberikan  tidak  memberikan pengaruh
terhadap organisasi.
Lanjutan Lampiran 2.
2.  Pengisian kolom penilaianrating menggunakan tanda check list 
Faktor Eksternal 4
3 2
1 Ancaman
 Fluktuasi harga bahan baku  Kondisi perekonomian tidak stabil
 Kenaikan biaya produksitenaga kerja  Pesaing usaha sejenis
 Kelangkaan pasokan bahan baku
Lampiran 3.  Kuesioner  uji Friedman.
A. Identitas Responden 1.
Nama : ……………………………………..
2. Umur
: …………………………………….. 3.
Jenis Kelamin :
laki-laki perempuan
4 Status
:           nikah                belum nikah 5.
Pendidikan Terakhir :
…………………………………….. 6.
Alamat rumah :
…………………………………….. …………………………………………………………….....................
7. Nomor teleponHP
: ……………………………………..
8. Jumlah tanggungan keluarga  :
…………………………………….. 9.
Apakah  Anda    memiliki  rekening  tabunganmemiliki  pinjaman pada :
Bank Mandiri BRI
Bank Danamon Lainnya,sebutkan ……………………………....................
jawaban boleh lebih dari satu
Lanjutan Lampiran 3.
Proses Pada : Bank Mandiri
Pada : BRI Pada : Bank Danamon
Pelayanan pada nasabah
Sangat ramah
Ramah Tidak
ramah Sangat
ramah Ramah
Tidak ramah
Sangat ramah
Ramah Tidak
ramah
Waktu proses Cepat
Agak lambat
Lambat Cepat
Agak lambat
Lambat Cepat
Agak lambat
Lambat
Kemudahan proses Mudah
Agak mudah
Sangat sulit
Mudah Agak
mudah Sangat
sulit Mudah
Agak mudah
Sangat sulit
Biaya Murah
Agak murah
Mahal Murah
Agak murah
Mahal Murah
Agak murah
Mahal
Jangka waktu kredit mikro
Lama Sedang
Cepat Lama
Sedang Cepat
Lama Sedang
Cepat
Agunan Tanpa
agunan Wajib
tidak Harus
ada Tanpa
agunan Wajib
tidak Harus
ada Tanpa
agunan Wajib
tidak Harus
ada
Suku bunga Sangat
kecil Sedang
Tinggi Sangat
kecil Sedang
Tinggi Sangat
kecil Sedang
Tinggi
Pengisian kolom penilaian  menggunakan tanda check list √
Lampiran 4. Kuesioner  penilaian QSPM
STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS  UNIT  PT. BANK XYZ  DI KAWASAN
INDUSTRI PULOGADUNG  JAKARTA TIMUR
MULYADI
SEKOLAH PASCASARJANA MAGISTER PROFESIONAL INDUSTRI KECIL MENENGAH
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Lanjutan Lampiran 4.
ALTERNATIF STRATEGI YANG DIHASILKAN DARI ANALISIS SWOT
e.  Memperluas jaringan pemasaran dengan penetrasi pasar. f.  Menciptakan tambahan produk baru.
g.  Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan mutu produk. h.  Memperkuat permodalan agar bersaing dengan pesaing.
i.  Meningkatkan volume
penjualanpemasaran dengan
meningkatkan produktifitas kerja.
j.  Menambah kantor cabang pembantu untuk memperluas jaringan pemasaran. k.  Mengadakan pelatihan dan pengetahuan karyawan.
l.  Menekan biaya produksi dengan membuat produk yang disukai pasar. m.  Meningkatkan  efektifitas  pemasaran  dengan  kegiatan  promo  pengenalan
produk. n.  Konsisten mempertahankan produktivitas untuk diterima pasar.
o.  Meningkatkan  loyalitas pelanggan. p.  Meningkatkan kerjasama dengan para stakeholder.
q.  Meningkatkan mutu SDM. r.  Meningkatkan pengenalan produk untuk menjaga eksistensi.
PETUNJUK PENGISIAN
1.  Skornilai diberikan pada kolom AS Attractive Score untuk setiap alternatif strategi.  Skala  nilai  AS  atau  daya  tarik  dari  faktor  internal  kekuatan,
kelemahan  dan  eksternal  peluang,  ancaman  untuk  setiap  alternatif  strategi berkisar antara 1 -  4, dimana :
1 = faktor tersebut tidak mempengaruhi alternatif strategi yang akan dipilih. 2 = faktor tersebut agak mempengaruhi alternatif strategi yang akan dipilih.
3 = faktor tersebut cukup mempengaruhi alternatif strategi yang akan dipilih. 4 = faktor tersebut sangat mempengaruhi alternatif strategi yang akan dipilih.
2.  Bila  faktor  yang  bersangkutan  sangat  tidak  berpengaruhberkaitan  dengan alternatif strategi yang dipertimbangkan, maka tidak diberikan nilai AS -.
Lampiran 9. Perhitungan Matriks IFE dan EFE
FAKTOR INTERNAL Bobot
Rating Skor
Tenaga kerja handal dan berpengalaman 0,149
4,000 0,596
Sarana dan prasarana  mendukung 0,130
3,333 0,433
Teknologi  canggih 0,115
3,333 0,383
Jumlah jaringan  luas 0,133
3,333 0,443
Inovasi produk dan layanan 0,121
3,667 0,444
Kegiatan promosi kurang 0,086
2,000 0,172
Biaya terlalu tinggi 0,059
1,333 0,079
SDM dengan mutu rendah 0,070
1,667 0,117
Sistem dan prosedur  rumit 0,065
2,000 0,130
Litbang usaha rendah 0,072
1,667 0,120
TOTAL 1,000
2,917
FAKTOR EKSTERNAL Bobot
Rating Skor
Perubahan gaya hidup masyarakat 0,115
3,000 0,345
Keinginan untuk menjadi lebih sukses 0,126
3,667 0,462
Keadaan perekonomian  semakin baik 0,120
4,000 0,480
Pangsa pasar produkusaha  masih luas 0,120
3,667 0,440
Pelanggan  loyal 0,125
3,667 0,458
Fluktuasi harga bahan baku 0,083
2,000 0,166
Kondisi perekonomian  tidak stabil 0,091
1,333 0,121
Kenaikan biaya produksitenaga kerja 0,081
1,667 0,135
Pesaing usaha sejenis 0,074
1,333 0,099
Kelangkaan pasokan bahan baku 0,065
2,000 0,130
TOTAL 1,000
2,836
Lampiran 11. Uji Friedman
No Proses
PT. Bank XYZ PT.
Bank ABC
PT. Bank PQR a
b c
3 2
1 3
2 1
3 2
1 1
Pelayanan Sangat
Ramah Tidak
Sangat   Ramah Tidak
Sangat   Ramah Tidak
pada nasabah ramah
Ramah ramah
Ramah ramah
Ramah 6
3 1
4 4
2 7
2 1
- frek X̄ Total
2,5 2,2
2,6 2
Waktu proses Cepat
Agak Lambat
Cepat Agak
Lambat Cepat
Agak Lambat
lambat lambat
lambat 8
2 4
4 2
7 3
- frek X̄ Total
2,8 2,2
2,7 3
Kemudahan Mudah
Agak Sangat
Mudah Agak
Sangat Mudah
Agak Sangat
proses mudah
sulit mudah
sulit mudah
sulit 8
2 5
3 2
8 2
- frek X̄ Total
2,8 2.3
2,8 4
Biaya Murah
Agak Mahal
Murah Agak
Mahal Murah
Agak Mahal
murah murah
murah 6
2 2
7 2
1 7
2 1
- frek X̄ Total
2,4 2.6
2.6 5
Jangka waktu Cepat
Sedang Lama
Cepat Sedang
Lama Cepat
Sedang Lama
kredit mikro 3
2 5
1 3
6 2
3 5
- frek X̄ Total
1,8 1,5
1,7 6
Agunan Tanpa
Wajib Harus
Tanpa Wajib
Harus Tanpa
Wajib Harus
agunan tidak
ada agunan
tidak ada
agunan tidak
ada 2
3 5
3 2
5 6
1 3
- frek X̄ Total
1,7 2,4
2,3 7
Suku bunga Sangat
Sedang Tinggi
Sangat   Sedang Tinggi
Sangat   Sedang Tinggi
kecil kecil
kecil 6
3 1
7 2
1 4
1 5
- frek X̄ Total
2,5 2,6
1,9
Lanjutan Lampiran 11. a.  Uji Fiedman pada PT. Bank XYZ
Friedman Test
Ranks
Mean Rank pelayanan
4.50 waktu
3.50 kemudahan
3.50 biaya
3.83 jangka
3.67 agunan
4.50 bunga
4.50
Test Statistics
a
N 3
Chi-Square 1.027
df 6
Asymp. Sig. .985
a. Friedman Test
b.  Uji Fiedman pada PT. Bank ABC
Friedman Test
Ranks
Mean Rank pelayanan
4.50 waktu
4.50 kemudahan
4.17 biaya
3.17 jangka
3.83 agunan
4.17 bunga
3.67
Lanjutan Lampiran 11
Test Statistics
a
N 3
Chi-Square 1.042
df 6
Asymp. Sig. .984
a. Friedman Test
c.  Uji Fiedman pada PT. Bank PQR\
Friedman Test
Ranks
Mean Rank pelayanan
4.17 waktu
4.33 kemudahan
4.17 biaya
4.17 jangka
4.67 agunan
3.17 bunga
3.33
Test Statistics
a
N 3
Chi-Square 1.239
df 6
Asymp. Sig. .975
a. Friedman Test
ABSTRACT
MULYADI,  Credit  Marketing  Strategy    at  Micro  Business  Unit  PT.  Bank  XYZ  in Pulogadung  Industries  Zone  Jakarta  Timur.  Under  the  supervision  of  MUSA  HUBEIS
and DARWIN KADARISMAN.
Pulogadung  Industries  Zone  is  the  busy  area  which  full  of  companies  industries and  also  home  industries  small  and  medium  industries  located  in  East  Jakarta.  There
are  so  many  companies  in  this  area  which  produce  kinds  of  things  for  industries equipments,  such  as  :  spare  parts  for  motorcycle,  car,  and  bus,  and  also  garment.  We
find more than 150.000 employees who work in this area. Besides  for Industries area, we also find so many home industries that be part of this area, such as : small restaurant,
bakery  and  cake,  sales  outlet    for  garment,  motorcycle  workshop,  small  industries  for meatball, and etc. Pulogadung Industries Zone is the best area for  the Bank to develop
one  of  it’s  business,  specially  micro  credit.  Micro  Business  Unit  PT.  Bank  XYZ  is located in the center of this area. The main business of  Micro Business Unit is giving
soft  loan  for  the  employees  which  the  salary  payment  pass  through  by  Bank  XYZ account saving and also for home industries small and medium industries. The purpose
of this study is to analyze and identify the internal factor of  PT. Bank XYZ and external factor that can help, support  for getting potensial market, and also to figure out the best
marketing  strategy  and  to  analyze  what  is  the  main  problem  in  developing  micro business. Data collection methods used were field surveys and  in-depth interviews with
related  experts.    Information  obtained  from  the  Small  and  Medium  Industries  and  the employees which the salary payment pass through by Bank XYZ account saving. Data
processing  technique  was  using  Strengths,  Weaknesses,  Opportunities,  and  Threat SWOT,  Quantitative Strategic Planning Matrix  QSPM and Friedman test. The result
of the Credit Marketing Strategy  at Micro Business Unit PT. Bank XYZ in Pulogadung Industries Zone, for internal factor Human Resources is being the main priority 0.596
and  external  factor  is  economic  situation  0.480,  the  total  score  for  IFE  and  EFE matrixs  2.917  and  2.836.  For  the  Friedman  test  value  chisquare  of  the  calculate
chi
square  for  Bank’s  attributes  smaller  than  value  chisquare  of  the  tabel  chisquare 1.027  12.592  with the real value 0.985  0.05, it means  H
acceptable, so there is no influence for the seventh  Bank’s attributes for micro credit.   All these criteria  show
that further business development is feasible, in good stability and in growing situation for micro business.
Keywords : industries zone, marketing strategy, micro business unit
I.  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Usaha  kecil,  dalam  arti  umum    di  Indonesia,  terdiri  atas  usaha  kecil menengah  UKM  maupun  industri  kecil  IK  telah  menjadi  bagian  penting
dari  sistem  perekonomian  nasional,  yaitu  mempercepat  pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan
kerja,  peningkatan  pendapatan  masyarakat,  serta  ikut  berperan  dalam meningkatkan  perolehan  devisa  dan  memperkokoh  struktur  ekonomi
nasional.  Perkembangan  Usaha  kecil  UK,  termasuk  usaha  kecil  menengah memiliki nilai strategi dalam memperkokoh perekonomian nasional ekonomi
rakyat, maka selayaknya pemerintah memberi perhatian yang layak strategi dan  kebijakan  bagi  pemberdayaannya  prioritas  dan  pemihakan,  yaitu
dipandang  sebagai  suatu  kelompok  unit  usaha  yang  seharusnya  terintegrasi dalam  dunia  usaha  secara  nasional  yang  nantinya  dapat  meningkatkan  taraf
hidup dan daya saingnya Hubeis, 2009 Dari pengalaman krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun
1997  telah  terbukti  bahwa  UKM  dapat  bertahan  menghadapinya  dan merupakan  suatu  momen  yang  sangat  menentukan    bagi  kelanjutan
pembangunan  perekonomian  Indonesia.  Dampak  dari  krisis  ini  telah mengakibatkan  kedudukan  posisi  pelaku  sektor  ekonomi  berubah.  Banyak
pengusaha  besar    mengalami  kesulitan  untuk  bertahan  bahkan  jatuh  pailit karena harga bahan baku impor meningkat secara drastis sebagai akibat dari
perubahan  nilai  mata  uang  rupiah  yang  semakin  menurun  terhadap  dolar. Kondisi  ini  semakin  dipersulit  dengan  pembayaran  cicilan  utang  dari  kredit
yang  diterima  oleh  para  pengusaha  dalam  bentuk  mata  uang  asing  dolar. Banyak perusahaan yang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat
suku  bunga  yang  semakin    tinggi.    Disamping    sektor  usaha  berskala  besar, usaha jasa juga  terkena dampak krisis tersebut, bahkan sektor perbankan juga
ikut terpuruk dari sisi permodalan dan mengalami suatu keadaan yang disebut inlikuid  kekurangan  likuiditas,  karena    banyaknya  dana  masyarakat  yang
ditarik.  Pada sisi lain  UKM  sebagian besar tetap bertahan bahkan cenderung
menunjukan  tingkat  pertumbuhan.  UKM  ini  dapat  dikatakan  sebagai    suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat karena  merupakan sektor industri
yang  sedikit  bahkan  tidak  sama  sekali  terkena  dampak  krisis  global  yang melanda dunia
UKM adalah suatu usaha yang  peka terhadap perubahan yang terjadi disekelilingnya,  secara  umum  kompetisi  bisnis  akan  diwarnai  dengan
perubahan  kompleks  yang  terjadi  dari  berbagai  kombinasi  faktor  politik, ekonomi,  sosial  budaya  dan  teknologi.  Sebagai  ilustrasi    dari  pengalaman
terhadap krisis ekonomi yang terjadi diberbagai belahan negara, sektor UKM dapat membuktikan bahwa sektor ini dapat bertahan dalam menghadapi krisis
ekonomi  dibandingkan  dengan  sektor  usaha  swasta  lainnya.  Dalam menghadapi perkembangan ekonomi nasional yang tidak lepas dari pengaruh
ekonomi regional dan global dengan segala macam bentuk peluang, ancaman, kekuatan  dan  kelemahan,  maka  sektor  UKM  harus  dapat  menciptakan  suatu
usaha yang kondusif untuk  terus memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat  dan  memberikan  kontribusi  yang  handal  bagi  kemajuan  suatu
negara. Dari  uraian  di  atas  dapat  dikatakan  bahwa      UKM  Gambar  1
memiliki  peranan  sangat  penting  dalam  pertumbuhan  perekonomian Indonesia,  namun  dukungan  dari  pemerintah  dan  pihak  terkaitnya  lainnya,
baik dalam hal kebijakan, ketentuan   maupun peraturan  yang mendukungnya sampai  sekarang  dirasa  belum  maksimal.  Demikian  juga  kebijakan  yang
diambil  oleh pemerintah cenderung berlebihan namun tidak efektif, lamban, kurang  terarah.  Padahal  UKM  masih  memiliki  banyak  permasalahan  yang
perlu  mendapatkan  penanganan  yang  cepat  dari  pemerintah  sebagai  otoritas untuk  mengatasinya,  baik  dalam  hal  permodalan,  manajerial,  pemasaran,
akses pasar, perizinan dan lain sebagainya.
Gambar 1. Salah satu potret UKM.
Pada  umumnya    UKM  memiliki  sejumlah  permasalahan    yang  unik dan memerlukan suatu spesialisasi  tertentu dalam pemecahannya.  Dikatakan
unik, karena meskipun menghadapi berbagai macam permasalahan  yang ada, sektor usaha ini terus tetap jalan, tetap beroperasi bahkan menunjukan tingkat
pertumbuhan yang baik. Oleh karena begitu banyaknya sektor usaha yang ada di UKM,  setiap UKM memiliki permasalahan  tersendiri yang tidak dimiliki
oleh  sektor  UKM  lainnya  dan  untuk  itu    diperlukan  tenaga  khusus  yang handal  pada  bidangnya    untuk  menyelesaikan  permasalahan  yang  ada
spesialisasi. Hubeis  2009  menyatakan  bahwa  permasalahan    yang  sering  terjadi
pada sektor UKM adalah : 1.  Permasalahan  yang  bersifat  klasik,  seperti  sulitnya  mendapatkan
permodalan,  sistem    pemasaran  dan  sumber  daya  manusia  SDM. Permodalan merupakan  suatu  yang sangat penting dalam menjalani suatu
usaha,  karena  tanpa  modal    cukup,  maka  proses  suatu  produksi  akan terganggu. Semakin besar modal yang dimiliki, maka pemilik usaha  dapat
melakukan  suatu  ekspansi,  inovasi  dari  perluasan  usahanya  kearah  yang lebih  baik.  Bagi  sektor  UKM,  untuk  mendapatkan  bantuan  modal  berupa
pinjaman dari pihak lembaga keuangan perbankan merupakan suatu yang sangat  berarti  bagi    pengembangan  usahanya,  tetapi  realita  di  lapangan
tidak    semudah  itu.  Pihak  lembaga  keuangan  mempunyai  aturan    dan
persyaratan  tersendiri  yang  sangat  ketat  yang  harus  dipenuhi  oleh  para sektor UKM untuk mendapatkan dana pinjaman. Hal utama yang menjadi
kendala  adalah    permasalahan  agunan.  Hampir  sebahagian  besar  sektor UKM tidak memiliki agunan yang dipersyaratkan oleh lembaga keuangan.
Oleh  karena  itu    pihak  lembaga  keuangan  perbankan  diharapkan mendapatkan  suatu  strategi    tepat,  walaupun  sektor  UKM  tidak  memiliki
agunan  tetapi  sebenarnya  layak  memperoleh  pinjaman  modal  dari  pihak perbankan.
2.  Permasalahan yang bersifat umum, yaitu keterlibatan  instansi terkait yang berhubungan  langsung  dengan  proses  kelancaran  usaha  dan  dapat
memberikan  bantuan  dalam    penyelesaian  permasalahan  yang  terjadi  di lapangan,  misalnya  permasalahan  hukum  yang  berhubungan  dengan
prosedur perizinan, perpajakan, agunan dan hukum. 3.  Permasalahan dalam hal manajerial, sektor UKM dikenal sangat lemah di
bidang  manajerial,  mulai  dari  perencanaan  produksi,  cara  berorganisasi, sampai  dengan  pengawasan,  dikarenakan  kurangnya  pengetahuan  secara
formal yang dimiliki oleh para UKM. Pada umumnya pola usaha  yang di temui  disebagian  besar  sektor  UKM  dikenal  dengan  sebutan
“One  Man Show“. Hal  ini di artikan  bahwa roda produksi, mulai dari perencanaan,
produksi,  pengawasan  sampai  dengan  pemasaran  dikendalikan  oleh pemilik usaha tersebut. Dan hal ini sangat mengkhawatirkan sekali, karena
apabila  pemilik  tidak  dapat  melakukan  usahanya,  maka  secara  otomatis produksi  akan  berhenti,  maka  diperlukan  suatu  pendelegasian  tugas  dan
pengetahuan tentang usahanya kepada orang lain yang dapat dipercaya. 4.  Permasalahan  di  bidang  pemasaran.  Sukses  tidaknya  suatu  usaha
tergantung  dari  besar  kecilnya  penjualan  produk,  apalagi  untuk  sektor UKM penjualan menjadi suatu barometer keberhasilan usaha disektor ini.
Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran  pada umumnya dihadapi  oleh  para  UKM  adalah  :  tekanan-tekanan  persaingan,  baik  dari
dalam  maupun  luar negeri. Apalagi saat ini barang-barang impor dari luar negeri  sudah  banyak  masuk  ke  Indonesia    dengan  harga  jual    murah,
terutama dari Cina . Hal ini secara langsung  maupun tidak langsung akan mempengaruhi laju pertumbuhan sektor UKM di Indonesia.
5.  Permasalahan  di  bidang    teknologi,  selain  perencanaan,  manajerial,  SDM dan  pemasaran  yang  baik,  maka  satu  hal  yang  sangat  membantu  untuk
pencapaian  hasil  maksimal  dalam  suatu  proses  produksi  adalah  bentuk teknologi  mesin-mesin  dan    alat-alat  produksi  yang  digunakan.
Perkembangan  teknologi  saat  ini  sudah  semakin    pesat,  sementara  sektor UKM  masih  menggunakan  teknologi  lama  dengan  mesin-mesin  dan  alat-
alat  produksi  yang  sudah  tua  dan  ketinggalan  zaman.  Keterbelakanagan teknologi  inilah  yang  menyebabkan  sektor  UKM  tidak  mampu  bersaing,
serta  menyebabkan  rendahnya  produktivitas  dan  efisiensi  didalam  proses produksi.  Pada  hakekatnya,  sektor  UKM  juga  menginginkan  dapat
menggunakan  teknologi  canggih  yang  sesuai  dengan  usahanya,  sehingga dapat meningkatkan proses produktivitas, tetapi juga penerapan teknologi
yang    memerlukan  penanaman  modal  besar.  Hal  tersebut    tidak  dimiliki oleh sektor UKM.
Dari penjelasan permasalahan yang dihadapi sektor UKM, maka dapat ditarik hal  berikut :
1.  Permodalan  menjadi  permasalahan  klasik  yang  dihadapi  oleh  sebagian besar  sektor  UKM    dan  menjadi    salah  satu  faktor  kunci  utama  menuju
kesuksesan usaha. 2.  Diperlukan  suatu  lembaga  keuangan  perbankan  yang  dapat  memenuhi
apa  yang  yang  menjadi  kebutuhan  sektor  UKM  modal.  Disamping memenuhi kebutuhan permodalan  sektor UKM, upaya penyediaan modal
tersebut  dapat    menjadi  bisnis  menguntungkan  bagi  sektor  lembaga keuangan perbankan dalam penyaluran kredit mikro.
3.  Dalam  memberikan  kredit,  perbankan  juga  mempunyai  persyaratan  dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh sektor UKM untuk memperoleh kredit
dari  perbankan.  Inilah  menjadi  kendala  besar    dan  sangat  sulit  untuk dipenuhi sektor UKM, maka diperlukan suatu strategi tepat , yaitu strategi
yang  dapat  memenuhi  kebutuhan  sektor  UKM  permodalan    dan  juga memenuhi persyaratan peraturan dan  ketentuan perbankan .
Bank  adalah  suatu  lembaga  intermediasi,  yaitu  suatu  lembaga keuangan  yang  mempunyai  tugas  utama  menghimpun  dana  simpanan  dari
masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman kredit. Bank XYZ adalah Bank milik Pemerintah Republik Indonesia dan memiliki aset terbesar
di  Indonesia,    memiliki    jumlah  cabang  yang  tersebar  diseluruh  pelosok negara  ini,  dilengkapi  dengan  teknologi  canggih  dalam  mendukung
operasional dan menghadapi persaingan perbankan  yang semakin meningkat saat ini. Dalam tugasnya menyalurkan kredit, Bank XYZ memiliki Peraturan
dan Ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon debitur Bank XYZ.
B.  Perumusan Masalah
Dari  uraian  yang  telah  dikemukakan,  maka  dapat  dirumuskan permasalahan  yang  ada  disektor  UKM,    strategi  untuk  mendapatkan  kredit
mikro yang sesuai dengan kebutuhan dan  sesuai  peraturan, serta persyaratan yang telah ditetapkan oleh perbankan, yaitu :
1.  Faktor-faktor  internal  dan  eksternal  apakah  yang  berperan  dalam penyusunan strategi pemasaran kredit mikro kepada UKM, sehingga pihak
perbankan memperoleh  keuntungan  optimal dan pihak  UKM juga  dapat memperoleh modal  yang dibutuhkan untuk memperluas usahanya ?
2.  Apakah  strategi      yang  tepat    diterapkan  pihak  perbankan  Bank  XYZ didalam pemasaran kredit mikro kepada UKM ?
3.  Permasalahan  dan  kendala  apakah  yang  ditemui  di  lapangan  didalam penyusunan strategi pemasaran kredit mikro kepada UKM ?
4.  Bagaimana  strategi  jitu  yang  diterapkan  pihak  perbankan  Bank  XYZ didalam
menghadapimencari solusi
terhadap berbagai
macam permasalahan  dan  kendala  yang  ditemui  di  lapangan  didalam  menyusun
strategi pemasaran kredit mikro kepada UKM ?
C.  Tujuan Kajian
1.  Mengidentifikasi  faktor    lingkungan  internal  dan  eksternal  perusahaan Bank XYZ.
2.  Menentukan  posisi  strategis  Bank  XYZ  dalam  usaha  pemasaran  kredit mikro.
3.  Penyusunan alternatif strategi usaha dalam pemasaran kredit mikro kepada para UKM.
4.  Menentukan  prioritas  pengembangan    strategi  untuk      pemasaran  kredit mikro  bagi pengusaha disektor UKM.
II.  TINJAUAN PUSTAKA
A.  Pengertian dan Kriteria UKM.
Usaha  kecil,  dalam  arti  umum    di  Indonesia,  terdiri  atas  usaha  kecil menengah  UKM  maupun  industri  kecil  IK  telah  menjadi  bagian  penting
dari  sistem  perekonomian  nasional,  yaitu  mempercepat  pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan
kerja,  peningkatan  kesejahteraanpendapatan  masyarakat,  serta  memegang peranan  penting  dalam  meningkatkan  perolehan  devisa  dan  memperkokoh
struktur ekonomi nasional secara keseluruhan. UKM  memiliki  definisi  yang  berbeda-beda,  tergantung  pada  negara
dan  lembaga  yang  memberi  definisi  tersebut.  Definisi  UKM  ternyata  tidak hanya rancu di Indonesia. Pada tingkat internasional pun ada banyak definisi
yang  digunakan  untuk  UKM.  Demikian  juga  banyak  negara  yang  tidak memiliki definisi yang sama.  Di Indonesia, terdapat berbagai macam definisi
yang  berbeda  mengenai  UKM  berdasarkan  kepentingan  lembaga  yang memberi definisi Hubeis, 2009.
1.  Badan  Pusat  Statistik  BPS:  UKM  adalah  perusahaan  atau  industri dengan pekerja antara 5-19 orang.
2.  Bank  Indonesia  BI:  UKM  adalah  perusahaan  atau  industri  dengan karakteristik berupa: a modalnya kurang dari Rp 20 juta; b untuk satu
putaran  dari  usahanya  membutuhkan  dana  Rp  5  juta;  c  memiliki  aset maksimum  Rp  600  juta  di  luar  tanah  dan  bangunan;  dan  d  omzet
tahunan   Rp 1 miliar 3.  Departemen  sekarang  Kantor  Menteri  Negara  Koperasi  dan  Usaha
Kecil Menengah UU No.9 Tahun 1995: UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp
50 juta – Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
dan  omzet  tahunan      Rp  1  miliar;  dalam  UU  UMKM2008  dengan kekayaan bersih Rp 50 juta
– Rp 500 juta dan penjualan bersih tahunan Rp 300 juta
– Rp 2,5 miliar.
4.  Keppres No.161994: UKM adalah perusahaan  yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 400 juta.
5.  Departemen Perindustrian dan Perdagangan: a.  perusahaan  memiliki  aset  maksimum  Rp  600  juta  di  luar  tanah  dan
bangunan  Departemen Perindustrian sebelum digabung b.  perusahaan  memiliki  modal  kerja  di  bawah  Rp  25  juta  Departemen
Perdagangan sebelum digabung 6.  Departemen  Keuangan  :  UKM  adalah  perusahaan  yang  memiliki  omset
maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau aset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan.
7.  Departemen  Kesehatan  :  perusahaan  yang  memiliki  penandaan  standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan SP, Merek Dalam Negeri MD, dan
Merek Luar Negeri ML
Pengertian  UKM  di  negara  lain  yang  sesuai  menurut  karakteristik masing-masing negara  Hubeis, 2009  yaitu  :
1. World Bank : UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja + 30 orang, pendapatan  per  tahun  US  3  juta  dan  jumlah  aset    tidak  melebihi  US  3
juta. 2.  Di  Amerika  :  UKM  adalah  industri  yang  tidak  dominan  di  sektornya  dan
mempunyai pekerja kurang dari 500 orang. 3.  Di  Eropa  :  UKM  adalah  usaha  dengan  jumlah  tenaga  kerja  10-40  orang
dan  pendapatan  per  tahun  1-2  juta  Euro,  atau  jika  kurang  dari  10  orang. dikategorikan usaha rumah tangga.
4. Di Jepang : UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufakturing dan  retailservice  dengan  jumlah  tenaga  kerja  54-300  orang  dan  modal  ¥
50 juta-300 juta. 5. Di  beberapa  negara  Asia  Tenggara  :  UKM  adalah  usaha  dengan  jumlah
tenaga kerja 10-15 orang Thailand, atau 5-50 orang Malaysia, atau 10- 99 orang Singapore, dengan modal US 6 juta.
UKM  sebagai  cikal  bakal  kewirausahaan  yang  berproses,  perlu mendapat perhatian yang lebih seksama, baik dari pemerintah, instansi terkait
dan  seluruh  lapisan  masyarakat  dari  berbagai  aspek  manajemen  perusahaan, yaitu  pemasaran,  keuangan,  produksi,  administrasi,  dan  SDM,  karena  sektor
ini bergerak dalam berbagai jenis kegiatan ekonomi yang menawarkan barang dan jasa dalam segmen pasar dengan pembeli terbatastertentu.
Peran  dan  perkembangan  usaha  kecil  UKM,  termasuk  usaha  kecil menengah  memiliki  nilai  strategik  dalam  memperkokoh  perekonomian
nasional  ekonomi  rakyat,    oleh  karena  itu  dalam  hal  ini  pemerintah  harus memberikan  perhatian  yang  khusus    kebijakan  dan  peraturan  bagi
pemberdayaannya,  yaitu dipandang sebagai suatu kelompok unit usaha yang seharusnya  terintegrasi  dalam  dunia  usaha  secara  nasional  yang  nantinya
dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf  hidup bagi para UKM. UKM  memiliki  sejumlah  permasalahan,    seperti  ketimpangan
struktural  dalam  alokasi  dan  penguasaan  sumber  daya,  ketidaktegasan keberpihakan pemerintah  pada upaya pengembangan ekonomi rakyat dalam
kebijakan  dan  pengembangan  strategi  industrialisasi,  struktur  pasar  yang bersifat  oligopolis,  kinerja  yang  relative  terbatas  pada  hal  yang  klasikal
sumber  daya  manusia  atau  SDM,  permodalan  dan  akses  terhadap kelembagaan  keuangan,  teknologi,  manajemen,  pemasaran  dan  informasi,
terjadinya  distorsi  dan  inkonsistensi  kebijakan  yang  menyangkut  upaya pengembangan UKM .
Hubeis  2009  menyatakan bahwa sebagai suatu usaha yang bersifat kerakyatan, UKM mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, yaitu :
Kelebihan 1.  Dasar pengembangan kewirausahaan
2.  Organisasi internal sederhana. 3.  Mampu meningkatkan ekonomi kerakyatanpadat karya lapangan usaha
dan  lapangan  kerja  berorientasi  ekspor  dan  subtitusi  impor  perkokoh struktur industri dan perolehan devisa.
4.  Aman bagi perbankan dalam memberi kredit. 5.  Bergerak dibidang usaha yang cepat menghasilkan.
6.  Mampu memperpendek rantai distribusi. 7.  Fleksibilitas dan adaptabilitas dalam pengembangan usaha.
Kekurangan 1.  SDM lemah dalam kewirausahaan dan manajerial.
2.  Keterbatasan modal. 3.  Ketidakmampuan aspek pasar.
4.  Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, prasarana dan sarana. 5.  Ketidakmampuan menguasai informasi.
6.  Tidak  didukung  oleh  kebijakan  dan  regulasi    memadai,  serta  perlakuan pelaku usaha besar usaha besar.
7.  Tidak teroganisasi dalam jaringan dan kerja sama. 8.  Sering tidak memenuhi standar.
9.  Belum memenuhi kelengkapan aspek legalitas.
Hubeis  2009  menyatakan  bahwa  selain  faktor  kelebihan  dan kekurangan yang dimiliki oleh UKM, dapat ditemui  empat 4  faktor umum
yang  dapat  mempengaruhi  kegagalan  dan  keberhasilan  sektor  usaha  UKM, yaitu :
Empat 4 faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha kecil : 1. Manajerial yang tidak kompeten.
2. Kurang memberi perhatian. 3. Sistem kontrol yang lemah.
4. Kurangnya modal. Empat 4 faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil :
1. Kerja keras, motivasi dan dedikasi. 2. Permintaan pasar akan produk atau jasa yang disediakan.
3. Kompetensi manajerial. 4. Keberuntungan.
Secara  global,  kompetisi  bisnis  akan  diwarnai  dengan  perubahan kompleks  dari  berbagai  kombinasi  faktor  politik,  ekonomi,  teknologi,  sosial