Analisis Kelayakan Kredit Mikro

mendapatkan kredit mikro mulai dari masyarakat menengah hingga lapisan masyarakat yang paling bawah, yang terdiri dari sebagaian besar para UKM. Penyaluran kredit disegmen Kredit Mikro dilakukan oleh Mikro Bisnis Unit MBU. MBU merupakan suatu unit usaha yang mempunyai tugas pokok seperti: menyalurkan kredit usaha kecil kepada pengusaha kecil dan menengah, serta memberikan fasilitas pinjaman lunak kepada para karyawan bagi perusahaan yang telah memiliki rekening giro dan bekerjasama dengan Bank XYZ dalam hal penyaluran gaji para karyawan melalui payrol ketabungan Bank XYZ. Limit kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil dan menengah mulai dari Rp 1 - 200 juta dengan jangka waktu 12 - 36 bulan, suku bunga yang diberikan sangat bersaing dan mengikuti perkembangan pasar, sedangkan limit kredit pinjaman lunak yang diberikan kepada para karyawan yang payrolnya melalui Bank XYZ mulai dari Rp 1 - 50 juta dengan jangka waktu 12 - 36 bulan dengan suku bunga yang ringan dan mengikuti perkembangan pasar. Keputusan pemberian kredit, baik kepada pengusaha kecil dan menengah maupun kepada karyawan, diputuskan secara langsung oleh Mikro Manager. MBU merupakan suatu unit usaha di bawah MBDC Micro Bussines Distric Center dan saat ini Bank XYZ memiliki 11 MBDC diseluruh Indonesia, dimana masing-masing MBDC membawahi ± 65 - 70 MBU yang tersebar diseluruh Indonesia dan memiliki nasabah yang mempunyai karakteristik, budaya serta jenis usaha yang berbeda-beda disetiap unit usaha dan dari satu MBU dengan MBU yang lainnya mempunyai jaringan yang terkoneksi satu sama lainnya online baik untuk informasi nasabah debitur, transaksi keuangan, dan lain-lain.

M. Analisis Kelayakan Kredit Mikro

Analisis kelayakan suatu usaha untuk mendapatkan kredit mikro dilakukan dengan Micro Banking Scoring System MBSS dengan menggunakan data dan informasi standar yang didapat. Proses analisis kelayakan kredit yang dilakukan dengan MBSS dilakukan oleh Mikro Kredit Analis MKA. Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 4. Analisis kelayakan kredit mikro juga mempertimbangkan beberapa hal, yaitu : 1. Keyakinan atas identitas dan domisili calon debitur yang dilakukan dengan cara : a. Melakukan verifikasi kebenaran Kartu Tanda Penduduk KTP dan Kartu Keluarga KK sebagai milik yang bersangkutan b. Melakukan verifikasi domisili dan status rumah tinggal milik sendiri, sewa atau lainnya 2. Kepastian adanya usaha dan kemungkinan berkembang yang dilakukan dengan cara : a. Memastikan kepemilikan usaha dimaksud b. Memastikan usaha yang dilakukan sesuai dengan peruntukan kredit yang dimohon. 3. Kepastian adanya kemampuan pembayaran kredit yang dilakukan dengan cara : a. Memastikan usaha tersebut mendatangkan keuntungan yang cukup untuk pembayaran kembali kredit b. Meyakinkan bahwa yang bersangkutan mampu dan mempunyai niat baik untuk membayar kembali kredit 4. Teridentifikasinya risiko kredit yang mengakibatkan gagal bayar, antara lain : a. Risiko pemasaran hasil produksi b. Risiko operasional dan pengelolaan usaha c. Risiko keuangan, dan lainnya 5. Penilaian atas karakter calon debitur terutama didasarkan pada : a. Keterbukaan. b. Kesadaran untuk membayar kewajiban kepada bank c. Keluarga calon debitur 6. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui modal atau kekayaan calon debitur dengan melakukan analisis terhadap : a. Kondisi rumah permanen atau tidak b. Lingkungan rumah c. Status kepemilikan rumah d. Luas tanah, bangunan, fasilitas dan perlengkapan rumah 7. Penilaian terhadap barang yang akan dibiayai atau barang yang akan diserahkan debitur sebagi jaminan atas fasilitas kredit yang diterimanya. Penilaian terhadap jenis agunan yang dapat diterima harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut : a. Marketability Barang yang menjadi agunan harus dapat dijual dengan mudah di pasar bebas. b. Ascertainbility Barang yang menjadi agunan harus dapat dinilai secara umum dan pasti karena bukan merupakan penilaian yang sangat dipengaruhi faktor subyektivitas tinggi, seperti penilaian atas barangbenda antik, pusaka, lukisan, sarang burung walet. c. Stability of value Barang yang menjadi agunan harus mempunyai harga pasar yang relatif stabil dan tidak berfluktuasi secara tajam. d. Transferability dan legality Barang yang menjadi agunan harus dengan mudah dapat dipindahtangankan dan memenuhi aspek legalitas yang sah dan kuat. 8. Usaha mikro yang telah berjalan minimal 2 dua tahun dilokasi dan bidang usaha yang sama, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank. 9. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah, usia maksimal 60 tahun saat kredit lunas.

III. METODE KAJIAN

A. Lokasi dan Waktu

Obyek kajian adalah : PT Bank XYZ, Mikro Bisnis Unit Jakarta Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur, yang dilaksanakan selama empat 4 bulan, mulai bulan Oktober 2010 sampai dengan Januari 2011.

B. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder, baik kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dari ± 30 narasumber yang terdiri dari : para pakar di bidang kredit mikro manager pada Bank XYZ dan nasabahdebitur, baik yang berasal dari Bank XYZ ataupun diluar Bank XYZ, yang terdiri dari para karyawan, para UKM yang berlokasi disekitar PT Bank XYZ, Mikro Bisnis Unit Jakarta Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara : 1. Data Primer merupakan data yang diperoleh dari penelitian lapangan, memiliki hubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data primer diperoleh dengan cara berikut: a. Metode Interview Interview adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab antara pihak pencari informasi dengan pihak yang memberikan informasi. Tanya jawab lampiran 1 dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berupa daftar pertanyaan yang disusun secara tertutup atau terbuka. b. Metode Observasi Obervasi dilakukan dengan cara mengamati langsung obyek yang sedang diteliti, misalnya melakukan observasi tentang perilaku UKM, keinginan untuk memajukan usaha dengan bantuan kredit dari pihak perbankan. Dalam hal ini dicatat apa yang dikerjakan dan persiapan yang dilakukan oleh para UKM untuk mendapatkan kredit dari pihak perbankan. Untuk mendapatkan hasil yang tepat sesuai kondisi di lapangan, observasi harus dilakukan secara berstruktur dan masalah yang diteliti sudah didefinisikan secara tepat terlebih dahulu. 2. Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia, ekonomis dan cepat didapat yang berasal dari studi kepustakaan, literatur dan majalah, terutama yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dengan strategi pemasarannya.

C. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data terhadap strategi pemasaran kredit mikro di wilayah Pulogadung untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal Bank XYZ dengan menggunakan matriks IFE dan EFE. 2. Untuk memperkuat analisis faktor internal kekuatan dan kelemahan digunakan uji perbandingan atribut mutu pelayanan terhadap tiga 3 Bank termasuk Bank XYZ dengan uji Friedman. 3. Penentuan posisi strategis perusahaan dilakukan dengan matriks IE dan diagram analisis SWOT. 4. Penyusunan alternatif strategi pemasaran kredit mikro dilakukan dengan matriks SWOT. 5. Penentuan prioritas strategi dilakukan dengan QSPM. Kajian ini menggunakan metode deskriptif, dimana data yang telah terkumpul akan digambarkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi, diantaranya menjelaskan visi dan misi perusahaan, serta melakukan identifikasi terhadap faktor strategik internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Alat analisis yang digunakan dengan metode analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM.