adanya patahan-patahan karang yang telah tertutup alga. Diduga patahan-patahan karang tersebut disebabkan karang terinjak pada saat dilakukan pembiusan.
Meskipun demikian kegiatan pengeboman ikan karang dan penggunaan obat bius sudah berkurang intensitasnya sejak di tetapkan Pulau Sebesi sebagai Daerah
Perlindungan Laut berbasis masyarakat. Menurut kajian Muttaqin 2006 bahwa kawasan Sianas
cukup banyak ditemukan alga 42.12, terdiri dari Halimeda, Makro alga
, Turf alga, Alga asemble dan Coralin alga. Kompetisi yang terjadi dengan alga merupakan kompetisi ruang, sehingga alga dalam jumlah yang besar
menjadi salah satu penghambat pertumbuhan karang.
Kawasan Gosong Sawo kedalaman 10 meter masuk dalam kategori sesuai bersyarat bila dilihat berdasarkan nilai tutupan komunitas karang yang ada.
Rendahnya nilai tutupan komunitas karang di kawasan Gosong Sawo 35.24 karena di kawasan ini adanya aktifitas transfortasi jalur pelayaran Dermaga Canti-
Pulau Sebesi pp. Diduga komunitas karang yang rusak disebabkan labuh jangkar kapal di kawasan komunitas karang.
Hasil dari pengamatan dilapangan dan wawancara dengan nelayan, nilai persentase tutupan komunitas karang yang rendah di kawasan Segenom baik pada
kedalaman 3 meter dan 10 meter selain dulunya merupakan tempat pengeboman ikan karang dan menangkap ikan dengan obat bius diduga di kawasan Segenom
masih banyak penduduk membuang limbah anorganik dan organik ke pantai. Dikarenakan Pulau Sebesi tidak ada tempat pembuanganpenampung limbah
terutama limbah rumah tangga. Pada kedalaman 3 meter di kawasan Segenom banyak ditemukan karang mati 64.80.
Limbah anorganik berbahaya bagi komunitas karang karna tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme melalui proses dekomposisi. Sampah anorganik
dan organik dapat mengganggu pertumbuhan komunitas karang. Limbah anorganik terlihat lebih banyak pada saat musim timur karena limbah kiriman dari
Teluk Lampung. Menurut Park et al. 2005 menyatakan bahwa limbah rumah tangga adalah buangan dari residenrumah tangga, institusi dan fasilitas komersial
yang bervariasi kuantitas dan komposisinya dari waktu ke waktu. Limbah cair terdiri dari detergen, minyak, pestisida, shampo, tinja dan air seni. Limbah padat
terdiri dari organik sisa makanan, kulit buah dan sayur dan anorganik plastik dan streofoam.
Limbah rumah tangga masuk langsung ke perairan laut secara langsung dari outfall pinggiran pantai atau aliran air hujan. Akumulasi limbah rumah tangga
yang berlebihan dapat menyebabkan kehancuran sumberdaya alam dan lingkungan termasuk komunitas karang Jin et al.2008.
Lebih lanjut menurut Hall 1999 in Adrianto 2004b menyatakan bahwa permasalahan lingkungan merupakan salah satu problem dalam pengelolaan
pulau-pulau kecil.
Permasalahan lingkungan
pulau-pulau kecil
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu 1 Permasalahan lingkungan secara
umum common environmental problems contohnya seperti limbah lokal, persoalan perikanan, kehutanan, penggunaan lahan dan persoalan hak ulayat
pulau, dan 2. Persoalan lingkungan lokal local environmental problems antara lain yaitu kekurangan air tawar, hilangnya tanah baik secara fisik maupun
kualitas, limbah padat dan bahan kimia beracun serta problem spesies langka. Tutupan karang keras di semua lokasi penelitian berkisar 4.86-70.20
dengan persentase terendah di kawasan Regan Lada kedalaman 10 meter sebesar 4.86 sedangkan yang tertinggi di kawasan Regan Lada pada kedalaman 3 meter
dengan nilai 70.20. Karang keras terbagi kedalam dua kategori karang Acropora dan Non-Acropora. Nilai persentase tutupan benthik yang terdiri karang keras,
biota lain, karang mati, algae dan abiotik pada kawasan penelitian dapat dilihat pada Gambar 15.
Berdasarkan Gambar 15 menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian di kawasan Regan Lada memiliki nilai persentase tutupan karang keras 70.20 pada
kedalaman 3 meter untuk nilai kesehatan karang tergolong dalam kriteria sangat baik 75-100 berdasarkan formulasi Gomez dan Yap 1988. Hal ini
dikarenakan lokasi kawasan ini jauh dari pemukiman penduduk dan tidak begitu jauh dari Dermaga Desa Tejang. Sehingga secara tidak langsung terjadi
perlindungan dari kerusakan terumbu karang. Nilai persentase tutupan karang mati tertinggi di kawasan Segenom
kedalaman 3 meter sebesar 64.80 dan kawasan Gosong Sawo kedalaman 10 meter sebesar 64.76 sedangkan kawasan yang tidak ditemukan tutupan karang
mati yaitu kawasan Segenom, Pulau Umang-Umang, Sianas dan Sianas Ujung masing-masing pada kedalaman 10 meter lihat Gambar 15 dan Lampiran I
Gambar 15 Nilai persentase tutupan benthik yang terdiri karang keras, biota lain, karang mati, algae dan abiotik pada kawasan penelitian.
Tingginya persentase tutupan karang mati di kawasan Segenom pada kedalaman 3 meter diduga dekat dengan pemukiman penduduk. Banyak dijumpai
karang yang patah rubble dan terumbu karang yang sudah mati dengan persentase 64.80, kecepatan arus di kawasan Segenom relatif lebih kuat di
banding dengan lokasi `penelitian yang lain berkisar 2.07 cmdetik dan kecerahan perairan sampai 100 sedangkan kawasan Gosong Sawo pada kedalaman 10
meter diduga disebabkan adanya aktivitas jalur pelayaran angkutan kapal motor keluar masuk Pulau Sebesi. Tutupan Alga tertinggi di kawasan Sainas pada
kedalaman 10 meter. Biota lainnya ditemukan disemua kawasan lokasi penelitian. Kawasan Segenom kedalaman 10 meter memiliki nilai abiotik tertinggi
sebesar 56.18 terdiri dari rubble sebesar 33.54 dan sand sebesar 22.64 sedangkan yang tidak ada ditemukan abiotik pada kawasan Segenom kedalaman 3
meter, kawasan Gosong Sawo pada kedalaman 10 meter, kawasan Sianas kedalaman 3 meter dan kawasan Sianas Ujung pada kedalaman 3 meter lihat
Gambar 15 dan Lampiran I. Secara umum kondisi tutupan karang keras untuk kesehatan terumbu karang di Pulau Sebesi dikategorikan kondisi sedang 25-
49.9 berdasarkan formulasi Gomez dan Yap 1988 dengan rata-rata nilai
persentase tutupan karang keras sebesar 35.11. berikut uraian kondisi lokasi stasiun penelitian.
Stasiun Segenom
Lokasi pengamatan ini memiliki hamparan datar karang ±100.00 meter kearah laut. Substrat pantai tersusun dari pasir yang ditumbuhi oleh tumbuhan
pantai. Pada kedalaman 3 meter banyak ditemukan karang mati. Pertumbuhan karang ditemukan mulai dari 1 meter sampai kedalaman 14 meter. Bentuk
pertumbuhan karang didominasi oleh Coral encrusting CE pada kedalaman 3 meter dan pada kedalaman 10 meter didominasi oleh Acropora submassive
ACS. Hasil pengamatan dengan menggunakan metode LIT diperoleh persentase tutupan karang keras 19.32 pada kedalaman 3 meter dan pada kedalaman 10
meter 39.48. Kondisi tutupan karang keras untuk kesehatan terumbu karang di kawasan Segenom pada kedalaman 3 meter dikategorikan kondisi rusak 0-
24.9 dan pada kedalaman 10 meter dikategorikan sedang dikategorikan kondisi sedang 25-49.9 berdasarkan formulasi Gomez dan Yap 1988.
Stasiun Pulau Umang-Umang
Lokasi stasiun Pulau Umang-Umang ini memiliki hamparan datar karang ±100.50 meter kearah laut. Substrat pantai tersusun dari pasir dan batu-batuan
yang ditumbuhi oleh tumbuhan pantai. Pada kedalaman 10 meter tidak ditemukan karang mati. Bentuk pertumbuhan karang didominasi Coral branching CB pada
kedalaman 3 meter sedangkan pada kedalaman 10 meter didominasi oleh Acropora
tabulate ACT. Pada kedalaman 3 meter banyak ditemukan biota lain seperti Soft coral SC. Hasil pengamatan dengan menggunakan metode LIT
diperoleh persentase tutupan karang keras 18.16 pada kedalaman 3 meter dan pada kedalaman 10 meter 40.18. Kondisi tutupan karang keras untuk kesehatan
terumbu karang di kawasan Pulau Umang-Umang pada kedalaman 3 meter dikategorikan kondisi rusak 0-24.9 dan pada kedalaman 10 meter
dikategorikan sedang dikategorikan kondisi sedang 25-49.9 berdasarkan formulasi Gomez dan Yap 1988.
Stasiun Gosong Sawo
Lokasi stasiun Gosong Sawo ini memiliki hamparan datar karang ±150.00 meter kearah laut. Substrat pantai tersusun dari pasir. Pada kedalaman 10 meter
ditemukan banyak karang mati. Bentuk pertumbuhan karang didominasi Coral massive CM pada kedalaman 3 meter sedangkan pada kedalaman 10 meter
didominasi oleh Coral encrusting CE. Hasil pengamatan dengan menggunakan metode LIT diperoleh persentase tutupan karang keras 32.78 pada kedalaman 3
meter dan pada kedalaman 10 meter 19.32. Kondisi tutupan karang keras untuk kesehatan terumbu karang di kawasan Pulau Umang-Umang pada kedalaman 3
meter dikategorikan kondisi sedang 25-49.9 dan pada kedalaman 10 meter dikategorikan sedang dikategorikan kondisi rusak 0-24.9 berdasarkan
formulasi Gomez dan Yap 1988.
Stasiun Regan Lada
Lokasi stasiun Regan Lada ini memiliki hamparan datar karang ±100.00 meter kearah laut. Substrat pantai tersusun dari pasir yang ditumbuhi oleh
tumbuhan pantai. Pada kedalaman 10 meter banyak ditemukan karang mati dan permukaan berarus. Pada kedalaman 3 meter kondisi permukaan tenang. Bentuk
pertumbuhan karang didominasi Coral massive CM pada kedalaman 3 meter sedangkan pada kedalaman 10 meter didominasi oleh Coral encrusting CE. Pada
kedalaman 10 meter banyak ditemukan biota lain seperti Soft coral SC. Hasil pengamatan dengan menggunakan metode LIT diperoleh persentase tutupan
karang keras 23.90 pada kedalaman 3 meter dan pada kedalaman 10 meter 0.50. Kondisi tutupan karang keras untuk kesehatan terumbu karang di kawasan
Regan Lada pada kedalaman 3 meter dan kedalaman 10 meter dikategorikan kondisi rusak 0-24.9 berdasarkan formulasi Gomez dan Yap 1988.
Stasiun Sianas
Lokasi stasiun Sianas ini memiliki hamparan datar karang ±100.00 meter kearah laut. Substrat pantai tersusun dari pasir dan dekat dengan pemukiman
penduduk. Pada kedalaman 10 meter tidak ditemukan karang mati. Bentuk pertumbuhan karang didominasi Coral foliose CF pada kedalaman 3 meter
sedangkan pada kedalaman 10 meter didominasi oleh Acropora branching ACB.
Pada kedalaman 3 meter dan 10 meter banyak ditemukan algae. Hasil pengamatan dengan menggunakan metode LIT diperoleh persentase tutupan karang keras
57.86 pada kedalaman 3 meter dan pada kedalaman 10 meter 40.30. Kondisi tutupan karang keras untuk kesehatan terumbu karang di kawasan Regan Lada
pada kedalaman 3 meter dikategorikan kondisi baik 25-74.9 dan pada kedalaman 10 meter dikategorikan sedang dikategorikan kondisi sedang 25-
49.9 berdasarkan formulasi Gomez dan Yap 1988.
Stasiun Sianas Ujung
Lokasi stasiun Sianas ini memiliki hamparan datar karang ±100.00 meter kearah laut. Substrat pantai tersusun dari pasir yang ditumbuhi tumbuhan pantai.
Pada kedalaman 3 meter ditemukan karang mati. Bentuk pertumbuhan karang didominasi Coral foliose CF pada kedalaman 3 meter sedangkan pada
kedalaman 10 meter didominasi oleh Coral massive CM. Pada kedalaman 3 meter dan 10 meter banyak ditemukan algae. Hasil pengamatan dengan
menggunakan metode LIT diperoleh persentase tutupan karang keras 55.48 pada kedalaman 3 meter dan pada kedalaman 10 meter 30.04. Kondisi tutupan
karang keras untuk kesehatan terumbu karang di kawasan Regan Lada pada kedalaman 3 meter dikategorikan kondisi baik 50-74.9 dan pada kedalaman
10 meter dikategorikan sedang dikategorikan kondisi sedang 25-49.9 berdasarkan formulasi Gomez dan Yap 1988.
B. Karang Keras
Berdasarkan pengamatan karang keras hard coral dengan kategori dalam bentuk tumbuhnya lifeform ditemukan jumlah lifeform setiap kawasan penelitian
bervariasi. Sedangkan kategori karang keras hard coral yang ada di Pulau Sebesi terdiri dari Acropora dan Non- Acropora. Jenis Acropora yang ditemukan
yaitu Acropora tabulate ACT, Acropora digitata ACD, Acropora submassive ACS, Acropora branching ACB dan Acropora encrusting ACE. Kategori
Acropora ditemukan di semua lokasi penilitian. Karang keras hard coral
kategori Acropora yang ditemukan di Pulau Sebesi dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16 Contoh gambar karang keras hard coral kategori Acropora di Pulau Sebesi.
Acropora tabulate ACT ditemukan di kawasan Segenom, Pulau Umang-
Umang, Regan Lada, Gosong Sawo dan Sianas Ujung sedangkan di Sianas tidak ada lihat Gambar 12 dan Lampiran I. Acropora tabulate ACT tertinggi di
Regan Lada pada kedalaman 3 meter sebesar 8.78 dan terendah di Sianas Ujung Sebesar 0.98 terdapat pada kedalaman 10 meter. Jenis Acropora digitata ACD
hanya ditemukan Segenom dan Gosong Sawo sedangkan di kawasan lain tidak ditemukan lihat Lampiran I dan Gambar 16. Acropora submassive ACS
dterdapat dikawasan Segenom pada kedalaman 10 meter 9.49 dan Pulau Umang-Umang pada kedalaman 3 meter 2.04. Jenis Acropora branching
ACB ditemukan hampir disemua kawasan kecuali di kawasan Segenom dan Gosong Sawo. Acropora branching ACB ini tertinggi ditemukan kawasan
Sianas 38.30 pada kedalaman 10 meter dan terendah di kawasan Sianas Ujung sebesar 3.74 pada kedalaman 10 meter. Sedangkan Acropora encrusting ACE
ditemukan hanya di kawasan Segenom, Pulau Umang-Umang dan Sianas Ujung masing-masing pada kedalaman 10 meter. Karang keras hard coral kategori
Acropora di Pulau Sebesi dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Karang keras hard coral kategori Acropora di Pulau Sebesi. Bentuk tumbuh lifeform terumbu karang dalam kategori Acropora yang
ditemukan di Pulau Sebesi tidak berbeda dengan yang ditemukan oleh Wiryawan et al
. 2002 yaitu terdiri dari Acropora branching ACB, Acropora digitata ACD, Acropora submassive ACS, Acropora encrusting ACE, Acropora
tabulate ACT. Karang keras hard coral kategori Non- Acropora yang ditemukan di
Pulau Sebesi meliputi Coral branching CB, Coral encrusting CE, Coral foliose CF, Coral massive CM, Coral submassive CS, Coral mushroom CMR,
Coral heliopora CHL dan Coral millepora CME. Karang keras hard coral
kategori Non-Acropora yang ditemukan di Pulau Sebesi dapat dilihat pada Gambar 18.
Hasil dari pengamatan di peroleh karang keras hard coral kategori Non- Acropora
di Pulau Sebesi lihat Gambar 19 dan Lampiran I yaitu untuk Coral branching CB ditemukan hampir disemua kawasan penelitian kecuali di
kawasan Sianas Ujung. Coral branching CB tertinggi ditemukan di kawasan Regal Lada pada kedalaman 3 meter sebesar 16.40 dan terendah di kawasan
Segenom pada kedalaman 3 meter. Coral encrusting CE ditemukan hampir semua di lokasi penelitian kecuali kawasan Pulau Umang-Uman. Coral encrusting
CE tertinggi ditemukan di kawasan Segenom dan Gososng Sawo sebesar 8.76 sedangkan terendah pada kawasan Regan Lada sebesar 0.74 yang ditemukan
pada kedalaman 3 meter.
Gambar 18 Contoh gambar karang keras hard coral kategori Non-Acropora di Pulau Sebesi.
Kategori Coral foliose CF ditemukan hanya di kawasan Segenom. Regan Lada, Sianas dan Sianas Ujung sedangkan di Pulau Umang-Umang dan Gosong
Sawo tidak ada. Coral foliose CF tertinggi terdapat kawasan Sianas Ujung pada kedalaman 3 meter sebesar 47.70 dan terendah pada kawasan Regan Lada
dengan kedalaman 3 meter sebesar 1.96. Karang keras hard coral kategori Non-Acropora di Pulau Sebesi dapat dilihat pada Gambar 19.
Berdasarkan Gambar 19 dan Lampiran I menunjukkan bahwa kategori Coral
massive CM ditemukan hampir disemua kawasan kecuali di kawasan Pulau Umang-Umang kedalaman 10 meter tidak ada. Coral massive CM
tertinggi pada kawasan Regan Lada pada kedalaman 3 meter sebesar 27.20 dan terendah pada kawasan Sianas pada kedalaman 10 meter sebesar 0.44. Kategori
Coral submassive CS hanya ditemukan di kawasan Sianas pada kedalaman 10
meter sebesar 0.36 sedangkan di kawasan yang lain tidak ada. Kategori Coral mushroom CMR terdapat di kawasan Pulau Umang-Umang pada kedalaman 10
meter sebesar 1.98 dan kawasan Sianas Ujung pada kedalaman 10 meter dengan persentase sebesar 5.68.
Gambar 19 Karang keras hard coral kategori Non-Acropora di Pulau Sebesi. Kategori Coral heliopora CHL terdapat di kawasn Segenom, Gosong
Saw, dan Sianas Ujung. Kategori Coral heliopora CHL tertinggi terdapat di kawasan Sianas Ujung pada kedalaman 10 meter dan persentase terendah terdapat
di kawasan Gosong Sawo sebesar 0.74 pada kedalaman 3 meter. Kategori Coral millepora CME ditemukan hanya di kawasan Pulau Umang-Umang pada
kedalaman 3 meter 1.18 dan kawasan Sianas pada kedalaman 3 meter 0.68.
Jumlah dan jenis lifeforms terumbu karang lihat Lampiran 2 menunjukkan bahwa jumlah dan jenis lifeforms di Pulau Sebesi berkisar antara 5-
8 lifeforms. Jumlah dan jenis lifeforms tertinggi di kawasan Sianas Ujung sebesar 8 lifeforms pada kedalaman 10 meter yang terdiri dari Acropora branching ACB,
Acropora encrusting ACE, Acropora tabulate ACT, Coral massive CM,
Coral mushroom CMR, Coral
heliopora CHL, Soft Coral SC dan OT. Sedangkan terendah ditemukan di kawasan Pulau Umang-Umang pada kedalaman
10 meter sebesar 5 lifeform Acropora branching ACB, Acropora encrusting ACE, Acropora tabulate ACT, Coral mushroom CMR dan Soft Coral SC.
Kawasan Regan Lada pada kedalaman 10 meter sebesar 5 lifeforms Acropora branching ACB, Coral branching CB, Coral encrusting CE, Coral massive
CM dan Soft Coral SC. Kawasan Sianas pada kedalaman 3 meter sebsar 5
lifeforms Acropora branching ACB, Coral encrusting CE, Coral foliose CF,
Coral massive CM dan Coral millepora CME serta kawasan Sianas Ujung
sebesar 5 lifeforms Acropora branching ACB, Coral encrusting CE, Coral foliose CF, Coral massive CM dan Soft Coral SC.
5.1.3. Kondisi Ikan Karang
Hasil identifikasi ikan karang pengamatan pada 12 stasiun penelitian lihat Lampiran 3 ditemukan 103 jenis ikan karang yan tergolong kedalam 21 famili.
Famili Pomacentridae merupakan famili yang jumlah spesiesnya paling banyak sebesar 37 spesies. Jumlah spesies ikan yang paling banyak ditemukan adalah di
kawasan Gosong Sawo pada kedalaman 3 meter sebanyak 35 spesies dan paling rendah di kawasan Segenom kedalaman 3 meter dengan jumlah 12 spesies. Hal ini
tidak jauh berbeda dengan Putra 2001 jumlah spesies terbanyak dari famili Pomacentridae sebanyak 51 spesies.
Masih cukup
banyak dijumpai
ikan indikator
ikan kepe-kepe
Chaetodontidae, menandakan
kondisi terumbu
karangnya cukup
baik. Kehadiran ikan kepe-kepe merupakan indikator menandakan ekosistem terumbu
karang masih sehat. Selama penelitian ditemukan 11 jenis ikan kepe-kepe. Menurut Myer dan Randall 1983 menyatakan bahwa kehadiran ikan kepe-kepe
tidak lepas dari keberadaan terumbu karang, karena ikan ini merupakan salah satu indikator kesehatan karang. Semakin beragam spesies ikan karang dari kelompok
indikator ini menunjukkan tingkat kesuburan karang semakin tinggi. Famili dan spesies ikan yang ditemukan dengan Underwater Visual Census UVC di Pulau
Sebesi dapat dilihat pada Tabel 15. Berdasarkan Tabel 15 dan Lampiran 3 diperoleh bahwa komposisi ikan
karang yang ditemukan pada semua lokasi penelitian dibagi dalam kelompok ikan target, ikan indikator dan ikan utama. Famili yang teramati adalah Labridae,
Nemipteridae, Nemipteridae,
Serranidae, Chaetodontidae,
Acanthuridae, Apogonidae, Balistidae, Caesionidae, Gobiidae, Labridae, mullidae, ostraciidae,
Phempherididae, Pomancanthidae,
Pomacentridae, Raynidae,
Scaridae, Scorpainidae, Siganidae dan Tetradontiade.
Hal ini tidak jauh berbeda yang menurut Wiryawan et al. 2002 bahwa ikan karang di Pulau Sebesi antara lain yaitu ikan utama yang berasal dari famili
Serranidae, Lutjanidae, Haemulidae, Caesionidae, dan Lethridae. Ikan indikator dari famili Chaetodontidae dan ikan yang berfungsi dalam rantai makanan dari
famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae, Labridae, Siganidae, Muliidae, dan Apogonidae. Adrim dan Hutomo 1989 menyatakan bahwa keberadaan famili
Chaetodontidae bergantung pada kondisi ekosistem terumbu karang setempat. Tabel 15. Famili dan spesies ikan yang ditemukan dengan Metode Visual Sensus
UTV di Pulau Sebesi
IKAN TARGET BALISTIDAE
66 Chromis margaritifer
LABRIDAE 33
Balistapus undulatus 67
Chromis nitida 1
Anampses femininus CAESIONIDAE
68 Chromis sp
2 Cheilinus undulatus
34 Caesio cuning
69 Chromis xanthura
3 Cirrhilabrus lineatus
GOBIIDAE 70
Chryseptera leucopoma 4
Labroides dimidiatus 35
Ptereleotris evides 71
Chrysiptera caeruleolineata
5 Hemigymnus fasciatus
LABRIDAE 72
Chrysiptera parasema 6
Hemigymnus melapterus 36
Anampses lineatus 73
Chrysiptera sp
7 Halichoeres marginatus
37 Anampses
sp 74
Dischistodus prosopotaenia 8
Halichoeres melanurus 38
Coris gaimard 75
Neopomacenthus vialaceus 9
Halichoeres melanochir 39
Ghomposus varius 76
Paraglyphidodon melas 10
Thalassoma lunare 40
Halichoeres melanurus 77
Pomacentris moluccensis NEMIPTERIDAE
41 Halichoeres
sp 78
Pomacentrus alexanderae 11
Scolopsis bilineata 42
Labroides dimidiatus 79
Pomacentrus amboinensis 12
Scolopsis bilineatus 43
Thalassoma lunare 80
Pomacentrus biachialis 13
Scolopsis lineatus MULLIDAE
81 Pomacentrus chrysurus
SERRANIDAE 44
Parupeneus barberinoides 82
Pomacentrus moluccensis 14
Epinephelus macrospilos 45
Parupeneus barberinus 83
Pomacentrus simsiang 46
Gymnothorax undulatis 84
Pomacentrus tripunctatus
IKAN INDIKATOR OSTRACIIDAE
85 Premnas biaculleatus
CHAETODONTIDAE 47
Ostracion cubicus 86
Stegates aureus 15
Chaetodon aurofasciatus PHEMPHERIDIDAE
RAYNIDAE 16
Chaetodon collare 48
Phemperis analis 87
Taeniura lymma 17
Chaetodon guentheri POMANCANTHIDAE
SCARIDAE 18
Chaetodon klenii 49
Centropyge sp
88 Scarus altipinnis
19 Chaetodon ocellicaudus
POMACENTRIDAE 89
Scarus atropectoralis 20
Chaetodon octofasciatus 50
Abudelduf lecogaster 90
Scarus bleekeri 21
Chaetodon sp
51 Abudefduf vaigiensis
91 Scarus frenatus
22 Chaetodon trifasciatus
52 Amblyglyphidodon
leucogaster 92
Scarus ghobban 23
Chaetodon vagabundus 53
Amblyglyphidodon curacao
93 Scarus hypselopterus
24 Chaetodon rostratus
54 Amphiprion ephippium
94 Scarus niger
25 Heniochus monoceros
55 Amphiprion frenatus
95 Scarus sordidus
56 Amphiprion ocellaris
96 Scarus
sp
IKAN UTAMA 57
Amphiprion sandaracinos 97
Scarus tricolor ACANTHURIDAE
58 Amphiprion
sp SCORPAINIDAE
26 Acanthurus
sp 59
Centropyge flavissimus 98
Pterois antennata 27
Acanthurus albipectoralis 60
Chaetodontoplus analis 99
Scorpaenopsis oxychepalus 28
Acanthurus blochii 61
Chaetodontoplus mesoleucus
SIGANIDAE 29
Acanthurus lineatus 62
Chaetodontoplus septemtrionalis
100 Siganus corallinus
30 Zanclus canescens
63 Chromis amboinensis
101 Siganus vulpinus
APOGONIDAE 64
Chromis analis TETRADONTIADE
31 Apogon compressus
65 Chromis caudalis
102 Canthigaster valentini
AULOSTOMIDAE 103
Canthigaster amboinensis 32
Aulostomus chinensis
Pulau Sebesi ikan karang famili Pomacentridae paling banyak di jumpai dengan jumlah 37 jenis dibanding dengan famili ikan karang yang lain. Ikan
karang famili Pomacentridae tinggi diduga ikan karang ini merupakan pemakan plankton, alga dan omnivore. Hal ini sesuai menurut montgomeri et al 1980 in
Hukom 2000 menyatakan bahwa salah satu famili ikan karang yang selalu ditemukan di daerah terumbu karang adalah dari famili Pomacentridae. Famili
Pomacentridae merupakan salah satu famili ikan karang yang dominan pada komunitas ikan karang di suatu ekosistem terumbu karang. Beberapa jenis ikan
karang yang teramati di Pulau Sebesi dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Beberapa jenis ikan karang yang teramati di Pulau Sebesi.
5.2. Kesesuaian Kawasan Pengembangan Wisata Bahari
Pembobotan kesesuaian kawasan pengembangan wisata bahari untuk wisata daving dan snorkling di lakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor
pembatas yang terdiri dari kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis life form
, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamparan terumbu karang.