Lokasi dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Penelitian Jenis dan Sumber Data

41 Gambar 3 Peta stasiun penelitian Biofisik Pulau Sebesi Provinsi Lampung. 42 Gambar 4 Peta stasiun penelitian sosek Pulau Sebesi Provinsi Lampung. Pariwisata, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA, Dinas Perhubungan, Badan Lingkungan Hidup, Badan Pusat Statistik, Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lampung Selatan, Kantor Kecamatan Rajabasa, Kantor Desa Tejang Pulau Sebesi dan Badan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Pulau Sebesi. Peta-peta pendukung diperoleh dari instansi BTIC Biotrop, Dishidros TNI AL dan BAKOSURTANAL. 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Parameter Lingkungan Metode pengukuran parameter lingkungan dilakukan secara sengaja purposive sampling berdasarkan ada komunitas karang dengan jumlah stasiun pengamatan adalah 6 buah Lihat Gambar 3. Masing pada kedalaman 3 meter dan 10 meter. Data parameter lingkungan yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data parameter lingkungan No Paremeter Satuan Alat dan Bahan Keterangan 1 Kecerahan meter Secchi disc In situ 2 Kedalaman meter Tali pengukur dan konsul In situ 3 Kecepatan Arus cmdtk Flow meter dan stop watch In situ

3.4.2. Data Komunitas Karang

Stasiun pengamatan komunitas karang dilakukan 6 stasiun di lokasi penelitian lihat Gambar 3 yang dianggap mewakili kondisi terumbu karang pada masing-masing kedalaman 10 meter dan kedalaman 3 meter. Transek pengambilan data ditetapkan setelah melihat hasil citra dan observasi pendahuluan dengan mengelilingi Pulau Sebesi sebagai lokasi penelitian. Batasan area studi dilakukan hanya di sisi timur Pulau Sebesi yang tidak membahayakan penyelaman dalam pengambilan data komunitas karang. Metode yang digunakan untuk penentuan kondisi komunitas karang adalah metode Line Intercept Transect LIT dengan menentukan bentuk pertumbuhan lifeform karang dan persentase luasan penutupan karang dengan melihat nilai kategori English et al. 1994. Teknis pelaksanaan dilapangan yaitu seorang penyelam meletakan meteran sepanjang rataan terumbu reef flat horizontal garis pantai sampai daerah tubir reef crest. Kemudian dilakukan pencatatan karang yang berada tepat digaris meteran dengan ketelitian hingga sentimeter, pengamatan biota pengisi habitat dasar didasarkan pada bentuk pertumbuhan lifeform yang memiliki kode-kode tertentu English et al. 1994, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Daftar penggolongan komponen dasar penyusun ekosistem terumbu karang berdasarkan lifeform karang dan kodenya Sumber: English et al. 1994

3.4.3. Data Ikan Karang

Data ikan karang dalam penelitian ini diperoleh dengan metode Underwater Visual Census UVC pada transek terumbu karang yang sama yaitu metode untuk mengidentifikasi ikan karang melalui pengamatan terhadap ikan- ikan karang yang ditemukan pada jarak 2.5 meter ke kiri dan kanan di garis Kategori Kode Keterangan Dead Coral DC Baru saja mati, warna putih atau putih kotor Dead Coral with Alga DCA Karang masih berdiri, struktur skeletal masih terlihat Acropora Branching ACB Paling tidak 2 o Percabangan. Memiliki axial dan radial coralit Encrusting ACE Biasanya merupakan dasar dari bentuk acropora belum dewasa Submassive ACS Tegak dengan bentuk seperti baji Digitae ACD Bercabang tidak lebih 2 o Tabulate ACT Bentuk seperti meja datar Non- Acropora Branching CB Paling tidak 2 o Percabangan. Memiliki axial dan radial coralit Encrusting CE Sebagian besar terikat pada substrat mengerak. Paling tidak 2 o percabangan Foliose CF Karang terikat pada satu atau lebih titik, seperti daun, atau berupa piring Massive CM Seperti batu besar atau gundukan Submassive CS Berbentuk tiang kecil, kenop atau baji Mushroom CMR Soliter, karang hidup bebas dari genera Heliopora CHL Karang biru Millepora CML Karang api Tubipora CTU Bentuk seperti pipa-pipa kecil Soft Coral SC Karang bentuk lunak Sponge SP Zeanthids ZO Others OT Ascidians, anemon, georgonian dan lain-lain Alga Alga assemblage AA Corallinee alga CA Halimeda HA Macroalga MA Turf Alga TA Abiotik Sand S Pasir Rubble R Patahan karang yang ukuran kecil Silt SL Pasir berlumpur Water W Air Rock RCK Batu transek. Keberadaan ikan karang dicatat berdasarkan gambar panduan jenis-jenis ikan karang yang dibawa oleh penyelam dan penentuan jumlah jenis ikan karang tersebut dilakukan berdasarkan nama latin spesiesnya English et al. 1994.

3.4.4. Data Sosial

Pengumpulan data sosial sebagai bahan analisis persepsi masyarakat, Nilai Visual Objek Wisata Bahari SBE dan penentuan prioritas alternatife strategi dan kebijakan bagi pengembangan wisata bahari melalui wawancara menggunakan kuesioner lihat Lampiran 14, 15, dan 16. Responden yang diambil untuk analisis persepsi masyarakat, nilai visual objek wisata bahari berdasarkan teknik purposive sampling lokasi stasiun penelitian sosek lihat Gambar 4. Dalam penentuan jumlah responden didasarkan pada pendapat atau saran para ahli riset yaitu menyarankan untuk pengambilan sampel sebesar 10 dari populasi atau minimal 30 orang Azwar S 1999 in Anggaini 2009. Diperoleh responden berjumlah 35 orang yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemerintah, pedagang, nelayan, pemandu wisata, wisatawan dan karang taruna. Responden dalam penentuan prioritas arahan strategi dan kebijakan pengembangan wisata bahari dipilih secara purposive sampling yaitu penentuan responden dengan pertimbangan bahwa responden adalah pelaku individu atau lembaga yang mempengaruhi pengambilan kebijakan baik langsung maupun tidak langsung, responden memiliki keahlian khusus dan dianggap mempunyai kemampuan dan mengerti permasalahan yang terkait dengan pengembangan wisata bahari Pulau Sebesi. Responden dalam analisis penentuan strategi dan kebijakan dalam pengembangan wisata bahari berjumlah 11 orang yang terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat dan swasta. Responden dari unsur pemerintah di lingkup pemerintah Kabupaten Lampung Selatan berjumlah 6 orang yaitu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan, Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lampung Selatan, Kasi Bidang Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Selatan, Sekretaris Bapedalda Kabupaten Lampung Selatan, Dinas Bappeda Kabupaten Lampung Selatan, dan Kepala Desa Tejang Pulau Sebesi. Responden dari unsur swasta berjumlah 2 orang. Sedangkan responden dari unsur masyarakat berjumlah 3 orang terdiri dari tokoh masyarakat Pulau Sebesi.