Gambar 32 Grafik persentase penduduk di Pulau Sebesi berdasarkan status tingkat pendidikan Tahun 2010 sumber: Kantor Kepala Desa Tejang 2010
5.5.4.3. Komponen Peluang Opportunities
Komponen peluang dinilai sebagai prioritas ketiga dalam penentuan kebijakan pengembangan wisata bahari menjelaskan bahwa tingkat optimisme
seluruh stakeholder terhadap potensi sumbedaya Pulau Sebesi cukup menunjang upaya pengembangan wisata bahari. Terdapat beberapa komponen yang
dipertimbangkan dalam melihat komponen peluang, antar lain yaitu peluang trigger PAD nilai bobot 0.610 peluang target PEMDA Lampung Selatan nilai
bobot 0.225 dan peluang dukungan dari LSM dan donator nilai bobot 0.166 Nilai bobot komponen peluang dapat dilihat pada Tabel 27 dan
pembanding dengan hasil nilai keseluruhan pembobotan struktur hierarki dalam penentuan kebijakan pengembangan wisata bahari berbasis ekologi di Pulau
Sebesi Provinsi Lampung dari gabungan pendapat seluruh stakeholder dapat dilihat pada Gambar 31.
Tabel 27 Nilai bobot komponen peluang dalam penentuan prioritas kebijakan pengembangan wisata bahari Pulau Sebesi
No. Kriteria
Bobot Persentase Prioritas
1. Trigger
PAD 0.610
61.7 1
2. Target PEMDA Lampung Selatan
0.225 22.5
2 3.
Peluang dukungan dari LSM dan donator
0.166 16.6
3 Sumber: Hasil olahan data primer
Pemilihan triger PAD sebagai prioritas peluang utama 61.7 dari komponen peluang karena melihat pengembangan wisata bahari diharapakan
mampu memberikan masukan terhadap PAD sejalan dengan penetapan Pulau Sebesi menjadi salah satu Objek Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Lampung
Selatan.
5.5.4.4. Komponen Ancaman Threats
Pemilihan komponen ancaman menjadi prioritas terakhir memperlihatkan bahwa seluruh stakeholder terhadap ancaman bagi sumberdaya Pulau Sebesi yang
ada bukan
sebagai situasi
yang sangat
menghambat dalam
kegiatan pengembangan wisata bahari. Disini terlihat bahwa seluruh stakeholder
menganggap masih
dapat diminimalisir.
Adapun komponen
yang dipertimbangkan dalam komponen ancaman, diantaranya adalah pencemaran
nilai bobot 0.641, spesies memiliki nilai ekonomi tinggi nilai bobot 0.293 dan degradasi SDA nilai bobot 0.067.
Nilai bobot komponen ancaman dapat dilihat pada Tabel 28 dan pembanding dengan hasil nilai keseluruhan pembobotan struktur hierarki dalam
penentuan kebijakan pengembangan wisata bahari berbasis ekologi di Pulau Sebesi Provinsi Lampung dari gabungan pendapat seluruh stakeholder dapat
dilihat pada Gambar 31. Tabel 28 Nilai bobot komponen ancaman dalam penentuan prioritas kebijakan
pengembangan wisata bahari Pulau Sebesi No.
Kriteria Bobot
Persentase Prioritas 1.
Pencemaran 0.641
64.1 1
2. Spesies memiliki nilai ekonomi tinggi
0.293 29.3
2 3.
Kualitas perairan yang relatif baik 0.067
6.7 3
Sumber: Hasil olahan data primer
5.6. Alternatif Arahan Strategi dan Kebijakan Pengembangan Wisata Bahari
Pengembangan sebagai suatu proses yang membawa peningkatan kemampuan penduduk mengenai lingkungan sosial yang disertai dengan
meningkatnya taraf hidup mereka sebagai akibat dan penguasaan mereka. Dengan demikian, pengembangan adalah suatu proses yang menuju pada suatu kemajuan
Manurung 1998. Model Hierarki pengembangan kawasan wisata bahari dapat dilihat pada Lampiran 13.