Analisis A’WOT TINJAUAN PUSTAKA
Pada dasarnya metode dari AHP Analytical Hierarchy Process ini adalah; i memecah-mecah suatu situasi yang kompleks dan tak terstruktur ke
dalam bagian-bagian komponennya; ii menata bagian-bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hierarki; iii memberi nilai numerik pada pertimbangan
subyektif tentang relatif pentingnya setiap variabel; iv mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana memiliki prioritas paling tinggi
dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut Saaty 1993. Menurut Permadi 1992, kelebihan AHP Analytical Hierarchy Process
lebih disebabkan oleh fleksibilitasnya yang tinggi terutama dalam pembuatan hierarki. Sifat fleksibilitas tersebut membuat model AHP Analytical Hierarchy
Process dapat menangkap beberapa tujuan dan beberapa kriteria sekaligus dalam
sebuah model atau sebuah hierarki. Bahkan model tersebut dapat memecahkan masalah yang mempunyai tujuan-tujuan yang saling berlawanan, kriteria-kriteria
yang saling berlawanan dan tujuan serta kriteria yang saling berlawanan dalam sebuah model. Karenanya, keputusan yang dilahirkan dari model PHA tersebut
sudah memperhitungkan berbagai tujuan dan berbagai kriteria yang berbeda-beda atau bahkan saling bertentangan satu dengan yang lainnya. Masalah-masalah
seperti konflik, perencanaan, proyeksi, alokasi sumberdaya adalah beberapa dari banyak masalah yang dapat diselesaikan dengan baik oleh model PHA.
AHP Analytical Hierarchy Process merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana pengambilan
keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam pengambilan keputusan. Sebaiknya, sedapat mungkin dihindari
adanya penyederhanaan seperti membuat asumsi-asumsi dengan tujuan dapat diperoleh model yang kuantitatif. Dalam AHP Analytical Hierarchy Process,
penetapan prioritas kebijakan dilakukan dengan menangkap secara rasional persepsi orang, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang intangible tidak
terukur ke dalam aturan biasa sehingga dapat dibandingkan Saaty 1993. Poerwowidagdo 2003, menyatakan bahwa di dalam penyelesaian
persoalan dengan AHP Analytical Hierarchy Process terdapat tiga prinsip dasar yang harus di perhatikan, yaitu: i menggambarkan dan menguraikan secara
hierarki, yaitu memecah-mecah persoalan menjadi unsur-unsur terpisah, ii
pembedaan prioritas dan sintesis atau penetapan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif kepentingannya, dan iii konsistensi
logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria logis.
Tahapan analisis data dengan AHP Analytical Hierarchy Process menurut Saaty 1993 yaitu 1. Identifikasi sistem, 2. Penyusunan struktur
hierarki, 3. Membuat matriks perbandingankomparasi pairwise comparison, 4. Menghitung matriks pendapat individu, 5. Menghitung pendapat gabungan,
6. Pengolahan horisontal, 7. Pengolahan vertikal, dan 8. Revisi pendapat. Saaty 1993 menyatakan bahwa beberapa keuntungan menggunakan AHP
Analytical Hierarchy Process sebagai alat analisis yaitu 1. Memberi model
tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk beragam persoalan yang tidak terstruktur., 2. Memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan
sistem dalam memecahkan persoalan kompleks, 3. Dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam satu sistem dan tidak memaksakan
pemikiran linier, 4. Mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah- milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat, 5. Memberi suatu skala dalam mengukur hal-hal yang tidak terwujud untuk mendapatkan prioritas,
6. Melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas, 7. Menuntun ke suatu taksiran menyeluruh
tentang kebaikan setiap alternatif, 8. Mempertimbangkan prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik
berdasarkan tujuan-tujuan mereka, 9. Tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari penilaian yang berbeda-beda, dan
10. Memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan.
Analisis SWOT Strenght Weakness Opportunities Threats adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
organisasiperusahaan. Analisis tersebut didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strenght dan peluang Opportunities, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness dan ancaman Threats
Salusu 1996. Analisis SWOT merupakan suatu alat yang umum digunakan untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal dalam rangka mencapai
suatu pendekatan sistematis dan dukungan untuk suatu situasi pengambilan keputusan.
Rangkuti 2004 menyatakan bahwa matriks SWOT menghasilkan 4 strategi yaitu: 1. Strategi SO Strategi kekuatan-peluang, menciptakan strategi
yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, 2. Strategi WO Strategi
kelemahan-peluang, menciptakan
strategi yang
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang ada, 3. Strategi ST Strategi
kekuatan-ancaman, menciptakan strategi dengan memanfaatkan kekuatan untuk menghindari atau memperkecil dampak dari ancaman eksternal, dan 4. Strategi
WT strategi kelemahan-ancaman, didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan, serta menghindari ancaman.
Analisis SWOT dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu dari 2 model matriks, yaitu matriks SWOT atau matriks TOWS. Model matriks
mendahulukan faktor-faktor eksternal ancaman dan peluang, kemudian melihat kapabilitas internal kekuatan dan kelemahan. Suatu strategi dirumuskan setelah
TOWS selesai dianalisis Salusu 1996.