Rencana Jalur Wisata Pulau Sebesi

2. Jalur 2: Jalur dari Krakatoa Nirwana Resort Sumber: Peta Situs Selam Indonesia 2010 Gambar 10 Jalur wisata kategori diving di Provinsi Lampung. Sebuah wilayah penyelaman yang sangat unik dengan nilai sejarah dan kontur bawah air Krakatau sebagai atraksi utama. Disekitar Lampung sendiri juga tersebar deretan titik-titik selam lihat Gambar 10 dan Gambar 11 dengan model bawah air yang di dominasi gundukan terumbu dan batu-batuan yang sangat unik dan tidak dijumpai ditempat lain. Letak Lampung yang relatif dekat dengan Jakarta membuat lokasi penyelaman ini sangat ideal bagi yang ingin lepas dari hiruk pikuknya kota besar untuk menikmati pemandangan laut serta gunung Krakatau baik di atas permukaan maupun dibawah air. Penyelaman di daerah ini cukup menantang dan sering kali penuh kejutan dikarenakan pola arus selat sunda yang membawa nutrisi yang kaya bagi tumbuhnya terumbu karang serta menarik kedatangan ikan-ikan pelagis dan juga mamalia laut. Bulan terbaik bagi penyelam Februari-April Bulan terjelek bagi penyelam Desember-Januari. Rincian jalur- jalur wisata bahari Pulau Sebesi yaitu

A. Pulau Sebuku 1

Pulau Sebuku 1 memiliki arus lemah searah dengan garis pantai sering terjadi. Kondisi temperature terendah 27° dan tertinggi pada 29°C. Kedalaman maximum aktivitas diving pada kedalaman 15 meter. Rata-rata kedalaman terumbu karang pada 12 meter. Gambar 11 Jalur diving yang ada di Pulau-Pulau kecil sekitar Pulau Sebesi sumber: Peta Situs Selam Indonesia 2010. Kontur dasar perairan Pulau Sebuku 1 yaitu slope dan flat. Substrat pantai adalah pasir. Komposisi dasar Tanda-tanda kerusakan 3-8 meter terdapat bekas bom dengan sedimentasi sedang visibility horizontal 7 meter dan visibility vertikal 7 Meter. Gelombang di Pulau Sebuku 1 termasuk rendah. Kondisi plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata tutupan terumbu karang 40-80 jenis Patchy coral , Submerged reff Barrier reff Terumbu karang dominan karang keras. Variasi terumbu karang Sea fans Sea. Kondisi ikan secara umum sedang. Pulau Sebesi 1 dapat dinikmati untuk semua penyelam. Potensi penyelaman terletak diantara Pulau Sebuku Besar dan Pulau Sebuku Kecil. Pulau Sebuku 1 memiliki ikan pelagis, yaitu Trevallies, Snapper, Sweetlips pada kedalaman 10-12 meter. Spesies dominan yaitu Sweetlips dengan kepadatan rendah dan frekuensi kemunculan sering. Jenis Ikan karang yang ada di Pulau Sebuku 1 antara lain Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot, Puffer pada kedalaman 5-15 meter. Species yang paling dominan Cardinal dengan kepadatan sedang dan frekuensi kemunculan sering Ikan dasar Jenis Gobies, Lionfish Kedalaman 8-12 M Species dominan Gobies Kepadatan rendah Frekuensi kemunculan jarang. Molusca, enis Nudibranch, Shell Kedalaman 6-15 M Species dominan Nudibranch dengan kepadatan rendah Peta Situs Selam Indonesia 2010.

B. Pulau Sebuku II

Pulau Sebesi II kondisi arus lemah searah dengan pantai kadang terjadi. Suhu terendah 27 °C Suhu tertinggi 29 °C . Kedalaman maximum penyelam 15 meter dan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut Pulau Sebuku II berbentuk flat . Komposisi dasar perairan Pulau Sebuku II yaitu pasir. Komposisi dasar tanda-tanda kerusakan adanya bekas bom di daerah 4-10 meter. Kondisi sedimentasi sedang dengan visibility horizontal 7 meter dan Visibility vertikal 7 meter. Pulau Sebuku II memilki gelombang rendah. kondisi plankton rendah Kondisi umum rata-rata tutupan terumbu 40-80. Terumbu dominan karang keras. Ada sisa bangkai kapal tenggelam. Lokasi Pulau Sebuku II dapat dilakukan semua penyelam . potensi penyelaman terletak diantara Pulau Sebuku Besar dan Pulau Sebuku Kecil. Ikan pelagis yang terdapat di Pulau Sebuku II yaitu jenis Trevallies, Snapper, Sweetlips pada kedalaman 10-12 Meter. Spesies dominan ikan pelagis adalah Sweetlips dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan karang yang terdapat di Pulau Sebuku II yaitu jenis Butterfly, Cardinal, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot pada kedalaman 5-15 meter. Spesies ikan karang yang dominan Cardinal dengan kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan dasar di Pulau Sebuku II yaitu jenis Gobies, Lionfish pada kedalaman 8-12 meter dengan Spesies dominan Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang Peta Situs Selam Indonesia 2010.

C. Pulau Sertung

Pulau Sertung kondisi arus sering terjadi. Suhu terendah yang ada di Pulau Sertung 27 °C dan Suhu tertinggi 29 °C. Kedalaman maximum penyelaman 12 meter dengan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut di Pulau Sertung flat . Komposisi dasar perairan Pulau Sertung adalah pasir. Komposisi dasar dominasi oleh abu vulkanis. Tanda-tanda kerusakan ada beberapa karang tertutup abu vulkanis dengan tingkat sedimentasi sedang. kondisi Visibility horizontal 8 meter dan Visibility vertikal 10 meter. Pulau Sertung memiliki gelombang sedang dan plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang adalah jelek. Dimana tutupan terumbu kurang dari 40. Terumbu karang yang dominan karang keras . Hal-hal menarik adanya gundukan karang keras yang mati karena tertutup abu vulkanis dan mulai ditumbuhi karang karang baru yang disebut proses suksesi. Di daerah slope 8 meter sering dijumpai Garden Eel. Lokasi Pulau Sertung dapat dilakukan untuk semua penyelam. Potensi penyelaman jarak pandang yang tidak bagus. Ikan karang yang ada di Pulau Sertung adalah jenis Grouper, Damselfish, Wrasse dan Parrot pada kedalaman 4 meter. Spesies ikan karang yang paling dominan adalah jenis Damselfish dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Ikan dasar yang terdapat di Pulau Sertung yaitu jenis Gobies, Moray, Garden Eel pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Pulau Sertung sering dijumpai gurita pada kedalaman 4 meter dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang Peta Situs Selam Indonesia 2010.

D. Pulau Panjang

Pulau Panjang memiliki kondisi arus jarang. Suhu terendah di Pulau Panjang 27 °C dan Suhu tertinggi 29 °C. Tingkat kedalaman maximum penyelam 8 meter dengan rata-rata kedalaman 6 meter. Pulau Panjang memiliki kontur dasar laut flat. Komposisi dasar Pulau Panjang yaitu pasir dari debu vulkanis, daerah dangkal 4 meter tertutup oleh terumbu karang keras. Tanda-tanda kerusakan ditemukan bekas bom dengan sedimentasi sedang. Pulau Panjang memiliki visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Panjang memiliki gelombang sedang. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang rata-rata tutupan terumbu 40-80. Terumbu karang yang dominan karang keras. Hal-hal menarik Pulau Panjang dapat dilakukan untuk semua penyelam. Pulau Panjang ditemukan gerombolan ikan pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu Fusiliers serta frekuensi kemunculan sering Keterangan Fusiliers, Batfish. Ikan karang Jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot, Surgeon, Trigger, Puffer, Porcupine pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu Damselfish. Kepadatan sedang serta rekuensi kemunculan sering. Jenis Ikan dasar di Pulau Panjang yaitu jenis Gobies, Moray, Lionfish, Goatfish pada kedalaman 4 meter dan spesies dominan yaitu Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering Peta Situs Selam Indonesia 2010.

E. Pulau Krakata

Pulau Krakata Boatman Rooth memiliki kondisi arus lemah di daerah dangkal 4 meter. Suhu terendah 27 °C dan Suhu tertinggi 30 °C. Pulau Krakata kedalaman maximum penyelaan 30 meter dengan rata-rata kedalaman 25 meter. Pulau Kratata memiliki ontur dasar laut dropoff dan slope. Komposisi dasar Pulau Krakata yaitu pasir dan batu. Komposisi dasar sebagian besar merupakan batuan vulkanik dan pasir vulkanik. Pulau Krakata memiliki sedimentasi sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Krakata memiliki gelombang rendah. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata tutupan terumbu kurang dari 40 yang dominan karang keras. Hal-hal menarik batuan vulkanik berupa dinding dikombinasi dengan slope serta beberapa bagian mirip dengan pondasi bangunan. Lokasi Pulau Krakata tepat untuk semua penyelam Peta Situs Selam Indonesia 2010. Pulau Krakata ditemukan gerombolan ikan, pada kedalaman 10 meter dengan spesies dominan Fusiliers yang frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan pelagis yaitu jenis Snapper, Fusiliers dan Sweetlips pada kedalaman 10 meter. Dimana spesies dominan yaitu Fusiliers dengan kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering. Pulau Krakata memiliki ikan karang yang terdiri dari jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Wrasse, Parrot, Surgeon, Trigger dan Puffer yang ditemukan pada kedalaman 8 meter. Spesies dominan yaitu Damselfish dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Ikan dasar yang terdapat di Pulau Krakata yaitu terdiri dari jenis Gobies, Moray, Lionfish dan Blennies pada kedalaman 4 meter dimana spesies dominan yaitu Blennies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Pulau Krakata juga ditemukan udang pada kedalaman 8 meter. Rute menuju gunung Krakatau berliku-liku, penuh tantangan, serta terik matahari dan panas pasir yang tidak kenal kompromi, namun semuanya akan terobati ketika berhasil menaklukkan gunung yang berada di tengah-tengah lautan ini. Letusan dahsyatnya pada tahun 1883 memang menghancurkan tiga perempat tubuh Gunung Krakatau, namun letusan itu juga menyisakan bentangan alam yang sangat elok dipandang mata. Pesona kaldera kawah besar yang dikelilingi oleh Gunung Rakata Besar, Gunung Rakata KecilGunung Panjang, dan Gunung Sertung menambah daya tarik kawasan ini. Sekalipun tergolong daerah tandus, namun kawasan Gunung Krakatau masih menyimpan berbagai koleksi flora dan fauna yang langka. Beberapa koleksi flora yang dapat dijumpai di sini, antara lain, kelapa cocos nucifera, ketapang terminalia catappa, cemara casuarina equisetifolia , dan lain sebagainya. Berbagai kekayaan faunanya, seperti biawak varanus salvator, penyu hijau cholenia midas, ular piton phyton sp, kalong pteropus vampirus, burung raja udang alcedo atthis, kadal lygosoma, burung hantu, dan kupu-kupu, juga dapat dijumpai di sini. Sementara itu, laut biru yang mengitari Gunung Krakatau juga tidak bosan-bosannya dipandang mata, seolah- olah laut tersebut telah ditakdirkan menjadi pengawal abadinya. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menikmati kawasan ini dengan cara yang berbeda, dapat memancing ikan di tepi kaki Gunung Krakatau lihat Gambar 12 yang dihuni oleh berbagai jenis ikan. Air lautnya yang bersih dan jernih sangat mendukung aktivitas wisatawan yang ingin berenang atau snorkling. Dengan menyelam, wisatawan akan berdecak kagum melihat pesona dan kehidupan biota bawah laut, seperti rancaknya terumbu karang dan aneka jenis ikan yang berenang secara bergerombolan. Gambar 12 Beberapa atraksi wisata yang dapat dijumpai pada jalur II. Kembang api letusan Gunung Kraktau http www.wisatanesia.com, pantai pasir hitam Gunung Krakatau dan panorama sunset di krakatau Bila beruntung, wisatawan dapat melihat salah satu spesies fauna laut yang terlihat cantik dan lucu dengan warna merah berpadu garis putih, yaitu ikan nemo amphiprion ocellaris. Biasanya, spesies yang dijuluki ikan badut ini hidup di antara karang-karang beracun dan tidak lari ketika didekati oleh para penyelam. Ketika hari merangkak senja, eksotisme kawasan Gunung Krakatau kian kentara. Wisatawan akan terkagum-kagum melihat pesona matahari tenggelam sunset. Dari punggung gunung ini, wisatawan dapat melihat keindahan Selat Sunda, Teluk Lampung yang rancak, pesona pantai barat Banten, lalu-lalang kapal penyeberangan Merak-Bakauheni yang selalu ramai, dan kerlap-kerlip bagan nelayan dari kejauhan. Lain pesona Gunung Krakatau, lain lagi pesona Gunung Anak Krakatau. Bila Gunung Krakatau sudah satu abad lebih tidak aktif, sebaliknya kondisi Gunung Anak Krakatau masih aktif dan bahkan pernah meletus beberapa kali. Daya tarik Gunung Anak Krakatau justru pada kondisinya yang fluktuatif, di samping ketinggiannya yang terus bertambah saban waktu. Bila kondisinya sedang tidak normal, turis dilarang mendekatinya. Andai diizinkan, turis hanya diperbolehkan mendekatinya dalam radius tertentu, maksimal sampai di punggung Gunung Anak Krakatau. Kawahnya yang senantiasa menyemburkan bebatuan, pasir, debu, dan lava panas merupakan momen-momen yang selalu dinanti-nantikan oleh turis domestik maupun asing. Dalam kondisi demikian, turis dapat melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau yang bagai kembang api di tengah pesta itu dari Pulau Sebesi dan Pantai Kalianda Lampung atau dari kawasan pantai barat Banten. Jika sedang stabil, turis dapat melihat bekas muntahan Gunung Anak Krakatau berupa bongkahan tanah dan batu yang didominasi warna cokelat kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran Peta Situs Selam Indonesia 2010.

F. Pulau Legok Cave I

Pulau Legok Cave 1 Pulau Rakata memiliki kondisi arus longshore dengan arus lemah kadang terjadi searah dengan garis pantai. Suhu terendah Pulau Legok Cave 1 yaitu 27°C dan Suhu tertinggi 29 °C. Kedalaman penyelaman maximum 20 meter dengan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut Pulau Rakata yaitu flat. Komposisi dasar pasir. Sedimentasi sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Pulau Legok Cave 1 memiliki gelombang rendah dengan plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata tutupan terumbu kurang dari 40. Kondisi ikan secara umum sedang. Kadang sering ditemukan spisies Pipefishmi dan Dragonet. Hal-hal menarik Lokasi Pulau Legok Cave 1 dapat dinikmati untuk semua penyelam. Pulau Legok Cave 1 memiliki jenis ikan pelagis yaitu jenis Fusiliers pada kedalaman 8 meter dengan spesies dominan yaitu Fusiliers dengan kepadatan rendah Frekuensi kemunculan sering. Ikan karang yang ada di Pulau Legok Cave 1 yaitu jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish,Parrot, Surgeon, dan Trigger pada kedalaman 6 meter. Spesies yang dominan Surgeon pada kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering. Pulau Legok Cave 1 memiliki jenis ikan dasar terdiri dari jenis Flounders, Gobies, Garden Eel, Dragonet, Pipefish pada kedalaman 14 meter Peta Situs Selam Indonesia 2010.

G. Pulau Rakata Ujung

Pulau Rakata Ujung memiliki kondisi arus longshore dengan arus sangat lemah kadang terjadi searah garis pantai. Suhu terendah di Pulau Rakata Ujung yaitu 27 °C dan Suhu tertinggi 29 °C. Kedalaman maximum penyelam 40 meter dengan rata-rata kedalaman 18 meter. Pulau Rakata Ujung memiliki kontur dasar laut dropoff dan steepslope. Komposisi dasar pasirdan batu. Sedimentasi di Pulau Rakata Ujung yaitu sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Rakata Ujung memiliki gelombang rendah. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang di Pulau Rakata Ujung yaitu rata-rata kurang dari 40 . Hal-hal menarik pada bagian Wall merupakan batu vulkanis bekas letusan gunung Krakatau, sebagian strukturnya merupai pondasi bangunan Pulau Rakata Ujung yang sangat tepat untuk semua penyelam. Pulau Rakata Ujung ditemukan gerombolan ikan pada kedalaman 12 meter.. Ikan karang di Pulau Rakata Ujung terdiri dari jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Wrasse, Parrot, Surgeon dan Trigger pada kedalaman 12 meter. Species dominan Surgeon dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Ikan dasar di Pulau Rakata Ujung yaitu jenis Gobies, Moray, Lionfish dan Blennies pada kedalaman 12 meter dengan spesies dominan yaitu Gobies yang memiliki kepadatan rendah dan frekuensi kemunculan jarang. Pulau Rakata Ujung juga ditemukan jenis Lobster pada kedalaman 14 meter Peta Situs Selam Indonesia 2010. Akhirnya ditentukan rencana jalur wisata Pulau Sebesi lihat pada Gambar 13 yang merupakan paket perjalanan wisata yang menggabungkan beberapa jenis wisata di lokasi yang berbeda. Jalur wisata ditujukan supaya wisatawan lebih mengenal jauh keindahan Pulau Sebesi dan Pulau-Pulau disekitarnya serta wisata yang ada di Kabupaten Lampung Selatan pada umumnya. Gambar 13 Rencana jalur wisata Pulau Sebesi Provinsi Lampung.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Potensi Sumberdaya Pulau Sebesi 5.1.1. Kondisi Lingkungan Perairan Parameter kualitas perairan yang terkait dengan wisata diving dan wisata snorkling adalah kecerahan perairan, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamparan datar komunitas karang. Kecerahan perairan lokasi penelitian mencapai 100 baik pada kedalaman 3 meter maupun 10 meter. Kecepatan Arus rata-rata mencapai 1.33 cmdetik dan tergolong sangat sesuai untuk wisata bahari diving dan snorkling. Lebar hamparan datar komunitas karang hanya untuk wisata snorkling , rata-rata lebar hamparan datar komunitas karang adalah 100 meter dan tergolong sesuai bersyarat.

5.1.2. Kondisi Komunitas Karang A. Habitat Karang

Hasil pengamatan kondisi tutupan komunitas karang pada lokasi penelitian dengan menggunakan Line Intersept Transect LIT berkisar antara 35.20- 77.58, dengan persentase tutupan komunitas karang terendah di kawasan Segenom pada kedalaman 3 meter sebesar 35.20 sedangkan yang tertinggi di kawasan Gosong Sawo sebesar 77.58 pada kedalaman 3 meter. Nilai persentase tutupan komunitas karang di Pulau Sebesi lihat Gambar 14 dan Lampiran I. Gambar 14 Nilai persentase tutupan komunitas pada kedalaman 3 meter dan 10 meter karang di Pulau Sebesi. Berdasarkan Gambar 14 menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian di kawasan Gosong Sawo pada kedalaman 3 meter memiliki nilai persentase tutupan komunitas karang sebesar 77.58 yang dikategorikan dengan kondisi sangat sesuai kategori S1; 75 untuk kegiatan wisata bahari kategori snorkling. Hal ini dikarenakan di kawasan Gosong Sawo ini jauh dengan pemukiman penduduk dan dekat dengan tempat villa penginapan wisatawan serta tidak begitu jauh dari Dermaga Desa Tejang dimana setiap hari terlihat ada aktivitas penduduk Pulau Sebesi yang melakukan kegiatan bongkar muat barang. Sehingga secara tidak langsung ikut mengawasi kondisi komunitas karang pada kedalaman 3 meter di kawasan Gosong Sawo. Nilai persentase tutupan komunitas karang yang masuk dikategori sesuai kategori S2; 50-75 untuk kegiatan wisata bahari lihat Gambar 14 dan Lampiran I yaitu kawasan Pulau Umang-Umang pada kedalaman 3 meter 73.68 dan 10 meter 67.28, kawasan Regan Lada pada kedalaman 3 meter 74.88 dan 10 meter 66.70, dan kawasan Sianas Ujung pada kedalaman 3 meter 56.12 dan 10 meter 61.40 serta kawasan Sianas pada kedalaman 3 meter 57.86. Sedangkan nilai persentase tutupan komunitas karang yang dikategorikan sesuai bersyarat kategori S3; 25-50 untuk wisata bahari lihat Gambar 14 dan Lampiran I adalah kawasan Segenom pada kedalaman 3 meter 35.20 dan 10 meter 39.48, kawasan Gosong Sawo pada kedalaman 10 meter 35.24 serta kawasan Sianas pada kedalaman 10 meter 46.30. Persentase tutupan komunitas karang di Pulau Sebesi mengalami peningkatan dibuktikan dengan pencatatan pada tahun 2001 sebesar 63.00 Putra 2001 dan 67.89 pada tahun 2005 Malole 2005. Nilai persentase tutupan komunitas karang yang dikategorikan sesuai bersyarat untuk wisata bahari pada kawasan Segenom kedalaman 3 meter dan 10 meter, kawasan Gosong Sawo kedalaman 10 meter serta kawasan Sianas kedalaman 10 meter berdasarkan pengamatan dilapangan dan wawancara dengan nelayan secara mendalam bahwa di ketiga kawasan tersebut diduga dulunya bekas aktivitas pemboman ikan karang dan penggunaan obat bius untuk menangkap ikan. Kerusakan akibat bom dan obat bius terindikasi karena beberapa kerusakan fisik yang ditemukan. Pada kawasan Sianas kedalaman 10 meter ditemukan adanya patahan-patahan karang yang telah tertutup alga. Diduga patahan-patahan karang tersebut disebabkan karang terinjak pada saat dilakukan pembiusan. Meskipun demikian kegiatan pengeboman ikan karang dan penggunaan obat bius sudah berkurang intensitasnya sejak di tetapkan Pulau Sebesi sebagai Daerah Perlindungan Laut berbasis masyarakat. Menurut kajian Muttaqin 2006 bahwa kawasan Sianas cukup banyak ditemukan alga 42.12, terdiri dari Halimeda, Makro alga , Turf alga, Alga asemble dan Coralin alga. Kompetisi yang terjadi dengan alga merupakan kompetisi ruang, sehingga alga dalam jumlah yang besar menjadi salah satu penghambat pertumbuhan karang. Kawasan Gosong Sawo kedalaman 10 meter masuk dalam kategori sesuai bersyarat bila dilihat berdasarkan nilai tutupan komunitas karang yang ada. Rendahnya nilai tutupan komunitas karang di kawasan Gosong Sawo 35.24 karena di kawasan ini adanya aktifitas transfortasi jalur pelayaran Dermaga Canti- Pulau Sebesi pp. Diduga komunitas karang yang rusak disebabkan labuh jangkar kapal di kawasan komunitas karang. Hasil dari pengamatan dilapangan dan wawancara dengan nelayan, nilai persentase tutupan komunitas karang yang rendah di kawasan Segenom baik pada kedalaman 3 meter dan 10 meter selain dulunya merupakan tempat pengeboman ikan karang dan menangkap ikan dengan obat bius diduga di kawasan Segenom masih banyak penduduk membuang limbah anorganik dan organik ke pantai. Dikarenakan Pulau Sebesi tidak ada tempat pembuanganpenampung limbah terutama limbah rumah tangga. Pada kedalaman 3 meter di kawasan Segenom banyak ditemukan karang mati 64.80. Limbah anorganik berbahaya bagi komunitas karang karna tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme melalui proses dekomposisi. Sampah anorganik dan organik dapat mengganggu pertumbuhan komunitas karang. Limbah anorganik terlihat lebih banyak pada saat musim timur karena limbah kiriman dari Teluk Lampung. Menurut Park et al. 2005 menyatakan bahwa limbah rumah tangga adalah buangan dari residenrumah tangga, institusi dan fasilitas komersial yang bervariasi kuantitas dan komposisinya dari waktu ke waktu. Limbah cair terdiri dari detergen, minyak, pestisida, shampo, tinja dan air seni. Limbah padat terdiri dari organik sisa makanan, kulit buah dan sayur dan anorganik plastik dan streofoam.