Komponen Ancaman Threats Pendapat Gabungan Seluruh Stakeholder

Arahan strategi dan kebijakan pengembangan wisata bahari di Pulau Sebesi dijelaskan secara satu persatu sebagai berikut, yaitu;

5.6.1. Pengelolaan Wisata Bahari Terpadu

Pengelolaan wisata bahari terpadu sangat penting dalam pengembangan wisata bahari kedepannya. Peranan dari pemegang kebijakan yang menciptakan iklim kerja yang professional menentukan keberhasilan pengembangan wisata bahari. Dalam implementasi sering terjadi dan ditemukan egosektoral hal inilah yang menghambat pengembangan wisata bahari di Pulau Sebesi Koordinasi tidak ada antara pemangku kebijakan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah 1. Mewujudkan misi dan misi yang sama dalam pengembangan wisata bahari terutama bagi pemangku kebijakan yang terkait, 2. Pelibatan peran masyarakat, LSM, perguruan tinggi, pengusaha secara partisipatif dalam menyusun kebijakan pengembangan wisata bahari di Pulau Sebesi khususnya. Pada dasarnya bahwa konsep pembangunan pulau-pulau kecil mengacu kepada konsep pembangunan wilayah pesisir meskipun ekosistem yang ada di pulau-pulau kecil mungkin lebih beragam Susilo 2003. Selanjutnya Dahuri et al 1996 menyatakan bahwa pengelolaan terpadu adalah suatu pendekatan pengelolaan wilayah pesisir yang melibatkan dua atau lebih ekosistem sumberdaya dan kegiatan pemanfaatan pembangunan secar terpadu ntegreted guna mencapai pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan. Dalam hal ini, keterpaduan intergration mengandung tiga demensi yaitu sektoral, bidang ilmu dan keterkaitan ekologi. Sedangkan menurut Cicin-Sain dan Knecht 1998 bahwa keterpaduan dalam pengelolaan mengandung lima demensi yaitu keterpaduan antar sektoral intersectoral integration , keterpaduan antar lembaga pemerintah intergoverment integration, keterpaduan kawasan spatial integration, keterpaduan ilmu dan manajemen science management integration dan keterpaduan international international integration . Dahuri 2003 menyatakan bahwa pengelolaan terpadu pada prinsipnya pengelolaan yang dapat mengakomodasi adanya spektrum zonasi dari wilayah pesisir dan lautan yang tediri dari 1. Daerah pedalaman inland areas, 2. Daerah pantai coastal lands, 3. Perairan pantai coastal water, 4. Perairan lepas pantai