Islam memerlukan fatwa Dewan Syariah Nasional bila Bank Indonesia memandang persetujuan Dewan Pengawas
Syariah belum
memadai atau
berada diluar
kewenangannya. b Detective, pengawasan terhadap jalannya setiap kegiatan
usaha bank Islam baik dari segi aspek perbankan oleh Bank Indonesia maupun aspek syariah oleh Dewan Pengawas
Syariah. c Recovery, koreksi atas kesalahan dengan melibatkan Bank
Indonesia untuk aspek perbankan dan Dewan Syariah Nasional untuk aspek syariah.
4. Monitor dan Pengendalian Risiko Aktivitas monitoring dalam bank Islam tidak hanya
melibatkan manajemen bank Islam tetapi juga Dewan Pengawas Syariah DPS dan Dewan Syariah nasional DSN.
2.7.3. Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko pada bank Islam menurut Karim 2003
dimulai dengan
mengenal, memahami,
dan mengidentifikasi risiko baik yang sudah ada maupun yang
mungkin terjadi dari kegiatan usaha baru. Kemudian, dilakukan pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko secara
berkesinambungan membentuk sebuah siklus. Menurut Djohanputro 2004, secara umum siklus manajemen
risiko terdiri dari lima tahap yaitu identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemetaan risiko, model pengelolaan dan pengawasan serta
pengendalian risiko dapat ditunjukkan pada gambar 3. 27
Gambar 3. Siklus Manajemen Risiko Djohanputro, 2004
Tahap 1 : Identifikasi Risiko
Pada tahap ini, perusahaan mengidentifikasi risiko yang akan dihadapi. Langkah pertama dalam memulai proses identifikasi
adalah dengan melakukan analisis pihak berkepentingan.
Tahap 2 : Pengukuran Risiko
Pada tahap ini, perusahaan mengukur seberapa besar kemungkinan risiko yang akan terjadi. Pengukuran risiko mengacu
pada dua faktor yaitu kuantitas risiko dan kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak nilai eksposure yang rentan
terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko dapat terjadi.
Tahap 3 : Pemetaan Risiko
Pada tahap ini, perusahaan menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingan. Penetapan prioritas disebabkan karena
keterbatasan sumber daya yang ada untuk menghadapi semua risiko.
Tahap 4 : Model Pengelolaan Risiko
Pada tahap ini, risiko dikelola dengan model pengelolaan risiko perusahaan.
Pengelolaan risiko
dapat dilakukan
secara konvensional, penetapan modal risiko, dan struktur organisasi
pengelolaan. Identifikasi Risiko
Evaluasi Pihak Berkepentingan
Pemetaan Risiko
Pengukuran Risiko
Model Pengelolaan
Pengawasan dan Pengendalian
Tahap 5 : Monitor dan Pengendalian
Pada tahap ini, perusahaan melakukan monitoring dan pengendalian. Hal ini penting untuk dilakukan, karena: manajemen
perlu 1 memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana, 2 memastikan bahwa model
pengelolaan risiko cukup efektif, dan 3 memantau perkembangan terhadap kecenderungan berubahnya profil risiko, karena
perubahan ini berpengaruh pada pergeseran peta risiko atau prioritas risiko.
2.8. Laba Bank