Analisis Uji Simultan Uji F Analisis Uji Simultan Uji t

uji F karena pengujian yang kurang kuat Iriawan dan Astuti, 2006. Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat heteroskedastisitas dilihat dari sebaran titik-titik yang tersebar pada output perhitungan dengan perangkat lunak Minitab. Sebaran titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu namun tersebar di atas dan di bawah nol menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas Iriawan dan Astuti, 2006.

3.4.4. Analisis Uji Simultan Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Kuncoro, 2003. Langkah-langkah uji statistik F: 1. Merumuskan hipotesis a H0 : β i = 0, i=1,2,3 b H1 : β i ≠ 0, i=1,2,3 2. Menentukan F tabel a F α k-1, n-k b Taraf nyata α = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir. c Derajat bebas pembilang = k-1 d Derajat bebas penyebut = n-k 3. Menentukan F hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui perangkat lunak minitab 14. 4. Membandingkan F hitung dengan F tabel a Jika statistik hitung angka F output statistik tabel F tabel atau F hitung -F tabel maka H ditolak dan H 1 diterima. b Jika –F tabel statistik hitung angka F output statistik table F tabel maka H diterima dan H 1 ditolak. 36

3.4.5. Analisis Uji Simultan Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat Kuncoro, 2003. Langkah- langkah uji statistik t adalah: 1. Merumuskan Hipotesis a. H : β 1 = 0 Hipotesis nol H yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter β 1 sama dengan nol. Artinya, suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. b. H : β 1 ≠ 0 Hipotesis alternatifnya H 1 , parameter suatu variabel tidak sama dengan nol. Artinya, semua variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Menentukan t tabel a. Menentukan besarnya t-tabel : t α2,df b. Taraf nyata α = 0,05 yaitu tingkat kesalahan yang masih dapat ditolerir c. Derajat bebas df = n-k 3. Menentukan t hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui program minitab 14. 4. Membandingkan t hitung dengan t tabel a. Jika statistik hitung angka t output statistik tabel t tabel atau t hitung –t tabel maka H ditolak dan H 1 diterima. b. Jika –t tabel statistik hitung angka t output statistik tabel t tabel maka H diterima dan H 1 ditolak. 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 November 1991. Pendirian Bank Muamalat Indonesia ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan Pemerintah Indonesia. Kegiatan operasi BMI di mulai pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Setelah dua tahun sejak didirikan, bank Muamalat berhasil mendapatkan predikat sebagai Bank Devisa tepatnya pada tanggal 27 Oktober 1994. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus berkembang. Pada akhir tahun 90an, bank Muamalat terkena dampak krisis moneter. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet NPF mencapai lebih dari 60. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, bank Muamalat memperoleh bantuan dari Islamic Development Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999, IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham bank Muamalat. Dalam kurun waktu 1999-2002, bank Muamalat berhasil mengubah kondisi dari rugi menjadi laba melalui upaya dan dedikasi setiap kru Muamalat, kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. Pada akhir tahun 2004, bank Muamalat tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2 triliun, modal pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp 48,4 miliar. Saat ini, BMI