4.3. Perkembangan Pembiayaan
Sebagai lembaga keuangan, Bank Muamalat Indonesia menjalankan fungsi intermediasi yang salah satu kegiatan utamanya adalah
menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. BMI merupakan bank syariah besar dilihat dari segi penyaluran pembiayaan.
Selama tiga tahun terakhir, yaitu periode tahun 2007-2010 perkembangan usaha BMI dalam hal menyalurkan pembiayaan secara keseluruhan
mengalami peningkatan. Gambar 6 menunjukkan perkembangan jumlah pembiayaan berdasarkan produk selama periode tahun 2007-2010.
Gambar 6. Grafik Perkembangan Jumlah Pembiayaan Berdasarkan Produk Pembiayaan Periode 2007-2010.
Sumber: Laporan Keuangan PT BMI, Tbk data diolah Gambar 6 menunjukkan bahwa berdasarkan produk pembiayaan, ke
tujuh jenis pembiayaan yang disalurkan mengalami perkembangan yang berbeda selama 3 tahun terakhir. Pembiayaan musyarakah merupakan
jenis pembiayaan yang mengalami peningkatan setiap tahun, sebaliknya pembiayaan istishna terus mengalami penurunan. Sedangkan untuk jenis
pembiayaan mudharabah, murabahah, qardh, dan ijarah mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Namun, secara keseluruhan dari total
pembiayaan yang disalurkan oleh BMI, jumlah pembiayaan terus meningkat dari tahun ke tahun selama periode 2007-2010. Tabel 7
menunjukkan perkembangan jumlah pembiayaan BMI per periode triwulan dalam kurun waktu 3 tahun.
Tabel 7. Perkembangan pembiayaan per triwulan periode 2007-2010 dalam jutaan rupiah
Periode Total
Pembiayaan Berdasarkan Produk Pembiayaan dalam jutaan rupiah
Musyarakah Mudharabah Murabahah
Istishna Qardh
Ijarah
Mar-07 6,400,578
466,847 2,199,768 3,034,817 179,401
41,118 478,627 100
7,29 34,37
47,41 2,80
0,64 7,48
Jun 7,302,083
1,054,084 2,307,569 3,629,865 169,923
48,318 92,324
100 14,44
31,60 49,71
2,33 0,66
1,26 Sept
8,209,610 1,433,152
2,400,371 4,055,053 162,998 71,182
86,854 100
17,46 29,24
49,39 1,99
0,87 1,06
Des 8,579,572
1,783,074 2,368,207 4,064,004 156,989 123,242
84,056 100
20,78 27,60
47,37 1,83
1,44 0,98
Mar-08 8,743,740
2,048,980 2,274,212 3,988,901 150,654 182,107
98,886 100
23,43 26,01
45,62 1,72
2,08 1,13
Jun 9,615,975
2,268,068 2,300,790 4,525,901 137,153 213,735 170,328
100 23,59
23,93 47,07
1,43 2,22
1,77 Sept
10,408,969 2,796,195
2,158,777 4,835,304 128,392 183,044 307,257 100
26,86 20,74
46,45 1,23
1,76 2,95
Des 10,479,749
3,044,130 1,940,431 4,890,799 101,763 186,492 316,134
100 29,05
18,52 46,67
0,97 1,78
3,02 Mar-09
10,655,895 3,556,277
1,785,704 4,610,212 92,521 227,208 383,973
100 33,37
16,76 43,26
0,87 2,13
3,60 Jun
11,135,534 4,069,135
1,651,649 4,546,191 83,115 280,349 505,095
100 36,54
14,83 40,83
0,75 2,52
4,54 Sept
11,275,560 4,430,335
1,508,239 4,437,767 73,691 287,004 538,524
100 39,29
13,38 39,36
0,65 2,55
4,78 Des
11,391,076 4,550,364
1,391,472 4,547,459 62,899 306,414 532,468
100 39,95
12,22 39,92
0,55 2,69
4,67 Mar-10
11,939,200 4,754,965
1,294,323 4,919,196 53,425 387,584 529,707
100 39,83
10,84 41,20
0,45 3,25
4,44 Jun
12,769,968 5,086,606
1,319,340 5,305,388 46,767 447,687 564,180
100 39,83
10,33 41,55
0,37 3,51
4,42 Persentase rata-rata
27,98 20,74
44,70 1,28
2,01 3,29
Sumber: Bank Muamalat Indonesia, Tbk data diolah Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa penyaluran pembiayaan
murabahah dari tahun 2007-2010 selalu memiliki komposisi terbesar dibandingkan dengan pembiayaan lainnya, kecuali pada triwulan ke empat
tahun 2009 didominasi oleh pembiayaan musyarakah dengan persentase yang tidak jauh berbeda dengan murabahah yaitu sebesar 39,95
sedangkan murabahah sebesar 39,92. Murabahah merupakan jenis pembiayaan yang paling banyak disalurkan dengan rata-rata 44,70
terhadap total pembiayaan. Selanjutnya oleh pembiayaan musyarakah sebesar 27,98, mudharabah 20,74, ijarah 3,29, qard 2,01, dan
istishna 1,28. Hal ini terjadi karena sebagian besar kebutuhan peminjam 54
terfokus pada produk jual-beli dengan akad murabahah. Disamping itu, kemungkinan terjadinya risiko pada akad murabahah tergolong rendah
jika dibandingkan dengan pembiayaan lainnya. Secara keseluruhan dari total pembiayaan, BMI terus meningkatkan
pembiayaan dengan persentase rata-rata sebesar 5,54 per triwulan selama 3 tahun terakhir. Pada triwulan ke dua 2010, jumlah pembiayaan
mencapai Rp 12.769.968.000.000 atau meningkat 74,88 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2007 sebesar Rp 7.302.083.000.000.
Peningkatan ini terjadi karena jumlah dana pihak ketiga dan peminjam juga meningkat selama periode 2007-2010. Gambar 7 menunjukkan
bahwa penyaluran pembiayaan BMI mengalami peningkatan karena didukung oleh jumlah DPK yang berhasil dihimpun.
Gambar 7.Grafik Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga Giro, Tabungan, Deposito dan Penyaluran Pembiayaan Periode
2007-2010. Sumber: Laporan Keuangan PT BMI, Tbk data diolah
Untuk dapat memenuhi permintaan uang dalam bentuk pembiayaan dalam jumlah besar dibutuhkan jumlah dana pihak ketiga yang besar pula.
Hal ini terlihat dari perkembangan pembiayaan dengan persentase rata-rata 5,54 diimbangi oleh jumlah dana pihak ketiga yang tumbuh dengan
persentase rata-rata sebesar 4,26. Dengan tersedianya dana dalam jumlah yang cukup tinggi maka akan berimplikasi pada kemampuan BMI untuk
menyalurkan pembiayaannya. Hal ini karena untuk melakukan ekspansi pembiayaan dibutuhkan dana yang memenuhi. Kebutuhan dana untuk
melakukan ekspansi pembiayaan tersebut, dipenuhi BMI dengan mengelola beberapa sumber dana. Sumber utama untuk menyalurkan
pembiayaan berasal dari penghimpunan dana pihak ketiga yaitu tabungan, giro, dan deposito. Gambar 8 menunjukkan komposisi dana pihak ketiga
yang dihimpun BMI selama periode 2007-2010
Gambar 8. Komposisi Dana Pihak Ketiga Giro, Tabungan, Deposito Periode 2007-2010.
Sumber: PT BMI, Tbk data diolah Selama periode 2007-2010, deposito memiliki kontribusi yang sangat
besar terhadap total DPK yang berhasil dihimpun oleh BMI yaitu sebesar 55,72, tabungan sebesar 35,56, dan giro sebesar 8,72. Besarnya
kontribusi deposito terhadap DPK disebabkan oleh nisbah bagi hasil deposito lebih besar daripada dua produk simpanan lainnya, hal ini
dikarenakan dana deposito memiliki jangka waktu yang lebih lama untuk diinvestasikan kepada bank. Oleh karenanya, nasabah lebih tertarik
menyimpan uangnya pada produk simpanan dalam bentuk deposito dibandingkan giro dan tabungan.
Tabel 8. Jumlah Dana Pihak Ketiga Giro, Tabungan, Deposito periode 2007-2010 dalam jutaan rupiah
Periode Giro
Tabungan Deposito
Total DPK Tingkat
Pertumbuhan Mar-07
744,285 2,603,116 3,984,246
7,331,647 Jun
714,179 2,795,755 4,262,666
7,772,601 6,01
Sept 895,587 3,055,692
4,272,587 8,223,866
5,81 Des
950,152 3,447,528 4,616,118
9,013,798 9,61
Mar-08 933,682 3,455,606
5,076,520 9,465,808
5,01 Jun
1,017,581 3,650,757 4,877,810
9,546,148 0,85
Sept 871,344 3,805,209
5,628,483 10,305,036
7,95 Des
767,484 3,972,304 6,060,764
10,800,552 4,81
Mar-09 858,034 4,203,957
6,493,913 11,555,904
6,99 Jun
867,321 4,312,812 7,620,779
12,800,912 10,77
Sept 920,715 4,283,054
7,488,454 12,692,223
-0,85 Des
1,201,634 4,194,616 8,225,530
13,621,780 7,32
Mar-10 1,023,914 4,351,897
6,644,445 12,020,256
-11,76 Jun
1,475,816 4,464,492 6,414,616
12,354,924 2,78
Persentase rata-rata 4,26
Sumber: Bank Muamalat Indonesia, Tbk data diolah 56
Seperti yang terlihat pada Tabel 8 sepanjang tahun 2007 sampai 2010, deposito selalu menjadi pemberi kontribusi terbesar dibandingkan giro dan
tabungan terhadap total DPK. Secara keseluruhan, jumlah DPK yang berhasil dihimpun BMI terus mengalami peningkatan setiap tahunnya
dengan persentase rata-rata sebesar 4,26. Peningkatan jumlah DPK terjadi mulai dari periode Juni 2007 hingga 2009, kemudian menurun
sebesar 0,85 yaitu pada periode September 2009 dan berhasil ditingkatkan kembali di periode Desember 2009 sebesar 7,32. Pada
triwulan pertama tahun 2010, DPK kembali mengalami penurunan sebesar 11,76 dan berhasil ditingkatkan kembali pada periode berikutnya sebesar
2,78. Selain dana pihak ketiga, besarnya jumlah peminjam yang terus
bertambah merupakan faktor lain yang mengakibatkan peningkatan jumlah pembiayaan selama periode 2007-2010.
Gambar 9. Grafik Perkembangan Jumlah Peminjam Berdasarkan Produk Pembiayaan Periode 2007-2010
Sumber: Laporan Keuangan PT BMI, Tbk data diolah Gambar 9 menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2007 sampai tahun
2010 jumlah peminjam selalu bertambah. Pada periode Juni 2010 jumlah
peminjam produk pembiayaan sebanyak 103.096 orang atau mengalami peningkatan sebesar 188,72 dibandingkan periode yang sama pada tahun
2007 dengan jumlah peminjam mencapai 35.708 orang. Meningkatnya jumlah peminjam disebabkan oleh beberapa hal, yaitu dukungan
permintaan islamic product yang berdampak pada respon positif terhadap 57
bank syariah dan semakin bertambahnya dunia bisnis yang membutuhkan bantuan permodalan.
4.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Risiko Pembiayaan