Pengertian Risiko Jenis-Jenis Risiko

2.4. Risiko

2.4.1. Pengertian Risiko

Risiko dalam konteks perbankan menurut Karim 2003 merupakan suatu kejadian potensial, baik anticipated dapat diperkirakan maupun unanticipated tidak dapat diperkirakan yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Menurut Djohanputro 2004, risiko terkait dengan adanya keadaan tidak pasti dan tingkat ketidakpastian terukur secara kuantitatif yang dapat menyebabkan kerugian atau kehilangan. Menurut Kountur 2004, risiko sebagai suatu keadaan tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan sehingga dapat memberikan dampak yang merugikan.

2.4.2. Jenis-Jenis Risiko

Secara umum, risiko yang terjadi pada aktivitas fungsional bank syariah diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu Karim, 2003: 1. Risiko Pembiayaan Risiko yang disebabkan oleh adanya kegagalan pihak lawan transaksi dalam memenuhi kewajibannya. Pada bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko terkait produk dan pembiayaan korporasi. 2. Risiko Pasar Risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki bank akibat adanya pergerakan variabel pasar berupa suku bunga dan nilai tukar. Risiko pasar mencakup empat hal, yaitu: a. Risiko Tingkat Suku Bunga Adalah risiko yang terjadi sebagai akibat dari fluktuasi tingkat bunga. Meskipun bank syariah tidak menetapkan tingkat bunga baik dari sisi pendanaan maupun dari sisi pembiayaan, namun bank syariah tidak terlepas dari risiko tingkat bunga. Hal ini disebabkan pasar yang dijangkau oleh bank syariah tidak hanya untuk nasabah-nasabah yang memiliki tingkat keloyalan penuh terhadap syariah 17 sehingga terdapat kemungkinan bank syariah menghadapi beberapa kondisi, diantaranya: 1 Direct Competitor Market Rate DCMR yaitu tingkat bagi hasil dari bank-bank yang menjalankan usaha dengan prinsip syariah. 2 Indirect Copetitor Market Rate ICMR yaitu tingkat bunga pada bank-bank konvensional. 3 Expected Competitive Return for Investor, yaitu hasil investasi yang kompetitif yang diharapkan oleh investor. Dari kondisi tersebut, interest rate risk timbul jika bagi hasil pendanaan syariah lebih kecil dari tingkat bunga atau pada sisi pembiayaan, jika margin yang dikenakan lebih besar dari tingkat bunga maka nasabah dapat beralih pada bank konvensional. b. Risiko Pertukaran Mata Uang Adalah risiko yang terjadi sebagai akibat dari fluktuasi nilai tukar terhadap rugi laba bank. Hal ini karena bank syariah tidak terlepas dari adanya posisi dalam valuta asing meskipun aktivitas treasury syariah tidak terpengaruh risiko kurs secara langsung. c. Risiko Harga Adalah risiko yang terjadi sebagai akibat dari perubahan harga. Pada bank syariah, risiko harga timbul dari perubahan harga atas instrumen keuangan obligasi syariah dan reksadana syariah dan komoditas. d. Risiko Likuiditas Adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko likuiditas yang dihadapi bank syariah, diantaranya: 1 Turunnya kepercayaan nasabah terhadap sistem perbankan syariah. 2 Turunnya kepercayaan nasabah pada bank syariah yang bersangkutan. 3 Dalam mudharabah kontrak, memungkin nasabah untuk menarik dananya kapan saja. 4 Mismatcing antara dana jangka pendek dengan pembiayaan jangka panjang. 5 Keterbatasan instrumen keuangan untuk solusi likuiditas. 3. Risiko Operasional Adalah risiko yang disebabkan oleh ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko operasional mencakup lima hal, yaitu: 1. Risiko Reputasi Adalah risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif terkait dengan kegiatan bank atau persepsi negatif terhadap bank. 2. Risiko Kepatuhan Adalah risiko yang disebabkan oleh tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang ada, baik ketentuan internal maupun eksternal. 3. Risiko Strategik Adalah risiko yang disebabkan oleh ketidaktepatan dalam hal penetapan dan pelaksanaan strategi bank, pengambilan keputusan bisnis, dan ketidakpatuhan bank dalam melaksanakan perubahan perundang-undangan atau ketentuan lain yang berlaku. 4. Risiko Transaksi Adalah risiko yang disebabkan oleh permasalahan yang yang timbul dalam pelayanan atau produk-produk yang disediakan. Diantaranya, yaitu kekeliruan dalam penetapan akad, kesempurnaan akad, dan sistem teknologi informasi dari bank tersebut. 5. Risiko Hukum Adalah risiko yang disebabkan oleh kelemahan aspek yuridis. Diantaranya, yaitu adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung dan kelemahan perjanjian sehingga tidak terpenuhinya syarat keabsahan suatu kontrak.

2.5. Risiko Pembiayaan