Definisi Manajemen Risiko Karakter Manajemen Risiko Bank Syariah

Akibat pemindahan risiko menimbulkan biaya. Terdapat dua macam biaya yang ditanggung bank akibat mengalihkan risiko kepada pihak lain. Biaya berupa premi yang harus dibayarkan kepada pihak penanggung risiko dan biaya berupa hilangnya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dengan menanggung risiko. 4. Penanganan Risiko Penanganan terhadap risiko dilakukan karena dua sebab. Pertama, bank secara sadar ingin mempertahankan risiko dan mengelolanya sendiri. Dengan pertimbangan didasarkan atas efektivitas biaya dan selama manajemen memiliki kemampuan serta sumber daya untuk mengelola sehingga dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dari risiko itu sendiri. Kedua, bank tidak mengetahui risiko tersebut sehingga risiko yang tidak teridentifikasi tidak akan dikelola.

2.7. Manajemen Risiko

2.7.1. Definisi Manajemen Risiko

Kontur 2004, mendefinisikan manajemen risiko adalah cara- cara yang digunakan manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko. Proses manajemen dimulai dengan mengidentifikasi, mengukur, dan menangani risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. Menurut Karim 2003, manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan usaha bank dengan tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan. Dengan demikian, manajemen risiko berfungsi sebagai filter terhadap kegiatan usaha bank. Tujuan manajemen risiko adalah Karim, 2003: 1. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator. 2. Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat unacceptable. 3. Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled. 4. Mengukur eksposur dan pemusatan risiko. 5. Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.

2.7.2 Karakter Manajemen Risiko Bank Syariah

Manajemen risiko dalam bank Islam mempunyai karakter yang berbeda dengan bank konvensional. Perbedaan tersebut terletak pada proses manajemen risiko operasional bank Islam yang meliputi identifikasi risiko, penilaian risiko, antisipasi risiko, dan monitoring risiko Karim, 2003. Gambar 1 menunjukkan perbandingan proses manajemen risiko antara bank Islam dengan bank konvensional. Gambar 1. Perbandingan Proses Manajemen Risiko antara Bank Islam dengan Bank Konvensional Karim, 2003 1. Identifikasi Risiko Identifikasi risiko yang dilakukan bank Islam tidak hanya mencakup risiko yang ada pada bank-bank secara umum, tetapi Bank Konvensional Bank Syariah Identifikasi Risiko Penilaian Risiko Antisipasi Risiko Monitoring Risiko General Banking General Banking Risk Penilaian Risiko Penilaian Risiko Syariah Spesific Risk Antisipasi Risiko General Banking Response Syariah Banking Response General Banking Activities Syariah Spesific Activities Monitoring Risiko juga meliputi risiko pada bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah. 2. Penilaian Risiko Penilaian risiko pada bank Islam mengacu pada hubungan antara probability dan impact yang ditunjukkan dalam pendekatan kualitatif pada gambar 2. Gambar 2. Penilaian Risiko Bank Islam Dengan Pendekatan Kualitatif Karim, 2003 Berdasarkan kuadran tersebut: a Kuadran I sampai IX merupakan posisi suatu jenis risiko b Jenis risiko V, VI, VIII, IX area abu-abu merupakan jenis risiko yang memiliki prioritas pengendalian karena kemungkinan terjadinya risiko dan dampak dalam tingkat sedang dan tinggi. c Jenis risiko dalam kuadran I, II, III, IV, dan VII area putih diselesaikan setelah penyelesaian risiko pada area abu-abu. d Adanya otoritas perbankan dan otoritas syariah mengakibatkan risiko di area putih masuk ke daerah abu- abu. 3. Antisipasi Risiko Pada bank Islam, antisipasi risiko dilaksanakan dengan Tujuan: a Preventive, bank Islam diharuskan mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah terkait kebijakan atas segala kegiatan usahanya untuk mencegah kekeliruan dalam proses dan transaksi dari aspek syariah. Selain itu, bank IM P A C T High III VI IX Med II V VIII Low I IV VII Low Med High PROBABILITY Islam memerlukan fatwa Dewan Syariah Nasional bila Bank Indonesia memandang persetujuan Dewan Pengawas Syariah belum memadai atau berada diluar kewenangannya. b Detective, pengawasan terhadap jalannya setiap kegiatan usaha bank Islam baik dari segi aspek perbankan oleh Bank Indonesia maupun aspek syariah oleh Dewan Pengawas Syariah. c Recovery, koreksi atas kesalahan dengan melibatkan Bank Indonesia untuk aspek perbankan dan Dewan Syariah Nasional untuk aspek syariah. 4. Monitor dan Pengendalian Risiko Aktivitas monitoring dalam bank Islam tidak hanya melibatkan manajemen bank Islam tetapi juga Dewan Pengawas Syariah DPS dan Dewan Syariah nasional DSN.

2.7.3. Proses Manajemen Risiko