Tahap 5 : Monitor dan Pengendalian
Pada tahap ini, perusahaan melakukan monitoring dan pengendalian. Hal ini penting untuk dilakukan, karena: manajemen
perlu 1 memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana, 2 memastikan bahwa model
pengelolaan risiko cukup efektif, dan 3 memantau perkembangan terhadap kecenderungan berubahnya profil risiko, karena
perubahan ini berpengaruh pada pergeseran peta risiko atau prioritas risiko.
2.8. Laba Bank
Menurut Sastradipoera dalam Rohaeni 2009, laba adalah jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari
penerimaan bank, kelebihan pendapatan di atas pengeluaran bank. Jadi untuk mengetahui laba suatu perusahaan bank harus mengetahui terlebih
dahulu nilai seluruh pendapatan dan nilai biaya secara keseluruhan. Laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan menunjukkan sejauh mana
manajemen perusahaan berhasil mengorganisasi bisnis dan sebaliknya.
2.9. Hasil Penelitian Terdahulu
Gumayantika 2008 melakukan penelitian tentang pengaruh risiko kredit terhadap laba pada Bank Jabar Ciamis. Hasil penelitian ini dengan
menggunakan korelasi pearson product moment membuktikan bahwa terdapat hubungan yang negatif sebesar 0,652 antara risiko kredit dan laba.
Pada penelitian Rohaeni 2009, menganalisis pengaruh kredit bermasalah terhadap laba pada PT Bank X. Penelitian ini membuktikan
bahwa berdasarkan model regresi linier berganda NPL memberikan pengaruh negatif sebesar 1,13E+08, artinya bahwa kenaikan NPL satu
satuan akan menurunkan laba sebesar 1,13E+08. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji t, membuktikan bahwa kredit
bermasalah berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba. 29
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Bank Muamalat Indonesia sebagai lembaga intermediasi mempunyai kegiatan utama yaitu menghimpun dan menyalurkan dana. Sumber dana
yang ada akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Namun dalam realisasinya, pembiayaan tidak terlepas dari
prinsip risk and return, dimana kegiatan yang diharapkan akan mempunyai hasil atau pendapatan yang besar, biasanya mempunyai risiko
yang tinggi. Dengan jumlah pembiayaan yang semakin besar maka peluang untuk mendapatkan keuntungan pun semakin besar. Namun di sisi
lain, tingkat risiko yang mungkin terjadi akan semakin tinggi pula. Risiko pembiayaan perlu dikendalikan. Pengendalian risiko hendaknya
diantisipasi oleh manajemen risiko pembiayaan yang baik. Manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi,
mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dalam kegiatan usaha dengan tujuan agar terhindar dari kerugian yang lebih
besar. Identifikasi dan analisis manajemen risiko pembiayaan sangat penting dan berguna sebagai input alternatif manajerial terhadap berbagai
kemungkinan terjadinya risiko pembiayaan yang berpengaruh pada pencapaian laba.
Dalam penelitian ini, pembiayaan dan Non Performing Finance NPF adalah variabel yang digunakan untuk meneliti pengaruh manajemen
risiko terhadap laba. Manajemen risiko secara tidak langsung berpengaruh pada pencapaian laba yang maksimal melalui pengelolaan dan
pengendalian risiko pembiayaan yang mungkin terjadi akibat tingginya konsentrasi pembiayaan dan nilai NPF. Pengelolaan dan pengendalian
manajemen risiko diharapkan mampu menekan tingkat NPF meski pembiayaan terus ditingkatkan sehingga pencapaian laba dapat maksimal.
NPF menunjukkan banyaknya peminjam yang tidak dapat membayar secara kontinyu pinjamannya. Sedangkan laba bank yang digunakan
adalah laba bersih sebelum dikurangi pajak. 30