Representasi Sosial pada Tipologi I: Lelang

6.1.1 Representasi Sosial pada Tipologi I: Lelang

a. Elemen Representasi Sosial: Sikap

Sikap responden terhadap TPI mayoritas berada pada kategori netral, yaitu mencapai 20 responden 64,5 persen. Dari data kuesioner diketahui bahwa sikap netral ini menunjukkan apa yang responden rasakan terhadap TPI. Keberadaan TPI ternyata dianggap biasa saja oleh responden. Responden yang memiliki sikap negatif tercatat mencapai 9 responden atau 29,0 persen. Responden yang memiliki sikap negatif adalah responden yang memang dalam kesehariannya tidak memanfaatkan TPI Cituis. Meskipun demikian, sebagian besar responden memiliki skor yang cukup baik ketika ditanyakan sikapnya kepada pegawai TPI, hal ini menunjukkan bahwa sikap responden kepada pegawai TPI dapat dikatakan positif. Responden menganggap pegawai TPI Cituis ramah terhadap nelayan. Faktor lain yang mendorong munculnya sikap positif tersebut adalah memang pada kenyataan pegawai TPI Cituis banyak yang berasal dari warga sekitar atau dapat dikatakan bahwa responden telah mengenal para pegawai TPI Cituis. Gambar 4. Perbandingan Sikap Responden Terhadap TPI dengan Sikap Responden Terhadap Tengkulak Tipologi I: Lelang Sikap nelayan terhadap tengkulak pada tipologi ini, cenderung bersikap netral 51,6 persen, sedangkan 48,4 persen responden lainnya memiliki sikap yang positif terhadap tengkulak. Tidak adanya sikap negatif terhadap tengkulak menunjukkan bahwa memang responden masih mempercayai kinerja tengkulak. Mereka mengaku bahwa tidak begitu keberatan dengan konsekuensi yang harus mereka terima setelah membuat perjanjian dengan tengkulak. Pada Tipologi ini terlihat bahwa responden yang memaknai TPI dengan kata „lelang‟ memiliki 9 29,0 20 64,5 2 6,5 16 51,6 15 48,4 10 20 30 negatif netral positif Sikap pada Tipologi I: Lelang sikap terhadap TPI sikap terhadap tengkulak 31 kecenderungan untuk bersikap netral terhadap TPI dan memiliki sikap yang lebih positif terhadap tengkulak. Responden pada tipologi ini memang hanya mengenal TPI secara umum, yaitu hanya sebagai tempat lelang. b. Elemen Representasi Sosial: Keyakinan Mayoritas responden memiliki keyakinan yang netral terhadap TPI. Keyakinan yang netral ini muncul sejalan dengan sikap yang dimiliki responden pada tipologi ini. Responden tidak memiliki ekspektasi yang terlalu banyak kepada TPI Cituis. Pada umumnya responden merasa keberadaan TPI berguna, yaitu untuk membantu pendistribusian hasil tangkapan mereka, namun mereka tidak begitu berharap bahwa dengan melelangkan hasil tangkapnya di TPI dapat menambah penghasilan mereka. Gambar 5. Perbandingan Keyakinan Responden Terhadap TPI dengan Keyakinan Responden Terhadap Tengkulak Tipologi I: Lelang Nelayan menilai, banyak program yang ditawarkan KUD Mina Samudera, sebagai pengelola TPI Cituis, yang dianggap masih sulit untuk direalisasikan. Salah satu unit usaha yang dimiliki KUD adalah Unit Simpan Pinjam SWAMITRA, namun dari hasil wawancara masih banyak responden yang merasa kesulitan untuk meminjam uang di unit usaha tersebut walaupun sudah menjadi anggota dari koperasi. Keyakinan nelayan terhadap tengkulak menunjukkan dua kecenderungan yang saling bertolak belakang, 10 responden 32,3 persen memiliki keyakinan yang negatif terhadap tengkulak, sedangkan 15 responden 48,4 persen memiliki keyakinan yang positif kepada tengkulak. Responden yang memiliki keyakinan negatif kepada tengkulak adalah responden yang menyalurkan sebagian besar 10 32,3 19 61,3 2 6,5 14 45,2 2 6,5 15 48,4 10 20 30 negatif netral positif Keyakinan pada Tipologi I: Lelang keyakinan terhadap TPI keyakinan terhadap tengkulak 31 hasil tangkapannya ke TPI, sedangkan responden yang memiliki keyakinan sebaliknya adalah responden yang menyalurkan hasil tangkapannya kepada tengkulak. Banyaknya responden yang memiliki keyakinan negatif kepada tengkulak, menciptakan fenomena yang cukup menarik. Sikap reponden pada tipologi ini yang cenderung netral dan bahkan sama sekali tidak ada yang bersikap negatif ternyata tidak sejalan dengan keyakinan para responden terhadap tengkulak. Sebagian responden mengaku bahwa dengan menerima konsekuensi atas perjanjian yang mereka buat dengan tengkulak, yaitu harus selalu menyalurkan hasil tangkapannya kepada tengkulak yang bersangkutan dan membayar komisi kepada tengkulak, mereka merasa keberadaan tengkulak tidak akan mengubah pendapatan mereka menjadi lebih baik dan tidak pula memperburuknya. Hal ini menunjukkan adanya suatu fenomena comfort zone pada diri responden sehingga mereka seolah tidak tertarik untuk mengubah kesejahteraan hidupnya atau sudah nyaman dengan kehidupan ekonomi yang mereka miliki, sehingga mereka tetap memanfaatkan tengkulak walaupun tahu bahwa langkah tersebut tidak memberikan keuntungan bagi mereka. c. Elemen Representasi Sosial: Opini Muncul berbagai opini yang datang dari responden terhadap TPI Cituis, baik opini yang positif maupun negatif. Tetapi keseluruhan responden mengakui bahwa TPI memiliki manfaat. Keberadaan TPI sebagai tempat diselenggarakannya kegiatan lelang dianggap dapat memberikan manfaat kepada nelayan yang ada di Desa Surya Bahari. Namun dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tidak semua responden merasa keberadaan TPI dibutuhkan. Hanya 18 responden atau 45,0 persen yang merasa butuh atas keberadaan TPI Cituis. Berikut opini dari salah satu responden: “Menurut saya sih lebih bermanfaat langgan tengkulak karena kalau jual ke langgan ga perlu ada retribusi lagi.” Bapak MS, 42 tahun, nelayan jaring rampus. Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa ada responden yang masih keberatan atas pemberlakuan retribusi di TPI. Mereka menganggap menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak dapat lebih menguntungkan karena tidak ditarik retribusi. Namun ada juga responden yang beropini sebaliknya. Pernyataan berikut datang dari salah satu nelayan pancing yang memang selalu menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak: “Ya kalau menurut saya sih harga di lelang TPI Cituis lebih bagus daripada di langgan tengkulak, cuma karena kita udah ada janji sama langgan jadi ya harus jual ke langgan.” Bapak KM, 50 tahun, nelayan pancing. Beberapa nelayan pancing menganggap harga yang ditawarkan oleh TPI Cituis lebih baik daripada harga yang ditawarkan oleh tengkulak, namun karena mereka sudah memiliki ikatan dengan pihak tengkulak maka mereka tidak punya pilihan lain selain menjual hasil tangkapannya kepada tengkulak. d. Elemen Representasi Sosial: Informasi Informasi mengenai TPI seperti apa saja fasilitas yang ada pada TPI Cituis, siapa saja pengelolanya,dan aturan-aturan yang berlaku pada TPI sistem lelang dan sistem retribusi ternyata belum seluruhnya diketahui dengan baik oleh responden. Mayoritas responden mengaku mendapatkan informasi tentang TPI Cituis dari sesama nelayan. Mereka bertukar informasi mengenai TPI melalui interaksi sehari-hari. Keadaan TPI yang terbuka, membuat kegiatan TPI seperti kegiatan pelelangan ikan dapat diamati oleh siapa pun, sehingga responden yang tidak memanfaatkan TPI, dapat mengetahui bagaimana kegiatan lelang dilakukan secara umum. Gambar 6. Tingkat Pengetahuan Responden Tipologi I: Lelang Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12,9 persen responden memiliki tingkat pengetahuan yang masih kurang, 67,7 persen responden memiliki tingkat 4 12,9 2 1 67,7 6 19,4 10 20 30 kurang cukup baik Tingkat Pengetahuan tentang TPI pada Tipologi I: Lelang 31 pengetahuan yang cukup dan 19,4 persen responden memiliki tingkat pengetahuan yang dapat dikategorikan baik. Kesalahan banyak dilakukan responden ketika diminta untuk menjawab pertanyaan tentang peraturan yang berlaku di TPI Cituis, yaitu mengenai besarnya retribusi yang berlaku. Banyak responden yang hanya sekedar tahu bahwa pihak TPI memberlakukan sistem penarikan retribusi. Mereka tidak mencari tahu lebih lanjut untuk memastikan berapa besar retribusi yang diberlakukan. Pengetahuan mengenai pegawai TPI adalah pengetahuan yang paling baik diterima oleh responden. Sebanyak 25 orang responden atau 80,6 persen responden dapat menyebutkan minimal satu nama pegawai TPI Cituis. Seperti yang telah dijelaskan, hal ini dapat terjadi karena banyak pegawai TPI yang berasal dari penduduk sekitar, sehingga sudah cukup akrab dengan para responden. Responden yang selalu ikut dalam kegiatan lelang di TPI Cituis memiliki tingkat keterdedahan informasi yang cukup baik, sedangkan responden yang tidak pernah mengikuti lelang di TPI Cituis memiliki tingkat keterdedahan informasi yang kurang. Responden yang selalu ikut dalam kegiatan lelang cenderung lebih sigap untuk mencari tahu lebih banyak mengenai informasi tentang TPI karena secara langsung akan mempengaruhi penghasilannya, sedangkan nelayan yang tidak pernah ikut dalam kegiatan lelang, cenderung tidak begitu peduli untuk mencari tahu info tentang TPI Cituis, karena memang tidak berpengaruh terhadap kehidupan ekonominya.

6.1.2 Representasi Sosial pada Tipologi II: Pasar dan Lelang