Elemen Representasi Sosial: Opini Elemen Representasi Sosial: Sikap

Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa responden telah mengetahui resiko jika melakukan suatu perjanjian dengan tengkulak. Responden di atas selain menyalurkan hasil tangkapnnya kepada tengkulak juga selalu ikut dalam kegiatan lelang di TPI. Responden yang menggunakan alat tangkap selain pancing, sebagian besar memanfaatkan TPI maupun tengkulak untuk menyalurkan hasil tangkapannya. Hasil tangkapan berupa cumi, udang dan corak sotong, biasanya dijual kepada tengkulak, sedangkan hasil tangkapan lainnya akan dilelang di TPI.

c. Elemen Representasi Sosial: Opini

Responden pada kelompok ini sebagian besar memiliki opini yang positif terhadap tengkulak, sedangkan opini terhadap TPI cenderung negatif. Tengkulak dianggap lebih memberikan manfaat dibandingkan TPI. Hubungan antara nelayan dan tengkulak yang berdasarkan hubungan pertemanan menimbulkan opini yang cukup baik bagi tengkulak. Keberadaan tengkulak dirasa lebih dibutuhkan dibandingkan dengan keberadaan TPI oleh sebagian besar responden pada kelompok ini. Beberapa nelayan bahkan menganggap harga yang diberikan oleh tengkulak dapat lebih menguntungkan mereka, seperti yang dikatakan oleh responden berikut ini: “Kalo harga di langgan justru lebih bagus daripada di TPI, jadi kita bisa lebih untung. Harganya ngikutin kualitas ikan kita gitu. Kalo di TPI kan harganya istilahnya udah dipatok gitu ya.” Bapak DM, 35 tahun, nelayan jaring rampus. Bapak DM menyatakan bahwa harga di tengkulak lebih baik jika dibandingkan dengan harga yang diberikan oleh TPI. Harga ikan yang ditentukan tengkulak dianggap dapat lebih menyesuaikan dengan kualitas ikan. Jika ikan yang didapatkan nelayan memiliki kualitas yang baik maka harga yang diberikan biasanya lebih tinggi. Harga di TPI dianggap tidak begitu fleksibel, karena harga yang diberikan cenderung sama kepada satu jenis ikan, tanpa mempertimbangkan kualitasnya.

d. Elemen Representasi Sosial: Informasi

Tingkat pengetahuan nelayan tengtang TPI pada kelompok representasi ini mayoritas berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak 12 responden 50 persen. Responden tidak begitu paham atas peraturan yang berlaku di TPI. Selain itu responden juga meendapatkan informasi tentang TPI hanya dari mulut ke mulut saja yaitu dari sesama nelayan. Gambar 13. Tingkat Pengetahuan Responden Tipologi I: Tempat Jual Ikan Kurangnya informasi tentang TPI yang didapatkan oleh nelayan diduga telah menimbulkan opini yang kurang baik tentang TPI. Responden pada kelompok ini secara umum hanya mengenal TPI sebagai tempat berjalannya kegiatan lelang. Banyak dari mereka yang belum paham akan program-program lain yang ditawarkan oleh pengelola TPI Cituis yaitu KUD Mina Samudera.

6.2.2 Representasi Sosial pada Tipologi II: Tempat Pinjam Uang

a. Elemen Representasi Sosial: Sikap

Sikap reponden terhadap tengkulak sebagian besar berada pada kategori negatif, yaitu sebanyak 76,5 persen, sedangkan sikap responden terhadap TPI cukup beragam, dengan persentase sebesar 47,1 persen bersikap positif, 17,6 persen memiliki sikap netral dan 35,3 persen berikap negatif. Beberapa responden pada kelompok ini merasa keberatan dengan besarnya komisi yang ditarik oleh tengkulak, sedangkan retribusi yang ditarik oleh TPI dianggap wajar oleh responden yang memiliki sikap positif kepada TPI. 12 52,2 7 30,4 4 17,4 12 24 kurang cukup baik Tingkat Pengetahuan tentang TPI pada Tipologi I: Tempat Jual Ikan 23 Gambar 14. Perbandingan Sikap Responden Terhadap TPI dengan SikapResponden Terhadap Tengkulak Tipologi II: Tempat Pinjam Uang Walaupun responden pada kelompok ini lebih banyak yang menunjukkan sikap negatif kepada tengkulak namun mereka mengakui bahwa meminjam uang kepada tengkulak memang lebih mudah jika dibandingkan dengan meminjam uang kepada pengelola TPI. Fasilitas TPI juga dianggap kurang memadai, sehingga membuat nelayan merasa kegiatannya kurang terlayani dengan baik. “Kalau menurut saya sih fasilitas yang ada di TPI Cituis kurang bisa dirasain sama nelayan ya. Coba kalau ada fasilitas diesel sama ini nih kali sungai yang difungsikan sebagai sarana tambat labuh udah dangkal banget, jadi kapal gampang kandas kan.. pengennya sih diperbaiki gitu biar enggak dangkal lagi.” Bapak TR, 45 tahun, nelayan gardan. Permasalahan sungai yang dijadikan sarana kolam tambat labuh dianggap responden sebagai hal penting yang harus diperhatikan oleh pihak TPI. Namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pihak TPI merasa permasalahan ini bukan tanggung jawab mereka secara penuh karena pada dasarnya sungai tersebut merupakan tanggung jawab dari pengelolanya yaitu Dinas Perhubungan.

b. Elemen Representasi Sosial: Keyakinan