Keadaan Umum TPI Cituis

dibandingkan untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan nelayan telah menekuni pekerjaannya semenjak usia sekolah, hal ini membuat tingginya tingkat putus sekolah di kalangan nelayan. Keberadaan jalan raya yang menjadi penghubung antara Desa Surya Bahari dengan desa lainnya membuat akses ke Desa Surya Bahari seharusnya menjadi hal yang mudah. Namun keberadaan kendaraan angkutan umum yang terbatas membuat akses ke Desa Surya Bahari agak sulit, terutama jika sudah lewat sore hari. Memanfaatkan jasa ojeg motor menjadi satu-satunya cara untuk mengakses Desa Surya Bahari jika hari sudah sore. Kesulitan transportasi tersebut tidak menjadikan Desa Surya Bahari sepi akan aktivitas. Salah satu aktivitas yang masih dapat ditemukan selepas sore hari adalah aktivitas yang dilakukan oleh para nelayan, beberapa nelayan bahkan baru mulai melaut ketika hari sudah malam. Keadaan sosial masyarakat nelayan di Desa Surya Bahari tidak jauh beda dengan keadaan sosial masyarakat nelayan di desa pesisir lainnya. Hubungan patron-klien masih dapat dengan mudah ditemukan, terutama pada nelayan yang merupakan penduduk asli Desa Surya Bahari. Hampir seluruh nelayan tersebut memiliki hubungan dengan tengkulak atau dalam bahasa lokal disebut langgan. Langgan biasanya telah dikenal baik oleh nelayan, sehingga hubungan patron- klien yang terjadi terkesan lebih akrab. Selain nelayan yang merupakan penduduk asli, di Desa Surya Bahari juga terdapat banyak nelayan pendatang yang akhirnya menjadi penduduk tetap ataupun hanya menjadi penduduk musiman. Daerah asal dari nelayan pendatang ini beragam, misalnya dari: Brebes, Indramayu, dan Cirebon.

4.2 Keadaan Umum TPI Cituis

TPI Cituis adalah tempat pelelangan ikan yang dikelola oleh KUD Mina Samudera yang merupakan kerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Kabupaten Tangerang. TPI Cituis dibangun pada tahun 1979, pada saat awal pendiriannya, TPI ini hanya dikelola oleh DKP Kabupaten Tangerang. Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Cituis yang merupakan tempat beradanya TPI Cituis termasuk ke dalam pelabuhan tipe D. TPI Cituis hingga saat ini masih tercatat sebagai TPI dengan pemberian kontribusi PAD Pendapatan Asli Daerah tertinggi dalam bentuk retribusi pelelangan ikan di Kabupaten Tangerang. Tabel 3. Jumlah Produksi dan Raman TPI Cituis Selama Tahun 2010. Bulan Produksi Kg Raman Rp Januari 69.652 373.579.000 Februari 51.112 255.159.000 Maret 55.742 302.218.000 April 58.053 351.461.000 Mei 71.862 419.168.000 Juni 87.249 484.002.000 Juli 80.264 480.699.000 Agustus 78.394 484.843.000 September 46.337 295.745.000 Oktober 77.295 459.273.000 November 54.199 307.855.000 Desember 53.558 322.164.000 Total 783.717 4.516.166.000 Sumber: Laporan Pertanggungjawaban Pengurus KUD Mina Samudra, 2011 Jenis alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di sekitar TPI Cituis adalah jaring gardan, jaring rampus, jaring apollo, payang dan pancing. Masing-masing alat tangkap memiliki operasional penangkapan ikan yang berbeda. Tabel 4. Jenis Ikan Dominan yang Mendarat di PPI Cituis selama Tahun 2010. Jenis Ikan Dominan Jumlah Produksi ton Nilai Produksi rupiah KurisiKuniran 10 470.000.000 Biji Nangka 5 189.000.000 Pari 4,5 265.000.000 Kembung 2,5 390.000.000 Kuwe 2,2 361.000.000 Sumber: PPI Cituis 2010 Ikan yang menjadi hasil tangkap dominan adalah ikan jenis kurisikuniran. Selain ikan kurisikuniran, masih banyak jenis ikan lain yang dapat ditemukan di perairan sekitar TPI Cituis. Menurut keterangan responden, tiap alat tangkap memiliki spesialisasi dalam menangkap suatu jenis ikan tertentu, misalnya alat tangkap jaring gardan lebih banyak menangkap ikan jenis pari dan kurisikuniran, sedangkan jaring rampus lebih banyak menangkap ikan jenis kembung. TPI Cituis merupakan salah satu fasilitas fungsional yang dimiliki oleh PPI Cituis. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, TPI Cituis didukung oleh beberapa fasilitas, seperti gedung lelang, tempat penjemuran ikan, instalasi air tawar, instalasi listrik, SPDN tangki BBM, pos keamanan, toko, dan balai pertemuan nelayan BPN. Selain fasilitas yang langsung dikelola oleh KUD Mina Samudera, terdapat beberapa fasilitas lain yang mendukung kegiatan nelayan di sekitar TPI, berikut tabel yang menunjukkan rincian fasilitas tersebut. Tabel 5. Fasilitas-Fasilitas di Sekitar TPI Cituis. No Fasilitas Kapasitas Pemanfaatan Kondisi 1 Areal Daratan Pelabuhan 5000 m 2 dimanfaatkan Baik 2 Jetty 215 m dimanfaatkan Baik 3 Dinding Penahan Tanah 80 m dimanfaatkan Baik 4 Jalan 200 m dimanfaatkan Baik 5 Drainase 5000 m 2 dimanfaatkan Baik 6 Tempat Pelelangan Ikan 400 m 2 dimanfaatkan Rusak 7 Lampu Suar 1 unit dimanfaatkan baik 8 Penampungtangki air 1.000 l dimanfaatkan Baik 9 Sumber air 2 unit dimanfaatkan Baik 10 Daya listrik 1200 watt dimanfaatkan Baik 11 SPBN 16.000 l dimanfaatkan rusak berat 12 Syahbandar 60 m 2 dimanfaatkan baik 13 Tempat Parkir 400 m 2 dimanfaatkan baik 14 Balai Pertemuan Nelayan 300 m 2 dimanfaatkan baik 15 Koperasi 150 m 2 dimanfaatkan baik Sumber: PPI Cituis, 2010 KUD Mina Samudera sebagai pihak pengelola TPI memiliki empat bidang usaha, yaitu: a. Unit Simpan Pinjam USP Swamitra: unit usaha yang melayani kegiatan simpan pinjam. Dalam menjalankan kegiatannya, unit ini bekerja sama dengan Bank Bukopin. Selain melayani kegiatan simpan pinjam, unit ini juga melayani pembayaran rekening listrik, telepon, air, jasa telekomunikasi, dan pembayaran kredit kendaraan. b. Unit Solar Packed Dealer Nelayan SPDN: unit ini merupakan kerja sama antara KUD dengan PT. Pertamina Persero. c. Unit Tempat Pelelangan Ikan TPI Cituis: unit yang merupakan kerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang. d. Unit Kedai Pesisir: unit yang melayani anggota KUD maupun masyarakat sekitar dengan menjual kebutuhan sehari-hari.

BAB IX PENUTUP

9.1 Kesimpulan

1. Hasil asosiasi kata menunjukkan bahwa nelayan di Desa Surya Bahari menganggap kata yang paling tepat untuk mewakili TPI Cituis adalah „lelang‟, yang berarti sesuai dengan fungsi pokok dari TPI. Kata berikutnya yang dianggap mewakili adalah kata „pasar‟. Hal ini dikarenakan di sekitar TPI terdapat banyak pembeli lelang atau bakul yang langsung menjual ikan yang telah dibelinya kepada masyarakat umum, sehingga suasana seperti pasar ikan sangat terasa di sekitar tempat pelelangan. 2. Karakteristik responden memiliki keterkaitan dengan representasi sosial tentang TPI yang mereka miliki. Jenis alat tangkap merupakan karakteristik responden yang memiliki keterkaitan cukup besar dengan representasi sosial. Responden yang telah memanfaatkan TPI umumnya memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang TPI karena mereka dapat mendapatkan informasi lebih banyak dibandingkan responden yang tidak memanfaatkan TPI. Informasi tersebut dapat mereka peroleh dari hasil berinteraksi dengan pihak TPI. Selanjutnya, status responden juga memiliki kaitan dengan representasi sosial. Responden yang berstatus sebagai juragan memiliki representasi sosial yang lebih baik mengenai TPI Cituis. 3. Tingkat pengetahuan tentang karakteristik TPI Cituis terbukti memiliki hubungan nyata dengan beberapa aspek representasi sosial yang dimiliki responden, yaitu sikap dan keyakinan mereka. Tingkat interaksi antara responden dengan tengkulak ternyata tidak memiliki hubungan yang nyata dengan representasi sosial terhadap TPI pada responden.

9.2 Saran

1. Pihak TPI Cituis diharapkan lebih banyak melakukan sosialisasi tentang keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh nelayan, agar nelayan dapat lebih tertarik untuk ikut serta dalam kegiatan lelang di TPI Cituis.