Tabel 19 tersebut menunjukkan bahwa nelayan yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah nelayan dengan alat tangkap jaring rampus 22,5 persen
dan jaring apollo 7,5 persen. Nelayan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang berasal dari nelayan pancing 10,0 persen dan payang 2,5 persen. Nelayan
jaring rampus dan jaring apollo yang menjadi responden adalah nelayan yang telah memanfaatkan TPI, sehingga mereka memang sudah sering berinteraksi
dengan pihak TPI. Hal tersebut menjadi salah satu faktor baiknya pengetahuan yang mereka miliki. Banyaknya interaksi dengan pihak TPI telah memberikan
banyak informasi mengenai TPI itu sendiri. Responden yang merupakan nelayan pancing selalu memanfaatkan
tengkulak untuk menjual hasil tangkapannya, mereka hampir tidak pernah bersinggungan dengan kegiatan di TPI. Hal tersebut membuat informasi tentang
TPI yang mereka terima bisa jadi tidak valid karena tidak berasal langsung dari pihak TPI. Pada sisi lain, responden yang menggunakan alat tangkap payang
selalu memanfaatkan TPI, namun tingkat pengetahuannya ternyata masuk ke dalam kategori kurang. Hal ini dapat dikarenakan nelayan yang menjadi
responden memang tidak aktif dalam mencari informasi mengenai TPI. Selain itu jumlah responden yang berasal dari nelayan payang dirasa memang belum
mencukupi untuk mengkaji lebih lanjut kecenderungan tingkat pengetahuan yang dimiliki nelayan tersebut.
Responden yang merupakan nelayan pancing sebagian besar memiliki opini yang netral, dalam artian mereka mengakui bahwa keberadaan TPI
memberikan manfaat kepada nelayan di Desa Surya Bahari secara umum, namun secara pribadi mereka sendiri tidak merasa membutuhkan TPI. Hubungan yang
terjadi antara nelayan pancing dengan tengkulak dirasa telah menjadi zona nyaman yang dimiliki oleh nelayan pancing. Banyak dari mereka tidak merasa
keberatan atas konsekuensi atas ikatan yang mereka jalin dengan tengkulak.
7.2 Hubungan antara Status Responden dengan Representasi Sosial
Hasil uji Chi-Square antara status responden dan sikapnya terhadap TPI menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,003. Kesimpulannya adalah terdapat
perbedaan sikap yang muncul pada responden dengan status yang berbeda. Responden yang berstatus sebagai ABK cenderung memiliki sikap yang netral,
begitu pun dengan responden yang berstatus sebagai nakhoda, sedangkan responden yang berstatus sebagai juragan memiliki kecenderungan untuk bersikap
positif terhadap TPI. Nelayan yang berstatus sebagai ABK dan nakhoda pada tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan kemana hasil tangkapan mereka
akan disalurkan, kewenangan tersebut dimiliki oleh nelayan juragan. TPI sebagai salah satu pilihan untuk menyalurkan hasil tangkap tentu saja akan mendapatkan
perhatian lebih dari nelayan juragan, mereka harus mengetahui berbagai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki TPI karena hal tersebut akan mempengaruhi
keputusan mereka untuk menetapkan pola distribusi yang akan mereka gunakan. Tabel 20. Sikap Responden terhadap TPI Berdasarkan Status.
Status Responden Sikap terhadap TPI
Total
Negatif Netral
Positif n
n n
∑n
ABK 5
12,5 21
52,5 0,0
26 65,0
Nakhoda 1
2,5 1
2,5 0,0
2 5,0
Juragan 3
7,5 1
2,5 8
20,0 12
30,0
Total 9
22,5 23
57,5 8
20,0 40
100,0 Sikap positif pada nelayan juragan dapat muncul karena mereka sering
berinteraksi dengan TPI dalam rangka pemenuhan tanggung jawabnya sebagai pembuat keputusan. Sikap netral dan negatif muncul pada nelayan ABK dan
nakhoda, karena mereka lebih pasif dalam hal penyaluran hasil tangkap, sehingga jarang berinteraksi dengan pihak TPI.
Tabel 21. Keyakinan terhadap TPI Berdasarkan Status. Status
Responden Keyakinan terhadap TPI
Total
Negatif Netral
Positif n
n N
∑n ABK
7 17,5
19 47,5
0,0 26
65,0
Nakhoda 1
2,5 1
2,5 0,0
2 5,0
Juragan 2
5,0 2
5,0 8
20,0 12
30,0
Total 10
25,0 22
55,0 8
20,0 40
100,0 Nilai probabilitas yang muncul pada uji Chi-Square antara variabel status
responden dan aspek keyakinan terhadap TPI adalah sebesar 0,042, sehingga keyakinan terhadap TPI berbeda pada tiap status responden. Pada tabel tabulasi
silang antara status responden dengan keyakinan terhadap TPI, terlihat bahwa responden yang memiliki keyakinan positif adalah responden yang memiliki
status sebagai juragan. Hal ini dapat menjelaskan tentang adanya perbedaan keyakinan yang mencolok pada kelompok responden yang berasal dari nelayan
jaring rampus. Nelayan jaring rampus yang memiliki sikap negatif adalah mereka yang memiliki status sebagai ABK, sedangkan nelayan jaring rampus yang
memiliki keyakinan positif terhadap TPI adalah nelayan yang berstatus sebagai juragan. Nelayan juragan memiliki keyakinan yang lebih positif dibandingkan
nelayan ABK dan nakhoda karena secara ekonomi nelayan juragan lebih diuntungkan dengan adanya TPI. Di sisi lain, nelayan ABK dan nakhoda tidak
begitu dapat merasakan manfaat TPI karena penghasilan mereka tergantung kepada juragannya.
Hasil uji Chi-Square antara status responden dengan tingkat pengetahuannya menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,059 lihat tabel 16,
nilai tersebut lebih besar dibandingkan nilai probabilitas default yang berlaku pada program SPSS yang digunakan untuk menguji. Dengan demikian tidak
terdapat hubungan antara status responden dengan tingkat pengetahuan tentang TPI yang dimiliki. Hal ini dapat dikarenakan meskipun responden berstatus
sebagai juragan, namun ketika responden tersebut menggunakan alat tangkap pancing, ternyata tingkat pengetahuannya tentang TPI dikategorikan rendah.
Tingkat pengetahuan tentang TPI yang dapat dikategorikan tinggi dimiki oleh responden yang berstatus sebagai juragan dan menggunakan alat tangkap non-
pancing. Opini terhadap TPI yang muncul dari responden yang merupakan nelayan
non-pancing ternyata cukup beragam. Opini yang bersifat negatif dan netral lebih banyak diberikan oleh responden yang berstatus sebagai ABK dan nakhoda,
sedangkan opini positif cenderung berasal dari responden yang berstatus sebagai juragan. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan TPI lebih banyak dirasakan
manfaatnya oleh responden yang berstatus sebagai juragan. Sebagai pemilik modal, nelayan juragan memang mendapatkan pemasukan yang lebih daripada
nelayan yang berstatus sebagai nakhoda atau ABK. Keberadaan TPI yang dapat membantu penjualan hasil tangkap tentu saja sangat bermanfaat bagi nelayan
juragan sebagai pemilik modal, yang sangat membutuhkan masukan yang lancar sehingga dapat dipergunakan untuk kegiatan melaut berikutnya.
7.3 Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan Representasi Sosial