c. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Surya Bahari sebagian besar adalah sebagai nelayan dengan jumlah 2.750 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Desa Surya Bahari memiliki ketergantungan yang besar terhadap sektor perikanan. Selain itu, penduduk Desa Surya Bahari juga bekerja pada
sektor-sektor lainnya secara rinci akan dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 2. Komposisi Penduduk Desa Surya Bahari Menurut Mata Pencaharian
Tahun 2011.
Sumber: Data Monografi Desa Surya Bahari, 2011
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa mata pencaharian terbesar ada di sektor perikanan atau lebih spesifik lagi terdapat pada sektor perikanan
tangkap yaitu sebagai nelayan. Mata pencaharian dominan selanjutnya adalah pekerjaan di sektor perdagangan dan pertanian. Banyaknya penduduk yang
bekerja di sektor pertanian menyebabkan masih banyaknya areal persawahan di daerah ini. Berdasarkan sumber monografi Desa Surya Bahari, penduduk yang
masuk ke dalam golongan angkatan kerja adalah sebanyak 3.683 orang, namun yang tercatat sebagai penduduk yang memiliki mata pencaharian adalah sebanyak
3.458 orang, sedangkan 150 orang penduduk tercatat sebagai pengangguran kentara dan 75 orang lainnya sebagai pengangguran tidak kentara.
d. Kondisi Sosial-Ekonomi
Masyarakat di Desa Surya Bahari rata-rata memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk bekerja
No Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa Persentase
1. Petani
45 1,30
2. Penggarap
100 2,90
3. Buruh Tani
75 2,17
4. Nelayan
2750 79,50
5. Pedagang
300 8,68
6. Industri Kecil
100 2,90
7. Buruh Industri
45 1,30
8. Pertukangan
16 0,47
9. Pegawai Negeri Sipil
8 0,23
10. Pensiunan PNS
1 0,03
11. Perangkat Desa
18 0,52
Jumlah 3458
100,00
dibandingkan untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kebanyakan nelayan telah menekuni pekerjaannya semenjak usia sekolah, hal ini
membuat tingginya tingkat putus sekolah di kalangan nelayan. Keberadaan jalan raya yang menjadi penghubung antara Desa Surya
Bahari dengan desa lainnya membuat akses ke Desa Surya Bahari seharusnya menjadi hal yang mudah. Namun keberadaan kendaraan angkutan umum yang
terbatas membuat akses ke Desa Surya Bahari agak sulit, terutama jika sudah lewat sore hari. Memanfaatkan jasa ojeg motor menjadi satu-satunya cara untuk
mengakses Desa Surya Bahari jika hari sudah sore. Kesulitan transportasi tersebut tidak menjadikan Desa Surya Bahari sepi akan aktivitas. Salah satu aktivitas yang
masih dapat ditemukan selepas sore hari adalah aktivitas yang dilakukan oleh para nelayan, beberapa nelayan bahkan baru mulai melaut ketika hari sudah malam.
Keadaan sosial masyarakat nelayan di Desa Surya Bahari tidak jauh beda dengan keadaan sosial masyarakat nelayan di desa pesisir lainnya. Hubungan
patron-klien masih dapat dengan mudah ditemukan, terutama pada nelayan yang merupakan penduduk asli Desa Surya Bahari. Hampir seluruh nelayan tersebut
memiliki hubungan dengan tengkulak atau dalam bahasa lokal disebut langgan. Langgan biasanya telah dikenal baik oleh nelayan, sehingga hubungan patron-
klien yang terjadi terkesan lebih akrab. Selain nelayan yang merupakan penduduk asli, di Desa Surya Bahari juga terdapat banyak nelayan pendatang yang akhirnya
menjadi penduduk tetap ataupun hanya menjadi penduduk musiman. Daerah asal dari nelayan pendatang ini beragam, misalnya dari: Brebes, Indramayu, dan
Cirebon.
4.2 Keadaan Umum TPI Cituis