sebagai usia muda, ternyata sejalan dengan dominasi tingkat pengalaman sebagai nelayan yang masih rendah, yaitu sebanyak 52,2 persen. Tingkat pengalaman
responden pada tipologi II berada pada kategori sedang, dengan persentase sebesar 41,2 persen. Alat tangkap yang banyak digunakan oleh responden pada
tipologi I adalah pancing, dengan persentase sebesar 73,9 persen, sedangkan pada tipologi II, alat tangkap yang dominan digunakan oleh responden adalah jaring
rampus 35,3 persen. Selain itu, responden pada kelompok tipologi I, sebanyak 73,9 persen menyalurkan hasil tangkapnya hanya kepada tengkulak, sedangkan
52,9 persen responden pada tipologi II lebih banyak menyalurkan hasil tangkapnya kepada dua pihak, yaitu TPI dan tengkulak.
Ter nyata responden yang memaknai tengkulak sebagai „tempat jual ikan‟
didominasi oleh responden yang berstatus sebagai ABK, sisanya adalah nakhoda. P
emaknaan tengkulak sebagai „tempat pinjam uang‟ didominasi oleh responden yang berstatus sebagai juragan. Fakta tersebut menunjukkan bahwa pemaknaan
tengkulak sebagai „tempat jual ikan‟ banyak muncul pada responden yang ketika dalam kegiatan melaut umunya tidak berhubungan langsung dengan masalah
pendanaan. Nelayan yang berstatus sebagai ABK dan nakhoda adalah nelayan yang lebih banyak berkutat dengan hal-hal teknis, berbeda dengan nelayan juragan
yang memang sudah tanggung jawabnya untuk memikirkan pendanaan. Pemaknaan tengkulak sebagai „tempat pinjam uang‟ menunjukkan bahwa
responden pada tipologi II lebih memandang tengkulak sebagai sumber pendanaan.
6.2.1 Representasi Sosial pada Tipologi I: Tempat Jual Ikan
a. Elemen Representasi Sosial: Sikap
Kelompok representasi sosial yang pertama ini, memiliki sikap yang cukup positif kepada tengkulak. Sebanyak 17 orang responden atau 73,9 persen
memiliki sikap yang positif terhadap tengkulak, sedangkan sikap kepada TPI didominasi oleh sikap netral, yaitu sebanyak 20 responden 87,0 persen.
Positifnya sikap responden kepada tengkulak diduga karena adanya pengaruh kebergantungan mereka terhadap keberadaan tengkulak.
Gambar 11. Perbandingan Sikap Responden Terhadap TPI dengan Sikap Responden Terhadap Tengkulak Tipologi I: Tempat Jual Ikan
Nelayan yang menyalurkan hasil tangkapannya kepada tengkulak biasanya telah memiliki perjanjian sebelumnya, sehingga kegiatan menjual hasil melaut
kepada tengkulak menjadi suatu kewajiban bagi para nelayan. Perjanjian agar nelayan menjual ikannya kepada tengkulak akan muncul ketika nelayan
meminjam uang kepada tengkulak. Tengkulak akan memberikan uang yang dibutuhkan nelayan dengan syarat nelayan selalu menjual ikan hasil tangkapannya
kepada tengkulak. Tengkulak biasanya berasal dari warga setempat sehingga nelayan dan
tengkulak biasanya sudah mengenal satu sama lain. Hal ini menyebabkan hubungan nelayan dan tengkulak menjadi lebih terkesan akrab. Bahkan tidak
jarang nelayan dan tengkulak masih memiliki hubungan keluarga. Kedekatan antara nelayan dan tengkulak di kehidupan sehari-hari diduga menjadi salah satu
alasan terjadinya kecenderungan positif pada sikap nelayan terhadap tengkulak. Sikap yang cenderung netral kepada TPI diduga karena responden pada
kelompok representasi ini tidak pernah memiliki pengalaman yang buruk maupun positif dengan TPI karena memang mereka tidak pernah mengikuti kegiatan
lelang. Seorang responden mengaku walaupun secara pribadi tidak pernah mengikuti lelang di TPI Cituis tetapi melihat antusias nelayan lain yang mengikuti
lelang di TPI Cituis membuat Ia menganggap keberadaan TPI Cituis cukup bermanfaat.
3 13,0
20 87,0
6 26,1
17 73,9
8 16
24
negatif netral
positif Sikap pada Tipologi I: Tempat Jual Ikan
TPI Tengkulak
23
b. Elemen Representasi Sosial: Keyakinan