Status Responden Karakteristik Responden

agak jauh jika dibandingkan dengan nelayan harian, bahkan dapat mendekati daerah Lampung. Pada kapal nelayan babangan harus ada persediaan es agar ikan hasil tangkapan dapat tetap segar walaupun harus berada di kapal untuk beberapa hari.

5.1.2 Status Responden

Status nelayan di Desa Surya Bahari dibagi menjadi tiga berdasarkan atas peran masing-masing nelayan dalam kegiatan melaut, yaitu: juragan, nakhoda dan anak buah kapal ABK . Persentase responden berdasarkan statusnya didominasi oleh nelayan yang berstatus sebagai ABK 65,0 persen, karena jumlah nelayan yang berstatus sebagai ABK memang lebih banyak jika dibandingkan dengan nelayan yang berstatus sebagai nakhoda maupun juragan. Tabel 7. Persentase Responden Berdasarkan Status. Status n orang n ABK 26 65,0 Nakhoda 2 5,0 Juragan 12 30,0 Jumlah 40 100,0 Status juragan diberikan kepada nelayan yang memiliki modal melaut. Modal melaut adalah hal-hal dasar yang sangat diperlukan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan, seperti kapal dan alat tangkap. Seorang juragan dapat ikut melaut bersama anak buahnya maupun tidak. Nelayan yang berstatus sebagai nakhoda bertindak memberikan komando dan mengambil keputusan ketika melaut. Ketika seorang juragan ikut melaut maka biasanya ia akan mendapatkan peran ganda, yaitu sebagai juragan maupun sebagai nakhoda. Juragan yang tidak ikut melaut biasa disebut sebagai “juragan darat”, sedangkan seorang nakhoda biasa disebut juga sebagai “juragan laut”. Nelayan dengan status sebagai ABK adalah nelayan yang paling banyak jumlahnya. Biasanya setiap ABK telah memiliki tugasnya masing-masing saat melaut. Dalam satu buah kapal terdiri dari satu nakhoda dan beberapa ABK. Banyaknya ABK dalam kapal tergantung kepada ukuran kapal yang digunakan untuk melaut, jumlahnya berkisar antara dua hingga belasan ABK dalam satu kapal. Sebagian besar responden menggunakan alat tangkap milik orang lain ketika melaut. Hal ini karena banyaknya responden yang berstatus sebagai ABK. Nelayan ABK memang biasanya tidak memiliki alat tangkap, sehingga mereka bergabung dengan nelayan yang memiliki alat tangkap ketika melaut. Tabel 8. Persentase Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Alat Tangkap. Status Kepemilikan Alat Tangkap n orang n Milik sendiri 12 30,0 Milik orang lain 28 70,0 Jumlah 40 100,0 Peran sebagai pemilik kapal atau modal melaut biasanya tidak hanya dilakoni oleh satu orang saja. Dalam masyarakat pesisir sangat mudah ditemui hubungan kerja sama yang disebut sebagai hubungan patron-klien. Hubungan patron-klien adalah hubungan yang sering terjadi dalam upaya pemenuhan modal untuk melaut. Pihak yang berperan sebagai patron biasa disebut sebagai langgan atau tengkulak. Seorang tengkulak memberikan dana yang dimilikinya kepada juragan untuk modal, modal ini dapat berjumlah penuh maupun hanya sebagiannya saja. Besarnya modal yang akan diberikan oleh tengkulak disesuaikan dengan kebutuhan dari pihak peminjam. Hubungan patron-klien antara tengkulak dan nelayan ini akan dibahas lebih lanjut pada subbab berikutnya.

5.1.3 Tingkat Pendapatan