Kerangka Pemikiran PENDEKATAN TEORITIS

Scot 1972 dalam Layn 2008 menyatakan hubungan patron-klien merupakan suatu kasus hubungan antara dua orang yang sebagian besar melibatkan persahabatan instrumental, dimana seseorang dengan status sosial lebih tinggi patron menggunakan pengaruh dan sumber daya untuk memberikan perlindungan danatau keuntungan kepada seseorang dengan status lebih rendah klien yang pada gilirannya membalas pemberian tersebut dengan dukungan dan bantuan, termasuk jasa pribadi kepada patron. Ketidakseimbangan pertukaran pada hubungan patron-klien dapat dengan mudah ditemukan. Ketidakseimbangan yang dimaksudkan di sini adalah dalam arti barang dan jasa yang diterima lain dengan yang telah diberikan. Namun dalam pandangan individu yang terlibat dalam hubungan patron-klien pertukaran yang mereka lakukan dapat saja dianggap seimbang. Gouldner 1977 dalam Layn 2008 menyatakan bahwa equivalence dapat berarti bahwa, apa yang dipertukarkan sangat berlainan wujudnya namun sama nilainya menurut pandangan para pelakunya, dan besar kecilnya nilai sesuatu yang dipertukarkan ini ditentukan oleh berbagai macam faktor, misalnya kebutuhan penerima saat pemberian diberikan, semakin tinggi nilai pemberian baginya makin besar pula rasa wajib untuk membalas pemberian tersebut. Keseimbangan ini sering disebut denga heteromorphic reciprocity. Menurut Mulyadi 2007, Tempat Pelelangan Ikan TPI yang secara konseptual disediakan pemerintah untuk membantu nelayan dalam memasarkan hasil, ternyata belum optimal. Kendala yang dihadapi TPI dalam mengundang nelayan untuk menggunakan fasilitas yang tersedia ternyata terjadi karena alasan sosiologis di mana nelayan telah menjalin hubungan dengan tengkulak dalam suatu hubungan patron-klien, yaitu tengkulak memberikan fasilitas kredit kepada nelayan. Sebaliknya nelayan memiliki kewajiban untuk menjual hasil tengkapannya kepada tengkulak.

2.2 Kerangka Pemikiran

Representasi sosial tentang TPI pada nelayan dipengaruhi oleh faktor internal karakteristik individu nelayan dan faktor eksternal. Karakteristik individu meliputi status nelayan, jenis alat tangkap yang digunakan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat usia dan tingkat pengalaman. Faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini berasal dari TPI sendiri yaiu karakteristik dari TPI Cituis dan faktor eksternal lain yang berasal dari kehidupan sosial ekonomi nelayan, yaitu hubungan patron-klien antara tengkulak dan nelayan. Karakteristik TPI yang diduga dapat mempengaruhi representasi sosial nelayan terhadap TPI, antara lain: kelengkapan fasilitas, letak, sistem lelang, sistem retribusi dan pegawai dari TPI tersebut. Tingkat pemanfaatan TPI oleh nelayan dapat dilihat dari frekuensi mengikuti kegiatan lelang, persentasi jumlah ikan yang dilelang dari hasil tangkapan, dan kegiatan yang diikuti nelayan di TPI selain dari kegiatan lelang. Representasi sosial tentang TPI pada nelayan adalah sejumlah imej, opini, penilaian, dan keyakinan umum mengenai TPI yang ada pada nelayan. Representasi sosial berarti pemahaman bersama tentang suatu hal di kelompok tertentu yang di dalamnya terdiri dari informasi, keyakinan, pendapat, dan sikap. Nelayan dapat berkomunikasi satu sama lain tentang TPI melalui informasi, keyakinan, pendapat, dan sikap mereka. Komunikasi tersebut akan menghasilkan suatu pengetahuan sosial tentang TPI yang hampir sama di antara nelayan. Representasi sosial merupakan suatu pandangan fungsional yang membiarkan individu atau kelompok memberikan makna atau arti terhadap tindakan yang dilakukannya, untuk mengerti suatu realita kehidupan sesuai dengan referensi yang mereka miliki, dan untuk beradaptasi terhadap realitas tersebut. Maka representasi sosial individu mengenai suatu hal akan mempengaruhi perilaku individu terhadap hal tersebut. Jadi, representasi sosial tentang TPI pada nelayan akan mempengaruhi perilaku nelayan. Namun pada penelitian ini tidak akan mengkaji mengenai tingkat pemanfaatan TPI oleh nelayan karena berada di luar tujuan penelitian. Penjelasan di atas dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka Pemikiran Representasi Sosial tentang Tempat Pelelangan Ikan TPI pada Nelayan 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dirumuskan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan representasi sosial tentang TPI pada nelayan yang menggunakan alat tangkap gardan dengan nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring rampus. 2. Terdapat perbedaan representasi sosial tentang TPI pada nelayan yang berstatus nelayan buruh, nelayan perorangan dan nelayan juragan. 3. Terdapat hubungan positif nyata pada tingkat pendapatan nelayan terhadap representasi sosial nelayan tentang TPI. Faktor Eksternal Tingkat Pemanfaatan TPI oleh Nelayan Faktor Internal Karakteristik Nelayan: 1. Jenis alat tangkap 2. Status nelayan 3. Tingkat pendapatan 4. Tingkat pendidikan 5. Tingkat pengalaman 6. Tingkat usia Karakteristik TPI: 1. Fasilitas TPI 2. Letak TPI 3. Sistem retribusi 4. Sistem lelang Representasi Sosial tentang TPI pada Nelayan Elemen: 1. Informasi 2. Sikap 3. Opini 4. Keyakinan Tingkat interaksi dengan tengkulak hubungan patron- klien Keterangan Gambar: : hubungan : batas penelitian 4. Terdapat hubungan positif nyata pada tingkat pendidikan nelayan terhadap representasi sosial nelayan tentang TPI. 5. Terdapat hubungan positif nyata pada pengalaman nelayan terhadap representasi sosial nelayan tentang TPI. 6. Terdapat hubungan positif nyata pada usia nelayan terhadap representasi sosial nelayan tentang TPI. 7. Terdapat hubungan negatif nyata pada tingkat interaksi nelayan dengan tengkulak terhadap representasi sosial nelayan tentang TPI.

2.4 Definisi Operasional dan Pengukuran