Fungsi Tempat Pelelangan Ikan

bangunan tempat transaksi penjualan ikan; c ada yang mengkoordinasi prosedur lelangpenjualan; d mendapat izin dari instansi yang berwenang Dinas PerikananPemerintah Daerah. TPI merupakan pusat dari seluruh kegiatan perikanan, yang mengumpulkan semua hasil tangkapan untuk dijual melalui sistem lelang Direktorat Jenderal Perikanan 1981 dalam Yunizar, 1989. Direktur Bina Prasarana Perikanan 1987 dalam Yunizar 1989 mengatakan bahwa secara umum pelelangan ikan diartikan sebagai suatu metode transaksi di pusat produksi yang diselenggarakan di TPI antara nelayan dan bakul dengan tujuan agar dapat diperoleh harga yang wajar serta pembayaran secara tunai kepada nelayan. Berdasarkan Keputusan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 139 Tahun 1997; 902KptsPL.420997; 03SKBMIX1997 tertanggal 12 September 1997 tentang penyelengaraan tempat pelelangan ikan, bahwa yang disebut dengan Tempat Pelelangan Ikan adalah tempat para penjual dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan melalui pelelangan dimana proses penjualan ikan dilakukan di hadapan umum dengan cara penawaran bertingkat Pramitasari, 2005.

a. Fungsi Tempat Pelelangan Ikan

Fungsi TPI menurut Direktorat Jenderal Perikanan 1985 sebagaimana dikutip Yunizar 1989 adalah sebagai: 1. Tempat pelelangan; 2. Tempat menyortir, mencuci, dan menimbang sebelum ikan dilelang; 3. Tempat pengepakkan sebelum ikan dikirim ke daerah pemasaran. TPI pada hakekatnya adalah pasar induk dari segi institusi. Manfaat dari pelelangan ikan menurut Direktur Bina Prasarana Perikanan 1987 dalam Adi 1995 adalah sebagai berikut: 1. Sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan; 2. Sebagai sumber data statistik yang akurat baik untuk keperluan perencanaan pembangunan maupun pengelolaan kelestarian sumber daya perikanan; 3. Sebagai sarana melepaskan ketergantungan nelayan kepada pemilik modal dan penghapusan sistem ijon; 4. Sebagai sarana pembinaan mutu hasil perikanan sekaligus pengaturan harga yang layak bagi konsumen; 5. Sebagai sumber pendapatan bagi Pemerintah Daerah yang sekaligus dapat melakukan fungsi kontrol terhadap penghimpunan dan penggunaan dana retribusi. Pada pelaksanaan pelelangan ikan juga terdapat hambatan-hambatan, berikut adalah hambatan pelelangan ikan menurut Direktur Bina Prasarana Perikanan 1987 dalam Yunizar 1989, antara lain: 1. Belum dilakukannya sistem lelang dengan penawaran terbuka dan bebas, sehingga banyak merugikan nelayan; 2. Administrasi pengelolaan dan pengawasan pelelangan belum berjalan sempurna; 3. Petugas-petugas TPI umumnya masih belum memiliki persyaratan job qualification untuk pelaksanaan tugasnya; 4. Pelelangan ikan banyak didominasi oleh pedagang-pedagang ikan yang juga adalah tengkulak-tengkulak atau pelepas uang; 5. Praktek-praktek penjualan ikan di tengah laut masih banyak terjadi; 6. Hasil tangkapan nelayan kecil, sering tidak dijual di TPI karena adanya pembatasan jumlah minimal ikan yang boleh dilelang; 7. Pembayaran harga ikan kepada nelayan tidak secara tunai; 8. KUD sebagai pelaksana pelelangan ikan kebanyakan belum mampu melaksanakan tugasnya terutama untuk menjamin berlangsungnya penawaran secara bebas dan terbuka; 9. Sarana-sarana pemasaran seperti: penyediaan es, cool box, cool room, dan sebagainya, khususnya di PPI banyak yang belum memadai; 10. Banyak Pemerintah Daerah Tingkat I lebih mengutamakan TPI sebagai sumber pendapatn, sehingga melupakan sebagai fungsi pokok TPI sebagai sarana untuk mengusahakan harga yang layak dan pembayaran secara tunai kepada nelayan.

b. Karakteristik Tempat Pelelangan Ikan