44 Beberapa perubahan yang dilakukan dengan adanya progam Primatani pada
tahap ini adalah petani membiarkan lubang selama beberapa hari dan mencampurkan Trichoderma kedalam pupuk kadang yang akan dimasukkan kelubang tanam. Cara
ini sebelumnya tidak dilakukan, sebelum ada Primatani petani hanya membuat lubang sesuai dengan ukuran bonggol bibit yang akan ditanam, kemudian langsung
memasukkan bibit yang diambil dari tunas tanaman pisang yang ada sekitar lubang tersebut dan langsung menanamnya. Cara ini akan menyebabkan bibit yang ditanam
tidak dapat tumbuh dengan baik karena kondisi lubang tanam yang tidak mendukung dengan adanya banyak gas-gas racun yang belum keluar dari lubang tanam,
minimnya unsur hara yang tersedia, dan mudah sekali terkena penyakit fusarium dan penyakit tular tanah lainnya karena tidak diberikan agen hayati berupa Trichoderma.
Setelah dilakukan persiapan lahan dan pembuatan lubang tanam kemudian dilakukan penanaman. Responden biasanya memilih waktu yang dianggap baik untuk
mulai menanam pisang. Sebagian besar responden melakukan penanaman bulan Agustus atau yang biasa disebut dengan bulan Kapat. Responden meyakini kalau
penanaman dilakukan diluar bulan tersebut, hasil yang didapat biasanya kurang baik. Pemilihan bulan Agustus oleh responden beralasan karena jika ditanamn dibulan
Agustus maka bibit tidak akan kekurangan air dan sudah siap saat kondisi air berlebihan di waktu musim hujan. Penanaman dilakukan dilubang tanam yang sudah
disiapkan sebelumnya, dengan menggali kembali lubang yang telah disiapkan yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran bonggol bibit pisang yang akan ditanam.
Penanaman dilakukan dengan menanam satu bibit per lubang dengan posisi tegak tepat ditengah lubang.
6.2.1.2. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanamanan pisang meliputi penyiangan, pemupukan, pemotongan jantung, daun kering dan penjarangan anakan, pemupukan, dan
pemberongsongan. Penyiangan pisang seringkali dilakukan bersamaan dengan penyiangan
tanaman sela. Dari 30 responden, 16 responden melakukan penyiangan setiap tiga
45 bulan sekali. Penyiangan dilakukan dengan mencabuti gulma-gulma yang ada
disekitar tanaman pisang dengan kored atau pun dicabut langsung menggunakan tangan. Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan persaingan makanan antara
tanaman pengganggu dengan tanaman utama sehingga tanaman utama dapat tumbuh dengan baik.
Pemupukan dilakukan setelah lahan disiangi. Hal ini dimaksudkan agar pupuk yang diberikan dapat terserap secara optimal oleh tanaman budidaya. Pemupukan
yang dilakukan petani disesuaikan dengan kebutuhan dari tanaman, dan ketersediaan dana, biasanya petani melakukan pemupukan setiap tiga bulan sekali pemupukan
untuk pisang dilakukan bersamaan dengan pemupukan tanaman budidaya lainnya, pemupukan anorganik biasanya diberikan dengan cara ditabur atau ditanam disekitar
rumpun pisang. Sebelum adanya Primatani petani tidak secara khusus memupuk pisangnya.
Pemeliharaan selanjutnya adalah pembersihan tanaman itu sendiri meliputi pemotongan daun mati, pemotongan jantung, pembatasan jumlah daun, penjarangan
anakan. Daun–daun yang telah kering biasanya dipotong kemudian dijadikan kompos, pemotongan ini bertujuan agar kebun tampak bersih dan sehat, selain daun
yang kering petani juga memotong daun yang telah tua apabila jumlah daun dalam satu pohon berlebihan, biasanya mereka menyisakan 5-6 helai daun. Hal ini dilakukan
agar buah yang dihasilkan sesuai standar dan menghindari pecah buah. Pemotongan jantung dilakukan setelah buah terakhir yang normal telah melengkung ke atas atau
10-15 cm dari sisir terakhir. Pemotongan jatung dilakukan agar penyerapan unsur hara oleh bakal buah dapat optimal.
Pohon pisang mudah untuk berkembangbiak melalui tunas, tiga bulan setelah tanam biasanya pisang sudah dapat menghasilkan tunas-tunas baru sehingga jika
dibiarkan akan mengganggu pertumbuhan tanaman induk yang diharapkan untuk berbuah lebih dulu, sehingga petani responden melakukan penjarangan dan hanya
menyisakan satu pohon induk dan dua anakan dalam satu rumpun yang akan dipelihara. Tetapi ada beberapa petani yang membiarkan dalam satu rumpun terdiri
lebih dari 3 pohon dengan alasan tunas-tunas yang ada akan digunakan sebagai bibit
46 lagi. Sebelum ada Primatani, jumlah pohon pisang yang dipelihara oleh petani lebih
dari 5 dengan alasan semakin banyak pohon pisang yang dipelihara maka jumlah tandanan pisang yang dihasilkan menjadi lebih banyak. Jumlah pohon yang lebih
banyak memang akan menghasilkan jumlah tandan yang lebih banyak, tetapi kualitas buah yang dihasilkan rendah berat pertandan yang kecil, ukuran buah yang kecil
karena penyerapan unsur hara ketika pohon berbuah tidak maksimal dengan adanya pohon pisang lainnya dalam satu rumpun yang sedang berbuah juga.
Pembungkusan buah pisang menggunakan plastik poliethilen biru brongsong. Pemanfaatan plastik poliethilen biru ini mulai diterapkan petani sejak
adanya Primatani, sebelumnya petani tidak membungkus buah pisang sehingga sangat rentan terkena serangan hama kudis buah yang menyebabkan timbulnya
bintik-bintik coklat pada kulit dan warna buah menjadi kusam sehingga penampilan buah menjadi tidak menarik yang pada akhirnya akan menurunkan harga jual, selain
dari tampilan kulit, buah yang tidak dibungkus akan menghasilkan buah dengan ukuran tidak maksimal. Penggunaan plastik poliethilen biru dapat memaksimalkan
ukuran buah dan juga melindungi buah dari serangan kudis buah sehingga buah yang didapatkan memiliki ukuran lebih besar dengan tampilan yang lebih menarik..
Penggunaan plastik ini masih sebatas bantuan dari pemerintah, petani belum secara swadaya membeli plastik tersebut. Pemeliharaan diatas dilakukan sesuai dengan
kebutuhan tergantung kondisi pohon pisang, tetapi paling tidak tiap bulan pemeliharaan di atas dilakukan.
6.2.1.3. Pengendalian Hama dan Penyakit