Bibit Pupuk Analisis Biaya

63 penananman tetapi penggunaannya sampai umur ekonomis pisang, sehingga besarnya nilai input tersebut unutk 12 bulan pertama adalah besarnya nilai input tersebut dibagi umur ekonomis pisang. Umur ekonomis pisang ditetapkan selama 5 tahun hal ini didasarkan dari SPO yang ada dan juga dari keterangan penyuluh.

7.2.2.1. Bibit

Bibit yang digunakan sebagian besar adalah dari tanaman sebelumnya. Dari 30 responden ada beberapa responden yang pernah melakukan pembelian bibit, karena bibit yang tersedia dikebun sendiri tidak mencukupi atau petani ingin menanam jenis pisang yang berbeda dari jenis pisang yang sudah ada sebelumnya. Bibit yang digunakan oleh semua responden berasal dari anakan, belum ada responden yang menggunakan bibit yang berasal dari bonggol maupun dari kultur jaringan. Hal ini disebabkan karena kemudahan dalam mendapatkan dan kebiasaan petani dalam menggunakan bibit yang berasal dari anakan. Bibit yang ditanam berusia antara 2-3 bulan dengan ukuran 50-100cm, dengan ukuran bibit yang ditanam maka dalam dua belas bulan petani responden telah dapat memanen pisang tersebut. Bibit yang digunakan berasal dari kebun petani sendiri maka biaya bibit digolongkan kedalam biaya tidak tunai. Besarnya biaya bibit untuk dua belas bulan adalah harga bibit dibagi umur ekonomis pisang yaitu lima tahun. Harga bibit yang berlaku di Desa Talaga adalah Rp. 1.000bibit. Sehingga nilai pada tahun pertama adalah Rp. 200 bibit. Kebutuhan bibit untuk satu hektar dengan jarak tanam 3 m x 3 m adalah 1.111. Biaya bibit untu satu hektar adalah jumlah bibi yang ditanam 1111 dikali dengan beban bibit untuk tahun pertama yaitu Rp. 200, sehingga biaya bibit per hektar per tahun adalah Rp. 222.000.

7.2.2.2. Pupuk

Pupuk adalah faktor penting bagi pertumbuhan tanaman budidaya, pupuk yang diberikan akan memberikan unsur hara dalam tanah yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa digunakan oleh petani responden digolongkan menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik buatan. 64 1. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang kambing, yang sebagian besar didapatkan dengan membeli. Hanya 5 responden yang memiliki pupuk kandang sendiri. Semua responden menggunakan pupuk kandang saat melakukan penanaman, tetapi hanya 43,33 persen yang mengulang setiap tahunnya. Pengulangan yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan, sebagian besar 46,67 persen petani yang melakukan pengulangan dilakukan sebanyak dua kali per tahun. Pupuk kandang pada dasarnya tidak diperjual belikan, nilai yang dikeluarkan sebatas hanya upah untuk mengumpulkan dan biaya transportasi. Besarnya pupuk kandang yang diberikan tiap lubang tanam pada saat penanaman berbeda-beda. Ukuran yang lazim digunakan adalah per karung dengan ukuran 50 kg, dalam satu karung pupuk kandang berisi sekitar 25-30 kg pupuk kandang. Harga pupuk kandang perkarung adalah Rp. 5000 sehingga harga per kg pupuk kandang adalah Rp. 200. Biasanya petani menggunakan satu karung pupuk kandang untuk 1-5 lubang tanam. Jumlah pupuk kandang per lubang yang diberikan rata-rata adalah 11,87 kg. pupuk kandang yang diberikan pada saat penanaman hanya dilakukan satu kali tetapi penggunannya selama lima tahun. Oleh karena itu besarnya penggunaan pupuk untuk penanaman per tahun adalah besarnya pupuk yang diberikan saat penanaman dibagi umur ekonomis pisang. Sehingga besarnya pupuk kandang yang diberikan pada saat penanaman per tahun adalah sebesar 2,37 kg per lubang. Jumlah pupuk kandang yang diberikan pada saat pemeliharaan sama dengan jumlah yang diberikan pada saat penanaman yaitu satu karung digunakan untuk 1- 5 rumpun pisang. Dalam satu tahun pemupukan diberikan sebanyak dua kali. Besarnya pupuk kandang yang diberikan pada saat pemeliharaan per tahun adalah 26.59 kgrumpun. Total pupuk kandang yang diberikan per tahun adalah jumlah pupuk kandang pada saat penanaman per tahun 2,37 kglubang ditambah jumlah pupuk kandang saat pemeliharaan yaitu 26,59 kgrumpun, sehingga pupuk kandang per tahun adalah sebesar 28,98 kgrumpun. Kebutuhan pupuk kandang untuk satu hektar adalah 28,98 kg dikali jumlah pohon yang ada yaitu 1.111 ada sehingga tiap hektar memerlukan 32.196,78 kg. Biaya yang dikeluarkan untuk 65 pupuk kandang per tahun adalah jumlah pupuk kandang 32.196,78 dikali harga per kg pupuk kandang Rp. 200 sehingga biaya yang dikeluarkan per tahun untuk pupuk kandang adalah Rp. 6.439.356. 2. Selain pupuk kandang petani juga memberikan pupuk anorganik untuk memenuhi kebutuhan nitrogen, fosfor, dan kalium dalam tanah. Pupuk anorganik yang diberikan kepada pisang merupakan bagian dari pemupukan lahan total, karena dalam melakukan pemupukan petani tidak mengkhususkan hanya untuk satu tanaman saja, tetapi pemupukan dilakukan bersamaan antara tanaman sela dengan tanaman pisang. Petani mengkombinasikan berbagai jenis pupuk dengan mencampurkan dalam satu tempat, kemudian baru diberikan kepada tanaman pisang. Kombinasi pupuk yang diberikan bervariasi tiap petani. Pemupukan dilakukan dengan menaburkan pupuk melingkar mengitari rumpun pisang dengan jarak antara 30-50 cm dari bonggol pisang. Besarnya pupuk yang digunakan tiap rumpun adalah dua genggam tangan petani yang diperkirakan jumlahnya seberat 150 g. Jumlah masing-masing pupuk yang digunakan merupakan persentase dari total pupuk dalam 150 g. Pupuk anorganik rata-rata dilakukan tiap tiga bulan sekali. Pupuk kimia didapat petani dengan membeli ditoko-toko saprodi pertanian di Desa Talaga atau dengan membeli ke pasar Cianjur. Sebaran petani responden berdasarkan penggunaan pupuk dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Penggunaan Pupuk Tahun 2008 Urea TSP KCl Phoska Harga Rata-rata per kg 1300 2100 1950 2300 Jumlahrumpuntahun g 322,30 104,51 126,09 225,71 Responden yang menggunakan orang 28 11 9 23 Persentase dari 30 orang 93,33 36,67 30,00 76,67 Sumber : Data Primer Diolah 66

7.2.2.3. Trichoderma