Analisis Pendapatan Usahatani Analisis pendapatan usahatani pisang Ambon melalui program primatani

22 Data sekunder bersumber dari instansi pemerintah, instansi swasta, penelitian terdahulu, studi literatur di perpustakaan IPB yang mencakup skripsi, buku-buku dan artikel yang berhubungan dengan pisang dan Primatani. 4.3. Metode Pengumpulan Data Petani pisang yang diambil sebagai sampel adalah 30 orang dari 104 petani pisang yang menjadi anggota Primatani dan menerima bantuan dana program PMUK Pinjaman Modal Usaha Kelompok. Metode pengambilan data yang digunakan adalah metode acak sederhana random sampling. Dari sampel yang ada, data dikumpulkan dengan metode wawancara langsung yang dipandu kuersioner. Responden yang diambil diharapkan dapat menggambarkan kondisi usahatani pisang di Desa Talaga.

4.4. Metode Pengolahan Data

Data dan informasi yang diperoleh selanjutnya akan diolah untuk dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat gambaran kegiatan usahatani pisang yang dilakukan petani dan membandingkannya dengan SPO yang diberikan Primatani.. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan data-data hasil dari identifikasi penggunaan faktor-faktor produksi dan nilai output yang dihasilkan pada kegiatan budidaya pisang. Pengolahan data tersebut menggunakan rasio-rasio finansial dasar yang umum digunakan yaitu analisis pendapatan usahatani. Pengolahan data untuk menganalisis pendapatan menggunakan bantuan program Microsoft Excel.

4.5. Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis Pendapatan usahatani akan menganalisis secara kuantitatif pendapatan yang diperoleh petani dari berbudidaya pisang dengan menerapkan SPO dibawah binaan Primatani. Jumlah pendapatan petani dihitung dengan menggunakan analisis usahatani. Variabel-variabel yang akan dianalisis pada usahatani pisang yaitu biaya-biaya, penerimaan dan pendapatan usaha. Biaya adalah semua pengorbanan input dipergunakan untuk menghasilkan produksi. Biaya usahatani pisang pada analisis pendapatan usahatani dikelompokkan menjadi biaya tunai dan biaya tidak tunai atau biaya yang diperhitungkan. Perhitungan analisis usahatani tersebut menggunakan penjabaran rumus yang diuraikan sebagai berikut: 1 Penerimaan Penerimaan tunai usahatani farm receipt didefinisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani Soerkartawi et al, 1986. Sedangkan penerimaan tidak tunai adalah produk hasil usahatani yang tidak dijual secara tunai, tetapi digunakan untuk konsumsi sendiri dan atau untuk keperluan lain tetapi tidak dijual secara tunai. Penerimaan total dari suatu usaha agribisnis merupakan nilai produksi dari usahatani, yaitu harga produsen dikalikan total produksi, dengan rumus : TR = P y .Y Keterangan : TR = Total Revenue penerimaan total P y = Harga Output harga pisang dalam rupiah perkilogram Y = Output produk pisang dalam kilogram 2 Biaya Biaya tunai farm payment didefinisikan sebagai jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian barang dan jasa usahatani secara tunai Soekartawi et al. 1986. Biaya tidak tunai usahatani yaitu dengan memperhitungkan sumberdaya yang digunakan tetapi tidak dihitung atau dibayar secara tunai sebagai biaya yang dikeluarkan. Biaya tidak tunai yang dihitung yaitu penyusutan, biaya sewa lahan, bibit yang berasal dari anakan tanaman sebelumnya dan tenaga kerja dalam keluarga. Tenaga kerja dalam keluarga yaitu tenaga kerja yang menggunakan anggota keluarga sebagai tenaga kerja untuk pengelolaan usahatani. Punyusutan peralatan merupakan penurunan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian selama satu tahun pembukuan Soekartawi et al. 1986. Penyusutan yang digunakan yaitu : konomis Umur Sisa Nilai - Beli Harga Penyusutan E = 23 Biaya total pengeluaran dari suatu usaha agribisnis merupakan jumlah seluruh biaya tunai maupun tidak tunai yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan budidaya dalam memproduksi pisang. Dengan Rumus : 1 ∑ = ⋅ = n x x X P TC ∑ ∑ = = ⋅ + ⋅ = n x n x tunai non tunai non x tunai tunai x X P X P TC 1 1 Keterangan : TC = Total Cost biaya total X = Input P x = Harga Input 3 Pendapatan usahatani Pendapatan atas biaya tunai merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya tunai. ∑ = ⋅ − = n x tunai tunai x tunai biaya X P TR 1 π Pendapatan total usahatani total farm income merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total, dengan rumus: TC TR total biaya − = π ∑ ∑ = = ⋅ + ⋅ − = n x n x tunai non tunai non x tunai tunai x total biaya X P X P TR 1 1 π Keterangan : π = Pendapatan Rp 4 Imbangan penerimaan dan biaya RC Pendapatan selain dapat diukur dengan nilai mutlak juga dapat diukur analisis efisiensinya. RC merupakan salah satu ukuran efisiensi yang menggambarkan penerimaan untuk tiap rupiah yang dikeluarkan reveneu cost ratio. Pengukuran efisiensi masing-masing usahatani terhadap setiap penggunaan satu unit input dapat digambarkan oleh nilai rasio antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya RC yang secara sederhana dapat diturunkan dari rumus : 24 Tunai Biaya Total Penerimaan C R tunai = Total Biaya Total Penerimaan C R total = Keterangan : R = Revenue atau penerimaan Rp C = Cost atau pengeluaran Rp Nilai RC secara teoritis, menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan, jika RC 1 maka usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dijalankan. Namun apabila RC 1 maka usaha tersebut rugi atau tidak layak untuk dijalankan. Hasil analisis penerimaan, biaya dan pendapatan dirangkum dalam bentuk tabel, seperti ditunjukkan oleh Tabel 3. Analisis pendapatan usahatani tersebut dilakukan pada petani yang menjadi responden, untuk mengetahui seberapa besar pendapatan yang diperoleh dari cabang usahatani pisang, dan apakah usahatani pisang yang mereka jalankan pada tahun 2008 menguntungkan untuk dijalankan 25 Tabel 3. Komponen Penyusun Pendapatan Usahatani Pisang. A Penerimaan Tunai Harga x Jumlah Pisang yang dijual kg B Penerimaan Non Tunai Harga x Jumlah Pisang yang dikonsumsi sendiri kg C Total Penerimaan A+B D Biaya Tunai a. Biaya sarana produksi - Bibit - Pupuk - Trichoderma - Brongsong b. Upah tenaga kerja diluar keluarga c. Sewa lahan d. Pajak E Biaya Non Tunai a. Upah tenaga kerja dalam keluarga b. Penyusutan c. Sewa lahan d. Bibit F Total Biaya D+E G Pendapatan atas biaya tunai C-D H Pendapatan atas biaya total C-F I Pendapatan bersih H-Bunga pinjaman jika ada bunga pinjaman J RC atas biaya tunai I G K RC atas Biaya total I H 26 V GAMBARAN UMUM DESA TALAGA 5.1. Letak dan Luas Wilayah Desa Talaga merupakan salah satu desa dari 16 desa yang terletak di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Secara administratif Desa Talaga dibatasi oleh: - Sebelah utara : Desa Sarampad - Sebalah selatan : Desa Cirumput - Sebelah timur : Desa Benjot - Sebelah barat : Desa Padaluyu Jarak desa dari ibukota kabupaten adalah 9 km dengan waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor pribadi adalah 0,5 jam, dan jarak desa dengan ibukota propinsi yaitu kota Bandung adalah sejauh 69 km dengan waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor pribadi adalah 2 jam. Jarak ini dihubungkan dengan jalan aspal dengan kondisi baik. Sarana transportasi umum berupa angkutan pedesaan dan ojek. Letak desa sangat berpengaruh terhadap pemasaran produk- produk yang dihasilkan dari desa tersebut. Semakin dekat dengan ibukota baik propinsi maupun kabupaten yang biasanya dijadikan tujuan pemasaran dan saran transportasi yang memadai maka akan mempermudah pemasaran produk-produk yang dihasilkan dan juga akan mempunyai daya saing lebih besar dibandingkan dengan daerah terpencil. Luas wilayah Desa Talaga mencapai 550,155 hektar yang meliputi areal pemukiman, persawahan, perkebunan, kuburan, pekarangan, taman, perkantoran, prasarana umum lainnya. Perincian luas wilayah Desa Talaga, dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa 2,90 persen digunakan untuk pemukiman penduduk, 16,72 persen merupakan lahan persawahan yang sebagian besar adalah sawah padi, 35,25 persen adalah perkebunan teh, pisang, kelapa, cengkeh. Luas lahan untuk persawahan, perkebunan dan pekarangan yang masih luas akan mempermudah untuk mengembangkan pisang sebagai komoditas pertanian 28 unggulan dengan memperluas lahan pisang, karena pisang dapat dibudidayakan di persawahan, perkebunan maupun di pekarangan. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Talaga Menurut Penggunaannya Tahun 2008 Penggunaan Lahan Luas Areal ha Persentase Pemukiman 16 2,90 Persawahan 92 16,72 Perkebunan 194 35,26 Kuburan 0,17 0,03 Pekarangan 24 4,36 Taman 27,6 5,02 Perkantoran 0,14 0,02 Prasarana Umum Lainnya 196,24 35,67 550,16 100 Sumber : Laporan Tahunan Desa Talaga, 2008

5.2. Kondisi Alam