67 sedangkan pemakaian tenaga kerja dalam keluarga menimbulkan biaya tidak tunai.
Tenaga kerja dalam keluarga yang berperan dalam budidaya pisang sebagian besar adalah kepala keluarga. Kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi dari Desa Talaga
mengingat jumlah penduduk Desa Talaga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Kebutuhan tenaga kerja tinggi pada saat musim tanam padi.
Tingkat upah rata-rata yang dibayarkan untuk tenaga kerja laki-laki rata-rata sebesar Rp 15.000 per hari dan Rp. 10.000 untuk tenaga kerja perempuan per hari yang
dihitung selama 5 jam per hari. Petani mulai bekerja mulai pukul 07.00 hingga pukul 12.00 WIB. Petani telah mempunyai buruh yang menjadi langganan yang dipercaya
untuk mengelola kebun. Ada beberapa petani yang memiliki buruh tetap yang bertugas mengelola kebun baik tanaman pisang maupun perawatan tanaman lainnya.
Tenaga kerja perempuan lebih banyak digunakan untuk mengerjakan pekerjaan penyiangan, sedangkan tenaga kerja laki-laki digunakan untuk pekerjaan diluar
penyiangan. Nilai tenaga kerja dihitung dengan satuan hari orang kerja laki-laki HOK
laki-laki sehingga untuk perhitungan besarnya tenaga kerja perempuan dikonversi kedalam nilai tenaga kerja laki-laki dengan menggunakan perbandingan upah tenaga
kerja untuk laki-laki dan perempuan. Penggunaan tenaga kerja pada saat persiapan dan pembuatan lubang tanam dan penanaman adalah hanya dikelurkan sekali untuk
satu umur ekonomis pisang sehingga besarnya biaya yang digunakan untuk persiapan dan pelubangan, dan penanaman per tahun adalah besarnya biaya yang dikeluarkan
pada saat pelubangan, penanaman dibagi umur ekonomis pisang. Besarnya tenaga kerja luar keluarga yang digunakan untuk mengolah lahan satu hektar per tahun
adalah 179,24 HOK dan tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan adalah sebesar 271,93 HOK.
7.2.2.6. Alat-alat Pertanian
Alat yang sering digunakan dalam budidaya pisang adalah cangkul yang berfungsi untuk membuat lubang tanam, menggemburkan tanah, penyiangan rumput,
tetapi dalam penyiangan dengan menggunakan cangkul harus hati-hati karena dapat
68 memotong akar-akar dari pisang. Kored digunakan untuk penyiangan rumput. Sabit
digunakan untuk pemotongan jantung, daun. Panugar digunakan untuk membongkar bonggol pisang dan atau mengambil bibit dari rumpun pisang. Peralatan yang dimiliki
oleh petani tidak hanya digunakan untuk tanaman pisang, tetapi digunakan untuk mengolah semua lahan yang ditanami selain pisang. Nilai penyusutan per tahun
diperoleh dengan menggunakan metode garis lurus dimana peralatan tidak mempunyai nilai sisa pada akhir umur ekonomis. umur ekonomis peralatan yang
digunakan berkisar antara 3,8 tahun sampai 6,2 tahun. Total peralatan yang dimiliki petani untuk mengelola lahan satu hektar adalah 22 buah. Nilai penyusutan total
untuk semua peralatan per hektar adalah Rp. 111.411,24 dengan nilai penyusutan terbesar diperuntukkan untuk pemakaian cangkul. Jenis dan jumlah peralatan yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18.
Jenis dan Nilai Penyusutan Peralatan Usahatani Pisang per Hektar Tahun 2008
Jenis Alat Jumlah
Harga Satuan Rp
Umur Ekonomis Tahun
Penyusutan Per Tahun Rp
Cangkul 6 30000 5,3
33.962,26 Kored 5 16100
3,8 21.184,21
Sabit 4 19400 4,4 17.636,36
Panugar 3 23100 6,2
11.177,42 Golok 4 35000
5,1 27.450,98
Total 22 111.411,24
Sumber : Data Primer Diolah
7.2.2.7. Lahan
Lahan yang digunakan untuk penanaman pisang sebagian besar berstatus hak milik 23 responden, sehingga perhitungan biaya untuk lahan diasumsikan bahwa
lahan yang digunakan adalah hak milik sehingga akan menimbulkan biaya berupa pajak atas lahan dan biaya pengorbanan untuk lahan. Biaya pengorbanan atas lahan
termasuk sebagai biaya karena responden mengorbankan penerimaan dari sewa lahan
69 miliknya karena lebih memilih untuk mengolah lahan tersebut sendiri. Besarnya pajak
untuk satu hektar didapatkan dari merata-rata pajak lahan responden yang telah dikonversi kedalam satuan hektar. Besar pajak per hektar per tahun adalah Rp.
310.636,90. Besarnya nilai pengorbanan untuk sewa lahan diperoleh dari dua responden yang lahannya berstatus sewa. Besarnya biaya didapatkan sebesar Rp. 128
m
2
, sehingga besarnya biaya pengorbanan sewa per hektar per tahun adalah sebesar Rp. 1.280.000.
7.2.2.8. Disinfektan