Perumusan Masalah Analisis pendapatan usahatani pisang Ambon melalui program primatani

3 Oleh karena itu untuk dapat memanfaatkan potensi-potensi yang ada sekaligus meningkatkan pendapatan petani, perlu adanya upaya untuk meningkatkan produksi sekaligus kualitas pisang, salah satunya dengan melakukan program intensifikasi dalam budidaya pisang dan membentuk sistem agribisnis pisang yang terintegrasi. Departemen Pertanian sebagai lembaga yang bertugas untuk memajukan pertanian berusaha untuk selalu mendorong berkembangnya pertanian ke arah yang lebih baik, salah satu program yang sedang dijalankan oleh Departemen Pertanian melalui BPTP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah Program Primatani. Primatani Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yaitu program yang bertujuan untuk mempercepat adopsi inovasi teknologi tepat guna dan menciptakan pertanian yang terintegrasi, sehingga petani dapat menghasilkan produk-produk yang memenuhi persyaratan pasar yaitu K3 kualitas, kuantitas dan kontinuitas, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani. Program Primatani yang dijalankan di tiap lokasi berbeda-beda komoditas unggulannya, disesuaikan dengan potensi yang dimiliki daerah dan tingkat keberhasilan dari komoditas yang akan dikembangkan. Setelah dilakukan berbagai penelitian mengenai potensi daerah yang ada dan menyelaraskan dengan program Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur yang sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas dan produksi pisang Cianjur maka Primatani di daerah Cianjur mengangkat pisang sebagai komoditas unggulan. Pisang Cianjur memiliki rasa yang khas tetapi dalam pengelolaan usahataninya belum dilakukan secara baik sehingga kualitas yang dihasilkan tidak maksimal dengan harga jual yang rendah. Adanya Primatani yang membawa teknologi tepat guna di Cianjur diharapkan dapat membantu petani dalam memproduksi pisang sesuai dengan permintaan pasar, sehingga kesejahteraan petani pisang dapat meningkat.

1.2. Perumusan Masalah

Permintaan pisang masih sangat tinggi baik permintaan domestik maupun permintaan dari luar negeri. Besarnya permintaan pisang ternyata belum dapat 4 dimanfaatkan oleh petani. Pisang produksi petani tidak dapat memenuhi persyaratan yang diinginkan oleh pasar yaitu persyaratan dalam kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Pisang produksi petani kecil dianggap kurang berkualitas karena kulit buah yang tidak mulus dan banyak bercak-bercak, dan juga petani tidak mampu untuk berproduksi secara kontinyu dalam skala produksi besar, sehingga pisang produksi petani hanya masuk ke pasar-pasar tradisional dengan harga jual ditingkat petani yang rendah. Rendahnya kualitas menyebabkan rendahnya harga yang diterima sehingga akan berpengaruh terhadap penerimaan petani. Rendahnya kualitas produk-produk pertanian khususnya pisang disebabkan karena beberapa faktor diantaranya teknik budidaya yang masih tradisional dan tidak didukung dengan teknologi yang tepat, sehingga perlu adanya perubahan dari berbagai segi agar pisang dari petani dapat meningkat kualitas maupun kuantitasnya. Departemen Pertanian berusaha untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan kuantitas produk-produk pertanian melalui berbagai program kerja, salah satunya adalah melalui program Primatani yang dijalankan oleh BPTP sejak tahun 2005. Primatani yaitu sebuah program yang bertujuan untuk mempercepat penyerapan teknologi tepat guna oleh petani. Selain teknologi program ini juga bertujuan untuk membangun sistem agribisnis yang terintegrasi di tiap daerah yang menjadi lokasi Primatani berdasarkan potensi yang ada di daerah tersebut. Primatani di Cianjur diselaraskan dengan program Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur yang sedang berusaha untuk mengembangkan pisang sebagai komoditas unggulan daerah. Primatani di Cianjur dipusatkan di Desa Talaga Kecamatan Cugenang yang selanjutnya diharapkan, manfaat yang diterima petani dapat menyebar ke petani-petani di desa lainnya. Sejak tahun 2007 Prima tani telah melakukan berbagai program kegiatan dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pisang yang dihasilkan oleh petani di Desa Talaga, salah satunya dengan memberikan pembinaan kepada petani untuk menerapkan Standar Prosedur Operasional SPO dalam berbudidaya pisang. Selain dijalankan Program Primatani, petani pisang di Desa Talaga juga diberikan bantuan modal yang disebut Pinjaman Modal Usaha Kelompok PMUK yang bertujuan untuk membantu permodalan 5 petani dalam menjalankan budidaya pisang sesuai dengan SPO yang ada, tidak semua petani pisang di Desa Talaga dapat memanfaatkan pinjaman tersebut karena adanya keterbatasan dana dari pemerintah Budidaya dengan menerapkan SPO akan menimbulkan penggunaan input baru dan tambahan kegiatan baru sehingga akan meningkatkan pengeluaran petani. Sedangkan petani sebagai produsen akan berusaha untuk menekan pemakaian input untuk mendapat keuntungan, ditambah lagi tidak semua petani menerima pinjaman modal sehingga mereka tidak dapat mencoba secara langsung SPO yang dianjurkan Primatani karena adanya keterbatasan dana. Peningkatan biaya produksi yang terjadi akan menimbulkan pertanyaan bagi petani, apakah dengan biaya yang semakin besar, usaha yang mereka jalankan dapat memberikan keuntungan. Keraguan dan keterbatasan modal petani akan menyebabkan petani untuk tidak menerapkan SPO yang dianjurkan Primatani. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui seberapa besar pendapatan usahatani pisang di Desa Talaga dengan menerapkan SPO. Untuk mengetahui seberapa besar pendapatan usahatani pisang dengan menerapkan SPO maka perlu dikaji: 1. Bagaimana kondisi usahatani pisang di Desa Talaga dengan program Primatani ? 2. Bagaimana struktur penerimaan dan biaya dari usahatani pisang yang dijalankan petani? 3. Bagaimana pendapatan usahatani pisang dengan program Primatani 4. Apakah biaya yang digunakan efisien terhadap penerimaan ?

1.3. Tujuan dan Kegunaan