Primatani Analisis pendapatan usahatani pisang Ambon melalui program primatani

pisang tanduk, pisang mas, pisang kidang, pisang lampung dan pisang tongkat langit. 3 Jenis pisang liar seperti pisang awak, pisang barly dan sebagainya. Di Indonesia panen pisang tidak mengenal musim, karena curah hujan tersebar merata sepanjang tahun, dengan demikian produksi pisang dapat diatur secara rinci sepanjang tahun sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sangat menguntungkan petani terutama untuk ekspor Purwanto 1994. Tanaman pisang menghasilkan buah yang siap dipanen antara 9-18 bulan setelah penanaman atau 80-120 hari setelah bunga pisang keluar, tergantung pada kultivar, iklim dan cara bercocok tanam. Setelah panen pertama dilakukan, panen berikutnya berlangsung sepanjang tahun, walaupun menghasilkan variasi musiman yang besar Purwanto 1994.

2.2. Primatani

Primatani merupakan Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian, yang dilaksanakan secara partisipatif oleh semua pemangku kepentingan stakeholder pembangunan pertanian, dalam bentuk laboratorium agribisnis. Primatani dilaksanakan dengan empat strategi, yaitu: 1 Menerapkan teknologi inovatif tepat guna secara partisipatif berdasarkan paradigma penelitian untuk pembangunan. 2 Membangun model percontohan sistem dan usaha agribisnis berbasis teknologi inovatif yang mengintegrasikan sistem inovasi dan kelembagaan dengan sistem agribisnis. 3 Mendorong proses difusi dan replikasi model percontohan teknologi inovatif melalui ekspose dan demonstrasi lapang, diseminasi informasi, advokasi serta fasilitasi. 4 Mengembangkan agroindustri pedesaan berdasarkan karakteristik wilayah agroekosistem dan kondisi sosial ekonomi setempat. Tujuan utama Primatani adalah untuk mempercepat diseminasi dan adopsi teknologi inovatif terutama yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian, serta 9 untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi. Sebagai modus diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan, Primatani bertujuan untuk: 1 Merancang serta memfasilitasi penumbuhan dan pemanggota percontohan sistem dan usaha agribisnis berbasis pengetahuan dan teknologi inovatif. 2 Membangun pengadaan sistem teknologi dasar antara lain benih dasar, prototipe alat atau mesin pertanian, model usaha pascapanen skala komersial secara luas dan desentralistis. 3 Menyediakan informasi, konsultasi, dan sekolah lapang untuk pemecahan masalah melalui penerapan inovasi pertanian bagi para praktisi agribisnis. 4 Memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan masyarakat dan pemerintah setempat untuk melanjutkan pengembangan dan pemanggota percontohan sistem dan usaha agribisnis berbasis pengetahuan dan teknologi mutakhir secara mandiri. Keluaran akhir Primatani adalah terbentuknya unit Agribisnis Industrial Pedesaan AIP dan Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi SUID, yang merupakan representasi industri pertanian dan usahatani berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi di suatu kawasan pengembangan. Kawasan ini mencerminkan pengembangan agribisnis lengkap dan padu padan antar subsistem, yang berbasis agroekosistem, dan mempunyai kandungan teknologi dan kelembagaan lokal yang diperlukan. Keragaan yang dapat dilihat di lokasi AIP di antaranya adalah: 1 Sebagian besar produk yang dihasilkan memenuhi kebutuhan mutu termasuk konsistensinya dan dalam jumlah cukup. 2 Sebagian besar petani mengadopsi teknologi yang diimplementasikan. 3 Munculnya beberapa petani progresif sebagai agen pembaharuan pertanian. 4 Sebagian besar petani menikmati nilai tambah secara proporsional. 5 Sebagian besar petani berkembang usahanya yang dapat dilihat dari kemampuan memupuk modal untuk pembiayaan operasional, tabungan, dan investasi. 6 Sebagian besar petani mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah fluktuasi harga hasil usahataninya. 10 7 Hasil pertanian mempunyai daya saing tinggi di pasar lokal maupun internasional. Primatani sebagai instrumen program pembangunan pertanian akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1 Meningkatnya muatan inovasi baru dalam sistem dan usaha agribisnis. 2 Meningkatnya efisiensi sistem produksi, perdagangan, dan konsumsi komoditas pertanian Indonesia. 3 Meningkatnya akuntabilitas Departemen Pertanian dalam pembangunan pertanian melalui percepatan pemasyarakatan inovasi teknologi serta kelembagaan pertanian. Pengembangan agribisnis diarahkan untuk melakukan proses transformasi struktur agribisnis dari pola dispersal menjadi pola industrial. Dalam agribisnis pola industrial, setiap perusahaan agribisnis tidak lagi berdiri sendiri atau bergabung dalam asosiasi horizontal. Setiap perusahaan memadukan diri dengan perusahaan- perusahaan lain yang bergerak dalam seluruh bidang usaha yang ada pada satu alur produk vertikal dari hulu hingga hilir dalam satu kelompok usaha yang selanjutnya disebut sebagai unit Agribisnis Industrial Pedesaan AIP. AIP merupakan model inovasi agribisnis yang digunakan dalam Primatani, dengan karakteristik utama sebagai berikut: 1 Lengkap secara fungsional. Seluruh fungsi yang diperlukan dalam menghasilkan, mengolah, dan memasarkan produk pertanian hingga ke konsumen akhir alur produk vertikal dapat dipenuhi. 2 Satu kesatuan tindak. Seluruh komponen atau anggota melaksanakan fungsinya secara harmonis dan dalam satu kesatuan tindak. 3 Ikatan langsung secara institusional. Hubungan di antara seluruh komponen atau anggota terjalin langsung melalui ikatan institusional nonpasar. Primatani diimplementasikan secara partisipatif dalam suatu desa atau laboratorium agribisnis, dengan menggunakan lima pendekatan, yaitu : 1 Pendekatan agroekosistem, Penggunaan pendekatan agroekosistem berarti Primatani diimplementasikan dengan memperhatikan kesesuaian dengan kondisi 11 bio-fisik lokasi yang meliputi aspek sumber daya lahan, air, wilayah komoditas, dan komoditas dominan. 2 Pendekatan agribisnis, berarti dalam implementasi Primatani diperhatikan struktur dan keterkaitan subsistem penyediaan input, usahatani, pascapanen, pemasaran, dan penunjang dalam satu sistem. 3 Pendekatan wilayah, berarti optimasi penggunaan lahan untuk pertanian dalam satu kawasan desa atau kecamatan. Salah satu komoditas pertanian dapat menjadi perhatian utama sedangkan beberapa komoditas lainnya sebagai pendukung, terutama dalam kaitannya dengan upaya untuk mengatasi risiko ekonomi akibat fluktuasi harga. 4 Pendekatan kelembagaan, berarti pelaksanaan Primatani tidak hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi suatu organisasi ekonomi atau individu yang berkaitan dengan input dan output, tetapi juga mencakup modal sosial, norma, dan aturan yang berlaku di lokasi Primatani 5 pemberdayaan masyarakat. menekankan penumbuhan kemandirian petani dalam pemanfaatan potensi desa. Resultan dari kelima pendekatan di atas adalah terciptanya suatu model pengembangan pertanian dan pedesaan dalam bentuk unit Agribisnis Industrial Pedesaan dan Sistem Usahatani Intensifikasi dan Diversifikasi di lokasi Primatani yang berkelangsungan.

2.3. Usahatani Pisang