Karakteristik Pisang Tujuan dan Kegunaan

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Komoditas Pisang Kata pisang berasal dari bahasa Arab, yaitu maus yang oleh Linneus dimasukkan ke dalam keluarga Musaceae, untuk memberikan penghargaan kepada Antonius Musa, yaitu seorang dokter pribadi kaisar Romawi Octaviani Agustinus yang menganjurkan untuk memakan pisang. Itulah sebabnya dalam bahasa latin, pisang disebut sebagai Musa paradisiacal. Menurut sejarah pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Tengah yang kemudian pisang menyebar keseluruh dunia, meliputi daerah tropis dan subtropis. Negara-negara penghasil pisang terkenal diantaranya adalah: Brasilia, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Mexico, Venezuela, dan Hawai.

2.1.1. Karakteristik Pisang

Pisang Musa paradisiacal dapat dikebunkan di dataran rendah hangat bersuhu 21-32ºC dan beriklim lembab. Walaupun demikian pisang masih bisa berkembang biak sampai pada ketinggian tempat 1.300 mdpl. Di dataran tinggi, umur berbuah pisang menjadi lebih panjang dan kulit buahnya pun cenderung lebih tebal. Topografi yang dikehendaki tanaman pisang berupa lahan datar dengan kemiringan 8º. Lahan tersebut terletak di daerah tropis antar 16ºLU-12ºLS. Apabila suhu udara kurang dari 13ºC atau lebih dari 38ºC maka pisang akan berhenti tumbuh dan kemudian mati. Iklim tropis yang sesuai serta kondisi tanah yang banyak mengandung humus memungkinkan tanaman pisang tersebar luas di Indonesia. Saat ini, hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah penghasil pisang. Pertumbuhan optimal pisang dicapai di daerah yang mempunyai curah hujan lebih dari 2.000 mm yang merata sepanjang tahun. Di daerah yang mempunyai musim kering lebih dari 4-5 bulan, pisang masih bisa tumbuh baik asalkan air tanahnya maksimal 150 cm dibawah permukaan tanah. Pisang juga dapat tumbuh baik dilahan berpasir atau berbatu kerikil, asalkan subur. Keasaman tanah pH yang dikehendaki pisang adalah 5,5-7,5. Pisang kurang baik ditanam di daerah yang anginnya bertiup kencang. Kuatnya tiupan angin tersebut dapat mengakibatkan daun pisang sobek-sobek sehingga akan berpengaruh terhadap buah pisang yang dihasilkan. Berdasarkan persyaratan lingkungan tumbuh pisang tersebut, maka hampir semua wilayah di Indonesia dapat ditanami pisang. Oleh karena itu, Indonesia tergolong potensial sebagai penghasil pisang atau sentra produksi pisang. Sebagai besar pisang yang dibudidayakan di dunia berasal dari dua spesies liar, yaitu Musa acuinata dan Musa balbisiana. Pisang yang ada saat ini lebih dari 200 jenis dan setiap pisang mempunyai mutu dan rasa yang berbeda-beda. Menurut Satuhu dan Supriyadi 1999 pisang digolongkan kedalam tiga jenis antara lain: 1 Jenis umum yaitu, tanaman pisang yang dibudidayakan untuk diambil manfaatnya bagi kesejahteraan hidup manusia yang berasal dari jenis herba berumpun yang hidupnya menahun, jenisnya dibagi tiga kelompok antara lain: a Pisang serat yaitu pisang yang diambil seratnya. b Pisang hias, yaitu pisang yang ditanam di muka rumah sebagai hiasan. c Pisang buah yang dibedakan menjadi empat golongan: i Pisang yang dimakan langsung setelah masak, misalnya pisang kepok, pisang raja, pisang mas, pisang cavendish dan lain-lain. ii Pisang yang dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya pisang tanduk, pisang uli, pisang kapas, pisang bangkahalu, dan sebagainya. iii Pisang yang dimakan langsung setelah masak maupun diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok dan pisang raja. iv Pisang yang dapat dimakan sewaktu masih mentah, misal pisang klutuk. 2 Jenis pisang komersial banyak terdapat dipasaran, baik pasar umum maupun supermarket. Jenis-jenis pisang ini banyak digemari masyarakat karena keistimewaannya. Berikut jenis-jenis pisang komersial, pisang barangan, pisang raja,pisang ambon kuning, pisang ambon lumut, pisang raja sere, pisang uli, pisang raja jambe, pisang molo, pisang raja kul, pisang raja bulu, pisang kepok, 8 pisang tanduk, pisang mas, pisang kidang, pisang lampung dan pisang tongkat langit. 3 Jenis pisang liar seperti pisang awak, pisang barly dan sebagainya. Di Indonesia panen pisang tidak mengenal musim, karena curah hujan tersebar merata sepanjang tahun, dengan demikian produksi pisang dapat diatur secara rinci sepanjang tahun sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sangat menguntungkan petani terutama untuk ekspor Purwanto 1994. Tanaman pisang menghasilkan buah yang siap dipanen antara 9-18 bulan setelah penanaman atau 80-120 hari setelah bunga pisang keluar, tergantung pada kultivar, iklim dan cara bercocok tanam. Setelah panen pertama dilakukan, panen berikutnya berlangsung sepanjang tahun, walaupun menghasilkan variasi musiman yang besar Purwanto 1994.

2.2. Primatani