Luas dan Status Kepemilikan Lahan Pisang

59 oleh tanaman pisang. Tanaman teh yang ada merupakan tanaman teh yang ditanam sejak dulu. Tabel 14. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Jenis Tanaman Sela Tahun 2008 Jenis Tanaman Jumlah jiwa Persentase Cabai 23 76.67 Jagung 14 46.67 Ceisin 7 23.33 Pepaya 7 23.33 Teh 8 26.67 Lainnya talas, tomat, wortel, bengkuang, singkong, ubi, kayu, alpukat, jahe 1 3.33 Sumber : Data Primer Diolah

7.1.4. Luas dan Status Kepemilikan Lahan Pisang

Budidaya Pisang Ambon yang dilakukan petani responden merupakan budidaya dengan sistem tumpangsari dengan berbagai jenis tanaman termasuk berbagai jenis pisang diluar Pisang Ambon. Luas lahan yang diusahakan petani responden untuk tanaman Pisang Ambon bervariasi, sesuai dengan jarak tanam dan jumlah pohon yang ditanam. Sebaran luas lahan petani yang ditanami Pisang Ambon dapat dilihat pada Tabel 15. Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa dari responden yang ada, 14 orang menanami lahannya dengan Pisang Ambon kurang dari 1000 m 2 , dengan persentase mencapai 46,67 persen dan petani yang memiliki luas lahan antara 1000-2000 m 2 berjumlah 7 orang. Petani yang menggunakan lahan sebesar 1001-3000 berjumlah 4 orang dan petani yang menanami lahannya dengan Pisang Ambon lebih dari 3000 berjumlah 5 orang. 60 Tabel 15. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan yang Ditanami Pisang Ambon Tahun 2008 Luas Lahan meter Jumlah jiwa Persentase 1000 14 46,67 1000–2000 7 23,33 2001–3000 4 13,33 3000 5 16,67 30 100 Sumber : Data Primer Diolah Tabel 16 menunjukkan status kepemilikan lahan yang ditanami pisang bervariasi. Dari 30 responden, 23 lahan berstatus milik, 2 lahan berstatus sewa, 2 lahan berstatus bagi hasil, 2 lahan berstatus gadai dan 1 lahan berstatus titipan yang hanya berkewajiban membayar pajak atas lahan tersebut. Status kepemilikan lahan akan membedakan kewajiban masing-masing status. Status milik berkewajiban untuk pembayaran pajak atas lahan yang diusahakan. Status sewa berkewajiban untuk membayar sewa kepada pemilik lahan tanpa harus membayar pajak. Status bagi hasil berkewajiban membagi hasil usahatani sesuai dengan perjanjian tanpa kewajiban membayar pajak bagi penggarap. Status gadai tidak mempunyai kewajiban untuk membayar pajak, sewa, maupun membagi hasil panen. Lahan yang digadai adalah sebagai jaminan atas uang atau meteri lain yang dipinjamkan kepada pemilik lahan, dimana selain sebagai jaminan lahan tersebut juga dapat dimanfaatkan atau diusahakan, yang berkewajiban membayar pajak atas tanah adalah pemilik tanah, Status gadai berakhir ketika pemilik lahan dapat mengembalikan uang yang dipinjam. Status tanah titipan adalah berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan penggarap. 61 Tabel 16. Sebaran Petani Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Tahun 2008 Status Kepemilikan Jumlah jiwa Persentase Milik 23 76,67 Sewa 2 6,67 Bagi Hasil 2 6,67 Gadai 2 6,67 Titipan 1 3,33 30 100 Sumber : Data Primer Diolah Status lahan milik lebih dianjurkan oleh Primatani dalam berbudidaya pisang, disebabkan karena jika status kepemilikan lahan sewa, gadai, bagi hasil maupun titipan akan dapat diminta oleh pemiliknya ketika telah habis waktu yang disepakati bagi hasil, sewa atau pemilik tanah telah dapat membayar uang gadai tanah, sedangkan produksi pisang yang ada terus berjalan, sehingga dapat merugikan petani karena telah mengeluarkan modal untuk penanaman pisang.

7.2. Analisis Pendapatan Usahatani Pisang Ambon

Melalui Program Primatani Analisis dilakukan dengan melihat Pisang Ambon yang ditanam serempak pada saat bulan Agustus hingga Oktober 2007 sebagai tindak lanjut dari program primatani. Pada kondisi dilapangan jarak tanam yang digunakan bervariasi Dalam analisis pendapatan ini diasumsikan bahwa jarak tanam yang digunakan adalah 3 m x 3 m sehingga satu pohon pisang memiliki luas 9 m 2 , sehingga dalam satu haktar diasumsikan ada sebanyak 1.111 pohon pisang. Analisis dilakukan hanya dengan melihat produksi bibit pisang yang ditanam pada agustus sampai Oktober 2007 hingga menghasilkan panen pertama yaitu sekitar 12 bulan dari penanaman. Analisis pendapatan usahatani membutuhan dua data pokok yaitu data penerimaan dan data pengeluaran selama periode waktu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu untuk dapat mengetahui besanya pendapatan yang diterima harus diketahui terlebih dahulu data