3 Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu merupakan salah satu
pelabuhan perikanan terpenting dan terbesar di pantai selatan Jawa. Ditambah lagi, lokasinya yang relatif berdekatan dengan kota Bandung dan Jakarta sebagai
tempat untuk memasarkan hasil tangkapannya, menjadikan nilai tambah tersendiri bagi pelabuhan perikanan ini. Pada tahun 2006 volume produksi hasil tangkapan
yang didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah sebesar 9.934 ton dengan nilai produksi Rp. 61.648.109.620,- Anonimus, 2007. Untuk mendukung hal tersebut
diperlukan upaya untuk mempertahankan mutu ikan agar tetap terjaga melalui penggunaan basketwadah hasil tangkapan yang benar dan kebersihan lingkungan
di pelabuhan perikanan tersebut. Berdasarkan hal-hal diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
hubungan basketwadah hasil tangkapan terhadap sanitasi di PPN Palabuhanratu.
1.2 Permasalahan Penelitian
Belum diketahuinya faktor-faktor dari basket atau wadah non basket hasil tangkapan yang berpotensi mempengaruhi sanitasi serta dampak digunakantidak
digunakaannya basket atau wadah hasil tangkapan terhadap sanitasi di PPN Palabuhanratu. Berdasarkan pengamatan awal peneliti, basketwadah hasil
tangkapan yang ada di PPN Palabuhanratu dalam proses penggunaannya menimbulkan kotoran berupa potongan-potongan ikan, lendir dan tetesan darah di
dermaga pendaratan dan lantai TPI PPN Palabuhanratu.
1.3 Tujuan Penelitian
1 Mengetahui kondisi hasil tangkapan, basketwadah hasil tangkapan dan sanitasi di PPN Palabuhanratu,
2 Mendapatkan hubungan basketwadah hasil tangkapan terhadap sanitasi di PPN Palabuhanratu meliputi: a. Pengaruh penggunaan basketwadah hasil
tangkapan terhadap sanitasi faktor-faktor yang mempengaruhi dan dampak penggunaannya; dan b. Jenis dan besaran limbah fisik yang
ditimbulkannya.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan dapat memberi masukan bagi nelayan, pedagang, dan pengelola TPI PPN Palabuhanratu akan pentingnya menggunakan basketwadah hasil
tangkapan yang baik untuk menjaga sanitasi di pelabuhan perikanan, terlebih- lebih untuk menjaga mutu ikan yang didaratkan di pelabuhan ini.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan 2.1.1 Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan
1 Pendaratan Hasil Tangkapan
Aktivitas pendaratan hasil tangkapan terdiri atas pembongkaran dari palkah kapal, penyortiran, penurunan dari dek ke dermaga dan pengangkutan hasil
tangkapan dari dermaga ke tempat pelelangan ikan. Oleh karena itu, proses pembongkaran harus dilakukan dengan cermat agar ikan hasil tangkapan tidak
mengalami cacat fisik selama pembongkaran Taiban, 1976 vide Haririyah, 2002. Mekanisme pembongkaran hasil tangkapan yang ada di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Palabuhanratu adalah sebagai berikut Djulaeti, 1994 : a. Sebelum kapal melakukan pembongkaran, nakhoda kapal melapor
untuk melakukan pembongkaran dengan membawa surat-surat kapal, yaitu pas biru, surat izin berlayar dan buku lapor kedatangan kapal;
b. Petugas tambat labuh mencatat waktu dan kedatangan kapal di buku lapor kapal serta memberi izin untuk melakukan pembongkaran;
c. Pembongkaran dari palkah diawali dengan pengeluaran hasil tangkapan ikan dari palkah ke geladak dengan diangkat satu persatu untuk ikan-
ikan yang berukuran besar seperti cakalang, tuna, tongkol, dan dengan menggunakan keranjang untuk ikan yang berukuran kecil. Jenis ikan
yang besar dan berat seperti cucut, pembongkaran ikan dibantu dengan menggunakan tali yang berdiameter dua sampai empat centimeter ke
geladak kapal oleh dua sampai tiga orang Anak Buah Kapal ABK. Proses pengakutan hasil tangkapan dari dermaga ke TPI dengan
menggunakan sarana pengangkut seperti lori dan gerobak. Di PPN Palabuhanratu menggunakan gerobak sebagai sarana pengangkut hasil tangkapan dari dermaga
ke TPI.
6
2 Pelelangan Hasil Tangkapan
Pelelangan hasil tangkapan merupakan suatu sistem pemasaran ikan di pelabuhan perikanan didalamnya terdapat penjual nelayan pemilik, juru lelang
dan pembeli bakulpeserta lelang dimana pembelibakul dapat bertransaksi melalui proses lelang sesuai jenis dan mutu ikan yang ditransaksikan.
Fungsi PPPPI dalam hal pemasaran adalah sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan bagi nelayan maupun
pedagang. Adanya kegiatan pelelangan ikan di PPPPI maka kegiatan tersebut merupakan kegiatan awal dari pemasaran ikan untuk mendapatkan harga yang
layak Lubis, 2005. Tata cara proses dan pelaksanaan pelelangan ikan di TPI Palabuhanratu
Mahyuddin, 2007: 1 Setelah pemilik kapalnakhoda melaporkan kedatanggannya ke petugas
pelabuhan, maka pemilik kapal akan mendapatkan nomor urut pendaratan di dermaga.
2 Setelah ikan didaratkan di dermaga di depan TPI, pemilik kapal harus melapor kepada petugas TPI.
3 Ikan dicuci dengan air laut, kemudian dipisahkan menurut jenis dan ukuran untuk menentukan harga, dimasukkan ke dalam keranjang yang
disediakan oleh pengelola TPI. 4 Ikan ditimbang oleh petugas TPI, kemudian ikan yang sudah ditimbang
mendapat labelkarcis yang berisikan nama pemilik dan nomor urut lelang.
5 Para bakulpembeli diijinkan untuk melihat ikan-ikan yang akan dilelang.
6 Lelang dilaksanakan secara terbuka dan bebas. Penawaran dimulai dengan harga terendah. Penawaran tertinggi dinyatakan sebagai
pemenang dan menjadi pembeli ikan yang dilelang. Pemenang lelang dicatat dalam karcis lelang.
7 Bakul sebagai pembeli membayar tunai hasil pembeliannya kepada petugas TPI ditambah biaya retribusi lelang sebesar 3 . Apabila
pembayaran tidak tunai, maka harus ada persetujuan dari manajer TPI.
7 8 Pihak TPI membayarkan hasil pelelangan kepada nelayan setelah
dipotong retribusi sebesar 2 . Setelah aktivitas pelelangan selesai, tenaga kerja bongkar muat membawa
hasil tangkapan dari TPI ke tempat penampungan pembelibakul dan ada juga yang langsung diangkut dengan mobil bak untuk didistribusikan ke tempat
pengolahan ikan dan pasar-pasar, baik di sekitar Palabuhanratu maupun di luar daerah Palabuhanratu seperti Sukabumi dan Jakarta.
2.1.2 Penyortiran dan Pengangkutan Hasil Tangkapan
Penyortiran hasil tangkapan adalah memisahkan hasil tangkapan menurut jenis, ukuran dan mutu, selanjutnya di masukkan ke dalam keranjang. Proses
penyortiran dilakukan pada saat pembongkaran hasil tangkapan dari palkah ke dek kapal. Setelah proses penyortiran selesai dilakukan pencucian hasil tangkapan,
bahkan pengesan ulang. Proses penyortiran ikan harus dilakukan secara cepat Nilawati, 1995 vide Rahayu, 2000. Hal itu dimaksudkan agar hasil tangkapan
yang telah dikeluarkan dari dalam palkah tidak terkena sinar matahari langsung dalam waktu lama, sehingga dapat menurunkan mutu hasil tangkapan Mulyadi,
2007. Hasil tangkapan yang berada di atas dek kapal seharusnya sesegera mungkin
langsung dimasukkan ke dalam keranjang agar hasil tangkapan tidak bersentuhan langsung dengan dek kapal yang kotor. Kondisi dek kapal seringkali tidak
diperhatikan kebersihannya, biasanya anak buah kapal ABK hanya sesekali saja mencuci dek kapal. Ditambah lagi, air yang digunakan untuk mencuci dek kapal
oleh ABK adalah air kolam pelabuhan. Air tersebut sudah tidak bersih dan higienis lagi, karena sudah tercemar dengan sampah limbah dan genangan oli
kapal. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan mutu hasil tangkapan yang berada diatas dek kapal.
Pencucian hasil tangkapan dilakukan setelah hasil tangkapan dimasukkan ke dalam keranjang. Hasil tangkapan yang ada di dalam keranjang biasanya dicuci
menggunakan air kolam pelabuhan. Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf di atas, hasil tangkapan yang dicuci dengan air kolam pelabuhan yang kotor akan
mengalami penurunan mutu.
8 Setelah proses penyortiran dan pencucian, hasil tangkapan dalam keranjang
diatas dek di pindahkan ke dermaga dan selanjutnya diangkut ke TPI. Sarana pengangkut yang digunakan di pelabuhan perikanan dalam proses pendaratan
hasil tangkapan adalah beragam, seperti gerobak dorong, lori atau dipikul. Di PPN Palabuhanratu, alat bantu yang digunakan dalam pengangkutan hasil tangkapan
dapat berupa sarana pengangkut, seperti gerobak dorong dapat juga berupa wadah, diantaranya keranjang, trays keranjang plastik atau blong dan tong-tong plastik
Djulaeti, 1994. Menurut Mulyadi 2007, alat bantu yang digunakan di PPN Pekalongan
untuk mengangkut hasil tangkapan dari dermaga bongkar ke TPI adalah kereta dorong lori. Setiap kereta dorong lori dapat memuat tiga unit basket atau
dengan kapasitas angkut sekitar 90-120 kg hasil tangkapan.
2.1.3 Penanganan Hasil Tangkapan
Penanganan ikan merupakan suatu perlakuan yang dikenakan terhadap hasil tangkapan yang bertujuan mempertahankan tingkat kesegaran ikan atau
memperlambat perkembangan mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kebusukan ikan.
Ikan merupakan salah satu komoditas yang mudah rusak high perishable food sehingga penanganan ikan harus menggunakan suhu dingin mendekati 0
o
C agar proses pembusukkan bisa diperlambat sehingga dapat mempertahankan mutu
hasil tangkapan Moeljanto, 1982. Penanganan ikan di suatu pelabuhan perikanan sebaiknya dimulai ketika
proses pembongkaran sampai ikan didistribusikan dan tiba ditangan konsumen Rahayu, 2000. Penanganan ikan di pelabuhan perikanan biasanya dilakukan
dengan cara pemberian es untuk ikan segar dan pemberian garam untuk ikan-ikan yang akan dibuat ikan asin.
Untuk menunjang penanganan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan adalah tersedianya sarana es dan air bersih. Penggunaan es dapat membantu
menjaga suhu hasil tangkapan agar tetap segar dan air bersih untuk membersihkan hasil tangkapan dari kotoran, lendir dan darah yang menempel di tubuh ikan. Hal
tersebut bertujuan agar mutu hasil tangkapan tidak cepat menurun.
9
2.2 Basket hasil Tangkapan, Peranan dan Pengelolaannya di Pelabuhan Perikanan
1 Basket Hasil Tangkapan
Basket hasil tangkapan merupakan wadah atau tempat untuk mengangkut ikan dari dek kapal ke dermaga atau tempat pembongkaran ikan dan selanjutnya
ke TPI. Pihak-pihak yang menggunakan basket hasil tangkapan yang tersedia di pelabuhan perikanan ialah nelayanpengusaha perikanan, pedagang dan pembeli
bakul. Penyediaan basket hasil tangkapan di pelabuhan perikanan, biasanya
disediakan oleh pihak pengelola TPI, namun ada juga yang disediakan sendiri oleh nelayan, pedagang dan pembeli bakul. Basket yang disewakan oleh pihak
pengelola kepada nelayan dikenakan harga sewa yang telah ditentukan sebelumnya oleh pihak pengelola.
Jumlah basket yang akan disewakan harus disesuaikan dengan jumlah hasil tangkapan yang didaratkan yang dibagi dengan kapasitas satu basket. Hal ini
berguna agar banyaknya basket yang disewa tidak kurang atau sangat berlebihan jumlahnya.
2 Peranan Basket Hasil Tangkapan
Peranan basket hasil tangkapan selain sebagai wadah angkut, juga membantu mempertahankan mutu hasil tangkapan. Hal ini disebabkan karena
basket dapat melindungi hasil tangkapan dari sentuhan langsung dengan lantai dermaga dan TPI yang umumnya kotor dan banyak genangan darah dan lendir,
bahkan cemaran lainnya seperti sampah. Selain itu, penggunaan basket yang baik dapat membantu meningkatkan kebersihan lantai dermaga dan TPI.
Di tempat pelelangan, ikan tidak boleh diletakkan begitu saja diatas lantai atau dilangkahi, tetapi ikan harus diletakkan dalam sebuah tempat atau
wadahbasket agar kebersihan ikan tetap terjaga, ikan tidak terkena kotoran atau mendapat pencemaran dari kotoran yang terdapat di TPI.
3 Pengelolaan Basket Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan
Basket disewakan kepada nelayan untuk aktivitas pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan. Nelayan membayar sewa basket ke pengelola TPI atau KUD
10 setelah selesai dipakai untuk proses pendaratan dan pelelangan. Dana hasil
penyewaan tersebut nantinya digunakan oleh pengelola TPI atau KUD untuk biaya pemeliharaan basket. Keranjang atau basket ikan juga dibersihkan setiap
kali selesai pemakaian, agar ikan yang dimasukkan tidak terkontaminasi oleh bakteri Lubis, 2005.
Basket di pelabuhan perikanan umumnya dikelola oleh pengelola TPI atau KUD pelabuhan setempat. Pemeliharaan dan pengelola basket hasil tangkapan
meliputi Pane et al, 2008 1. Kebersihan basket dengan tujuan agar basket- basket yang ada tetap bersih sehingga perlu pembersihan secara kontinu setelah
dipakai; 2. Keamanan basket dengan tujuan agar basket-basket tersebut tidak hilang sehingga misalnya perlu adanya nama pelabuhan pada setiap basket dan
perlu warna basket yang berbeda untuk setiap pelabuhan; 3. Sistem peminjaman yang mudah dan cepat agar pengguna tidak memerlukan banyak waktu untuk
proses meminjam; 4. Harga sewa yang murah yang tidak memberatkan pengguna.
2.3 Sanitasi, Peranan dan Pengelolaannya di Pelabuhan perikanan 1 Sanitasi