10 setelah selesai dipakai untuk proses pendaratan dan pelelangan. Dana hasil
penyewaan tersebut nantinya digunakan oleh pengelola TPI atau KUD untuk biaya pemeliharaan basket. Keranjang atau basket ikan juga dibersihkan setiap
kali selesai pemakaian, agar ikan yang dimasukkan tidak terkontaminasi oleh bakteri Lubis, 2005.
Basket di pelabuhan perikanan umumnya dikelola oleh pengelola TPI atau KUD pelabuhan setempat. Pemeliharaan dan pengelola basket hasil tangkapan
meliputi Pane et al, 2008 1. Kebersihan basket dengan tujuan agar basket- basket yang ada tetap bersih sehingga perlu pembersihan secara kontinu setelah
dipakai; 2. Keamanan basket dengan tujuan agar basket-basket tersebut tidak hilang sehingga misalnya perlu adanya nama pelabuhan pada setiap basket dan
perlu warna basket yang berbeda untuk setiap pelabuhan; 3. Sistem peminjaman yang mudah dan cepat agar pengguna tidak memerlukan banyak waktu untuk
proses meminjam; 4. Harga sewa yang murah yang tidak memberatkan pengguna.
2.3 Sanitasi, Peranan dan Pengelolaannya di Pelabuhan perikanan 1 Sanitasi
Sanitasi adalah suatu upaya pengendalian mencegah dan atau mengurangi jasad renik patogen dari faktor lingkungan fisik sekitarnya yang dapat
membahayakan kesehatan manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik di
bidang kesehatan, terutama kesehatan masyarakat; sanitasi lingkungan adalah cara menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah,
air, dan udara. Pengertian sanitasi dalam industri pangan yaitu mencakup kebiasaan, sikap
hidup, tindakan aseptik dan bersih terhadap benda termasuk manusia yang akan kontak langsung dengan bahan pangan. Dalam industri pangan sanitasi meliputi
pengendalian pencemaran, pembersihan dan tindakan aseptik yang merupakan mata rantai dalam produksi Suekarto, 1990 vide Hasibuan, 2000.
Pengertian sanitasi dalam industri perikanan adalah pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan-bahan baku, peralatan dan pekerja
11 untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah, mencegah
terlanggarnya nilai estetika konsumen serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih dan sehat Siswati, 2004.
Menurut Departemen Pertanian 2002 vide Rusmali 2004, dalam pengembangan industri perikanan, pelabuhan perikanan merupakan bagian dari
rantai produksi yang harus memenuhi persyaratan kelayakan dasar sanitasi dan higiene yang meliputi : 1. Lokasi dan lingkungan; 2. Konstruksi bangunan; 3.
Dinding, penerangan dan ventilasi; 4. Saluran Pembuangan; 5. Pasok air dan bahan bakar; 6. Es; 7. Penanganan limbah; 8. Toilet; 9. kontruksi dan
pemeliharaan alat; 10. Peralatan untuk penanganan awal; 11. Pembersihan dan sanitasi; dan 12. Kontrol sanitasi.
Berdasarkan hal diatas dapat dikatakan bahwa sanitasi mencakup berbagai aspek yaitu kebersihan, kesehatan dan keimbangan lingkungan serta
pengelolaannya. Hasil yang diharapkan dengan dijalankannya sanitasi di lingkungan pelabuhan perikanan antara lain yaitu terciptanya lingkungan kerja
yang bersih, mutu ikan tetap terjaga dan kebersihan pelaku di pelabuhan perikanan.
2 Peranan Sanitasi
Peranan sanitasi sangat penting dalam menjaga mutu hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan. Selain itu, sanitasi dapat berperan
meningkatkan kebersihan dan kenyamanan lingkungan pelabuhan perikanan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga sanitasi di lingkungan
pelabuhan, antara lain dengan membersihkan lantai TPI setiap aktivitas pelelangan selesai. Selain itu, dapat dilakukan pencegahan terhadap limbah atau
buangan yang ditimbulkan oleh hasil tangkapan, yaitu dengan menggunakan basket hasil tangkapan yang memperhatikan kebersihan lingkungan. Hal ini untuk
mencegah limbah hasil tangkapan berupa potongan-potongan ikan, tetesan darah dan lendir ikan terdapat di lantai dermaga dan TPI.
Oleh karena itu, dengan mengetahui peran penting sanitasi tersebut diatas, kiranya penjagaan dan pengelolaan terhadap kebersihan lingkungan pelabuhan
khususnya TPI dapat ditingkatkan. Hal ini membutuhkan peran pengelola PPN Palabuhanratu dalam mengatur berbagai aktivitas pendaratan, pelelangan dan
12 pemasaranpendistribusian hasil tangkapan serta kesadaran dari pelaku pasar
pedagang, pembeli dan pengunjung lainnya dalam menjaga sanitasi di pelabuhan tersebut.
3 Pengelolaan Sanitasi di Pelabuhan Perikanan
Pengelolaan sanitasi di pelabuhan perikanan sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur, karena dapat berperan untuk mencegah gangguan kesehatan,
meningkatkan kebersihan dan kenyamanan lingkungan pelabuhan; yang nantinya bertujuan untuk menjaga mutu hasil tangkapan.
Pelabuhan perikanan umumnya memiliki bagian pengelola yang memanajemen sanitasi lingkungan pelabuhan. Salah satu upaya yang dilakukan
untuk menjaga kebersihan pelabuhan, antara lain membersihkan TPI dengan air bersih setelah pelelangan selesai. Menurut Lubis 2005, kebersihan fasilitas
seperti TPI, seharusnya dibersihkan dengan air tawar setiap selesai di lakukan pelelangan ikan dan seminggu dua kali diberi desinfektan. Sebaliknya jangan
mencuci dengan air kolam dari pelabuhan yang umumnya sudah terpolusi. Penanganan polusi di pelabuhan perikanan harus ditangani dengan cara
pengelolaan limbah yang sesuai dan tepat, peraturan yang mendukung dan pendidikan para pengguna. Selain itu, faktor kepedulian dan kesadaran pelaku
nelayan, pedagang ikan dan pembelipengunjung dalam mengontrol sumber pencemaran memiliki peranan yang cukup besar.
Penerapan penanganan kebersihan dan sanitasi di lingkungan pelabuhan perikanan menurut Departemen 2002 vide Rusmali 2004 dibagi ke dalam dua
hal, yaitu 1 penerapan kegiatan pembuatan perangkat lunak yang terdiri aspek hukum dan peraturan, aspek pengelolaan kebersihan dan sanitasi dan aspek peran
serta masyarakat dan 2 pengadaan sarana dan prasarana, penerapan kegiatan rehabilitasi sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat sanitasi dan higienis
yang meliputi penanganan rehabilitasi sarana dan prasarana air cuci atau penanganan ikan, air bersihair tawar, penanganan pengolahan air limbah,
drainase, dan persampahan serta kegiatan lainnya yang dilakukan bersama-sama bidang perawatan.
Pembuatan perangkat lunak peraturan dan hukuman tersebut perlu diterapkan untuk menciptakan lingkungan pelabuhan perikanan yang bersih dan
13 nyaman. Upaya tersebut antara lain pemberian sanksi hukum bagi yang melanggar
ketentuan, membuat slogan atau spanduk yang mendukung terciptanya kebersihan dan melakukan kegiatan yang turut melibatkan masyarakat sekitar pelabuhan
seperti gotong-royong bersama membersihkan lingkungan pelabuhan untuk menciptakan lingkungan pelabuhan perikanan yang bersih dan nyaman.
2.4 Basket Hasil Tangkapan dan Sanitasi di PPN Palabuhanratu 1 Pengguna Basketwadah Hasil Tangkapan di PPN Palabuhanratu
Penggunaan basket hasil tangkapan merupakan salah satu cara untuk membantu mempertahankan mutu hasil tangkapan. Apabila hasil tangkapan
didaratkan di pelabuhan perikanan tidak menggunakan basket akan berdampak hasil tangkapan bersentuhan langsung dengan lantai TPI; terlebih-lebih dilangkahi
dan diinjak-injak. Hal ini akan menyebabkan mutu hasil tangkapan menurun. Jenis wadah yang digunakan di PPN Palabuhanratu antara lain blong,
keranjang bambu, styrofoam dan jolang. Wadah-wadah tersebut berfungsi sebagai alat bantu mengangkut dan menampung hasil tangkapan baik pendaratan maupun
pemasaran. Wadah blong digunakan oleh nelayan payang sebagai pengganti palkah
dalam operasi penangkapan ikan. Setelah kembali ke fishing base, blong yang berisi hasil tangkapan didaratkan ke dermaga, lalu diangkut dengan gerobak ke
TPI atau ke tempat pengolahan ikan pengasinanpemindangan. Satu gerobak dapat mengangkut tiga unit blong.
Wadah keranjang bambu digunakan oleh nelayan bagan untuk menampung hasil tangkapan saat operasi penangkapan. Pengangkutan keranjang bambu dari
dermaga ke TPI atau ke tempat pengolahan ikan dengan cara dipikul, satu pikulan terdapat dua unit keranjang bambu. Selain dipikul, pengakutan keranjang bambu
juga bisa menggunakan gerobak. Satu gerobak dapat mangangkut sekitar empat unit keranjang bambu.
Wadah jolang dan styrofoam digunakan untuk menampung hasil tangkapan oleh pedagang ikan di TPI atau di pasar ikan. Jolang menampung hasil tangkapan
berukuran kecil seperti ikan tembang dan eteman. Kotak styrofoam menampung hasil tangkapan seperti tongkol, layur dan tuna.
14
2 Kondisi Sanitasi di PPN Palabuhanratu
Pada saat penelitian awal kondisi sanitasi di dermaga pendaratan dan TPI di PPN Palabuhanratu kurang bersih. Hal ini dapat dilihat banyak ikan utuh yang
rusak, potongan-potongan ikan, sampah, campuran genangan darah dan lendir yang tercecer di lantai dermaga dan TPI.
Penggunaan basketwadah yang tidak sesuai ditambah lagi tidak digunakannya basketwadah menjadi penyebab pencemaran tersebut terjadi.
Basketwadah yang ada belum dapat menampung berbagai ukuran dan jenis hasil tangkapan yang dominan ada. Bentuk basketwadah yang ada mengakibatkan
darah dan lendir ikan di dalam basketwadah, menetes membasahi bahkan menggenangi lantai dermaga dan TPI. Apalagi hasil tangkapan yang ditangani
dengan tidak menggunakan basketwadah seperti cucut, limbah dari cucut darah, isi perut dan lendir berserakan dilantai dermaga dan TPI.
Kondisi selokan di TPI yang mampat karena limbah potongan ikan dan sampah, membuat aliran pembuangan limbah darah dan lendir ikan menjadi
tidak lancar. Kesadaran pelaku nelayan dan pedagang ikan akan pentingnya kebersihan
masih kurang sehingga mencemari lingkungan pelabuhan. Pelaku masih banyak yang membuang sampah bungkusan nasi, puntung rokok dan plastik tidak pada
tempatnya. Lokasi Pelabuhan perikanan yang dekat dengan pasar ikan yang kotor
menambah kotornya lingkungan pelabuhan perikanan. Orang pengunjung bebas masuk ke dermaga dan TPI tanpa adanya pengawasan kebersihan terhadap
pengunjung tersebut.
3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat