58 menimbulkan limbah potongan tubuh ikan, darah dan lendir ikan di lantai
dermaga, sedangkan penyebab limbah non-ikan diakibatkan oleh masih kurangnya kesadaran akan pentingnya kebersihan oleh pedagang non-ikan dan pengunjung
yang membuang sampah sembarangan di dermaga pendaratan.
7.2 Sanitasi di Tempat Pelelangan Ikan TPI
Di lingkungan gedung TPI PPN Palabuhanratu, kondisi sanitasi di dalam ruang pelelangan juga kurang bersih. Ruang pelelangan ini terlihat masih kotor
karena banyak ceceran darah dan lendir yang menggenangi TPI Gambar 20a, adanya potongan-potongan tubuh ikan, ikan utuh yang rusak dan orang-orang
yang meludah sembarangan diatas lantai di dalam ruangan sebagaimana halnya di lantai dermaga pendaratan subbab 6.1. Selain itu juga terdapat sampah-sampah
non-ikan seperti puntung rokok dan sampah plastik; seperti halnya dilantai dermaga pendaratan.
Penyebab kurangnya kebersihan dan sanitasi di ruang pelelangan ini adalah penanganan hasil tangkapan yang belum benar, kurangnya kesadaran pelaku akan
pentingnya kebersihan di ruang pelelangan, tidak menaati peraturan tentang kebersihan di ruang pelelangan, dan banyaknya orang yang tidak berkepentingan
disaat pemasaran di TPI. Jumlah pelaku nelayan, pedagang ikan, pembeli dan buruh angkutpikul
yang beraktivitas saat pemasaran ikan di TPI PPN Palabuhanratu pada saat penelitian dilakukan diperkirakan sekitar 30 orang nelayan, 25 orang pedagang
pengecer ikan, 20 orang pembeli perorangan, dan 10 orang buruh angkut. Akan tetapi, terdapat sejumlah orang tidak berkepentingan di TPI antara lain pedagang
non-ikan seperti pedagang asongan sekitar 5 orang, pedagang nasi bungkus sekitar 3 orang dan lainnya hanya berlalu-lalang di TPI sejumlah sekitar 15
orang dewasa dan anak-anak. Peraturan tentang pengawasan terhadap orang-orang yang keluar masuk ke
dalam gedung TPI PPN Palabuhanratu tidak ada. Hal ini menyebabkan pengawasan secara khusus terhadap orang-orang yang masuk ke dalam gedung
TPI menjadi kurang terjaga, mereka bebas keluar masuk secara sembarangan ke dalam gedung TPI tanpa memperhatikan kebersihannya.
59 Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangaan, tidak semua hasil tangkapan
di TPI ditangani dengan menggunakan wadah selama proses pemasaran. Sebagai contoh penanganan ikan tembang di TPI dilakukan dengan cara menaruh langsung
hasil tangkapan di lantai TPI Gambar 20b yang umumnya kotor. Hal ini akan menimbulkan banyak ceceran darah dan lendir yang menggenangai lantai TPI dan
potongan- potongan tubuh ikan tersebut. Hal ini berdampak secara langsung akan menurunkan mutu ikan tersebut; terlebih-lebih nelayan merapihkan ikan tembang
di lantai TPI dengan cara menggunakan kakinya. Selain penanganan terhadap ikan tembang tersebut terdapat pula penanganan yang sama yang diterapkan pada ikan
berukuran besar seperti ikan cucut dan pari.
Gambar 20 Kondisi sanitasi di gedung TPI PPN Palabuhanratu: a potongan- potongan tubuh ikan di lantai TPI; b peletakan ikan tembang di
lantai TPI. Kondisi fasilitas gedung TPI di PPN Palabuhanratu sudah cukup baik.
Gedung TPI sudah memiliki bangunan dan atap permanen, kemiringan lantai gedung TPI sudah sekitar 2
, tiang-tiang gedung sudah dilapisi dengan keramik agar mudah dibersihkan dan terdapat saluran pembuangan selokan untuk air
kotor sisa pencucian dan limbah sisa-sisa hasil tangkapan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak TPI, lantai gedung TPI di PPN Palabuhanratu
dibersihkan seminggu sekali, yaitu setiap hari senin sekitar pukul 09.00 – 11.00 WIB. Menurut Lubis 2005, seharusnya setiap proses pelelanganpemasaran
selesai, lantai TPI harus segera dibersihkan dengan menyemprotkan air bersih dan pemberian desinfektan agar lantai TPI bersih dan hiegienis subbab 2.3.
a b
60 Pada proses pembersihan lantai TPI di PPN Palabuhanratu digunakan alat
pompa air diesel dengan sumber airnya berasal dari kolam pelabuhan. Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi kehiegenisan lantai gedung TPI
tersebut, karena pada umumnya air dari kolam pelabuhan sudah tercemar limbah. Selain itu, fasilitas lainnya seperti tempat sampah di lingkungan sekitar TPI juga
masih kurang, hanya terdapat dua unit tempat sampah yang berada di ujung kiri dan kanan gedung TPI.
Kondisi kebersihan dan sanitasi di TPI yang kurang bersih ini juga terjadi di PPS Jakarta dan PPI Muara angke. Di TPI PPSJ banyak terlihat limbah seperti
potongan tubuh ikan, genangan darah dan lendir tercecer Rusmali, 2004. Hal tersebut juga terjadi di TPI Muara Angke Jakarta Faubiany, 2008. Faktor yang
mempengaruhi kondisi sanitasi yang kurang bersih di kedua pelabuhan perikanan tersebut adalah cara penanganan ikan di TPI yang belum benar, kesadaran pelaku
nelayan, pemain lelang dan pedagang ikan akan kebersihan masih rendah, peraturan yang lemah, kurang bersihnya lantai TPI dan keranjang ikan yang
digunakan kondisinya sudah rusak.
7.3 Sanitasi di Lingkungan Sekitar Dermaga Pendaratan dan TPI