Unit Penangkapan Ikan dan Nelayan di PPN Palabuhanratu

20

4.1 Unit Penangkapan Ikan dan Nelayan di PPN Palabuhanratu

Salah satu faktor penentu keberhasilan operasi penangkapan ikan adalah unit penangkapan ikan. Unit penangkapan ikan merupakan kesatuan teknis yang terdiri atas alat tangkap dan armada penangkapan kapal ikan. Selain itu nelayan juga memiliki peran penting dalam operasi penangkapan ikan. 1 Alat Tangkap Jenis alat tangkap yang ada di PPN Palabuhanratu antara lain pancing ulur, payang, bagan, rampus, trammel net, gill net, tuna longline, pancing tonda, rawai, pancing layur dan Purse Seine Anonimus, 2007. Jumlah total frekuensi kumulatif alat tangkap yang ada di PPN Palabuhanratu tahun 2006 adalah 8.465 kali. Berdasarkan komposisi masing- masing alat tangkap tahun 2006 tersebut, didapatkan alat tangkap paling dominan di PPN Palabuhanratu adalah pancing ulur 30,9 , bagan 27,6 dan payang 21,4 . Selain pancing ulur juga terdapat alat tangkap lainnya yang cukup penting yaitu gill net, rampus dan tuna longline dan purse seine Tabel 1 dan Gambar 1. Tabel 1 Jenis dan jumlah kumulatif alat tangkap serta komposisinya di PPN Palabuhanratu tahun 2006 No. Jenis alat tangkap Jumlah frekuensi kumulatif kali Komposisi 1 Pancing Ulur 2.613 30,9 2 Bagan 2.333 27,6 3 Payang 1.812 21,4 4 Gill Net 581 6,9 5 Rampus 476 5,6 6 Tuna Longline 204 2,4 7 Trammel Net 185 2,2 8 Pancing Tonda 150 1,8 9 Rawai 61 0,7 10 Pancing Layur 44 0,5 11 Purse Seine 6 0,1 Jumlah 8.465 100,0 Keterangan: Jumlah bulanan kumulatif alat tangkap selama setahun Sumber: Anonimus, 2007 diolah kembali 21 Pancing Ulur 30.9 Payang 21.4 Bagan 27.6 Tuna Longline 2.4 Gill Net 6.9 Trammel Net 2.2 Rampus 5.6 Rawai 0.7 Pancing Layur 0.5 Purse Seine 0.1 Pancing Tonda 1.8 Gambar 1 Diagram komposisi alat tangkapan di PPN Palabuhanratu tahun 2006. Jumlah alat tangkap yang beroperasi selama periode 1997-2006 tiap tahunnya cenderung meningkat dengan persentase pertumbuhan rata-rata sebesar 6,4 per tahun atau rata-rata 636 unit per tahun. Jumlah alat tangkap pada periode tersebut berkisar antara 497-846 unit dan kisaran persentase pertumbuhan tiap tahunnya antara negatif 14,9-1,2 . Perkembangan dan pertumbuhan jumlah alat tangkap bulanan tertinggi di PPN Palabuhanratu periode 1997-2006 disajikan secara lengkap pada Tabel 2 dan Gambar 2. Tabel 2 Perkembangan dan pertumbuhan jumlah alat tangkap bulanan tertinggi di PPN Palabuhanratu periode 1997-2006 Tahun Jumlah alat tangkap Unit Pertumbuhan 1997 528 - 1998 497 -5,9 1999 652 31,2 2000 555 -14,9 2001 674 21,4 2002 577 -14,4 2003 609 5,6 2004 693 13,8 2005 733 5,8 2006 846 15,4 Kisaran 497 - 846 -14,9 - 31,2 Rata-rata 636 6,4 Keterangan: Dihitung dari jumlah alat tangkap tertinggi per bulan selama 12 bulan setahun Sumber: Anonimus, 2007 diolah kembali 22 Jumlah alat tangkap terendah terjadi pada tahun 1998, yaitu sebanyak 497 unit atau menurun sebesar 5,9 dari tahun sebelumnya. Berdasarkan informasi dari pihak PPN Palabuhanratu, hal ini disebabkan pada tahun tersebut, banyak alat tangkap yang tidak beroperasi akibat kondisi ekonomi yang tidak menentu pada saat itu krisis moneter. Jumlah alat tangkap yang memiliki tingkat operasional paling tinggi terjadi pada tahun 2006, yaitu sebanyak 846 unit dengan persentase pertumbuhan sebesar 15,4 dari tahun sebelumnya. - 150 300 450 600 750 900 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun J u m la h A la t T a n g k a p U n it Gambar 2 Grafik Perkembangan jumlah alat tangkap di PPN Palabuhanratu periode 1997-2006. 2 Armada Penangkapan Ikan Kapal penangkapan ikan selain digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan, juga berguna sebagai alat transportasi yang membawa seluruh unit penangkapan ikan menuju fishing ground atau daerah penangkapan tempat alat tangkap akan dioperasikan, serta membawanya pulang kembali ke fishing base atau pangkalan beserta hasil tangkapan yang didapat. Armada penangkapan di Palabuhanratu terdiri dari dua jenis, yaitu perahu motor tempel PMT dan kapal motor KM. Perahu motor tempel adalah perahu yang pengoperasiannya menggunakan mesin motor tempel outboard engine yang biasanya digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap dengan usaha perikanan skala kecil. Kapal motor adalah kapal yang pengoperasiannya 23 menggunakan mesin yang disimpan di dalam badan kapal inboard engine dan umumnya digunakan oleh nelayan skala menengah dan besar. Kapal motor di PPN Palabuhanratu digunakan untuk mengopersikan alat tangkap tuna longline, purse seine, dan rawai; sedangkan perahu motor tempel digunakan pada alat tangkap jaring rampus, payang, pancing, dan gill net Anonimus, 2007. Tabel 3 Perkembangan dan pertumbuhan jumlah armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu periode 1997-2006 Armada Penangkapan Unit Tahun PMT Pertumbuhan KM Pertumbuhan Jumlah Armada Penang- kapan unit Pertumbuhan 1997 290 - 116 - 406 - 1998 275 -5,2 146 25,9 421 3,7 1999 278 1,1 181 24,0 459 9,0 2000 235 -15,5 181 0,0 416 -9,4 2001 343 46,0 186 2,8 529 27,2 2002 317 -7,6 135 -27,4 452 -14,6 2003 253 -20,2 128 -5,2 381 -15,7 2004 266 5,1 264 106,3 530 39,1 2005 428 60,9 248 -6,1 676 27,5 2006 511 19,4 287 15.7 798 18,0 Kisaran 235 - 511 -20,2 - 60,9 116 - 287 -27,4 - 106,3 381 - 798 -15,7 - 39,1 Rata-rata 320 9,3 187 15,1 507 9,4 Keterangan: Dihitung dari jumlah armada penangkapan tertinggi per bulan selama 12 bulan setahun Sumber: Anonimus, 2007 diolah kembali Armada kapalperahu di PPN Palabuhanratu terdiri atas armada dengan fishing base di PPN Palabuhanratu dan armada pendatang. Jumlah armada penangkapan diatas selama periode 1997-2006 mengalami fluktuasi. Namun, pada periode tersebut, secara keseluruhan jumlah armada penangkapan cenderung mengalami peningkatan dengan persentase pertumbuhan tiap tahunnya rata-rata sebesar 9,4 atau rata-rata 507 unit per tahun. Perkembangan dan pertumbuhan jumlah armada penangkapan periode 1997-2006 disajikan secara lengkap pada Tabel 3 dan Gambar 3. Berdasarkan Tabel 3, jumlah armada penangkap ikan pada tahun 2006 di PPN Palabuhanratu sebanyak 798 unit dengan komposisi perahu motor tempel PMT berjumlah 511 unit 64,0 dan kapal motor KM sebanyak 287 unit 24 36,0 . Hal ini menunjukkan bahwa perahu motor tempel perahu kincang, payang dan dogol merupakan armada penangkapan ikan yang paling dominan di PPN Palabuhanratu pada tahun tersebut. Peningkatan jumlah armada juga terjadi pada tahun yang sama tersebut, yaitu sebesar 18 dari tahun sebelumnya. - 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun J u m la h A r m a d a P e n a n g k a p a n U n it Perahu Motor Tempel Kapal Motor Jumlah Armada Penangkapan Gambar 3 Grafik perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu periode 1997-2006. Penurunan pertumbuhan jumlah armada penangkapan terendah terjadi pada tahun 2003, yaitu sebesar negatif 15,7 dari tahun sebelumnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak PPN Palabuhanratu, penurunan jumlah perahu motor tempel dan kapal motor pada tahun tersebut disebabkan oleh terjdinya kenaikan harga BBM dan pengurangan subsidi bahan bakar minyak BBM. Hal tersebut diduga menyebabkan jumlah armada pendatang di PPN Palabuhanratu menjadi menurun. Peningkatan jumlah seluruh jenis armada PMT dan KM tertinggi terjadi pada tahun 2004, yaitu sebesar 39,1 dibanding tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan pertumbuhan jumlah kapal motor KM sebesar 106,3 dari tahun sebelumnya. Selain itu, pada tahun tersebut juga merupakan peningkatan tertinggi jumlah kapal motor KM dibanding tahun- tahun lainnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak PPN Palabuhanratu, peningkatan ini disebabkan adanya upaya untuk menambah jumlah 25 unit armada penangkapan agar upaya penangkapan effort dapat menjangkau wilayah daerah penangkapan ikan yang lebih luas lagi. Selain itu, kondisi tesebut didukung dengan stabilnya perekonomian di indonesia sehingga mendorong pengusaha penangkapan untuk menambah unit armada penangkapannya. Peningkatan jumlah unit armada penangkapan terus berlanjut setelah tahun 2004 hingga tahun 2006. 3 Nelayan Di PPN Palabuhanratu nelayn dapat dibagi menjadi dua kelompok nelayan yaitu nelayan buruh dan nelayan pemilik. Nelayan buruh adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan, sedangkan nelayan pemilik atau biasa juga disebut juragan adalah orang yang memiliki armada penangkapan ikan dan tidak selalu ikut dalam operasi penangkapan ikan. Mayoritas nelayan di kecamatan Palabuhanratu adalah penduduk asli daerah tersebut, selain itu terdapat juga nelayan pendatang. Nelayan pendatang ada yang berasal dari pulau Jawa, seperti dari Cilacap, Cirebon dan Indramayu; dan juga dari luar pulau Jawa, seperti dari Bungus, Bengkulu dan Makasar. Perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode tahun 1997- 2006 disajikan secara lengkap pada Tabel 4 dan Gambar 4. Tabel 4 Perkembangan dan pertumbuhan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode tahun 1997-2006 Tahun Jumlah Nelayan orang Pertumbuhan 1997 2.589 - 1998 2.694 4,1 1999 2.565 -4,8 2000 2.354 -8,2 2001 2.377 1,0 2002 2.519 6,0 2003 3.340 32,6 2004 3.439 3,0 2005 3.498 1,7 2006 4.363 24,7 Kisaran 2.354 - 4.363 -8,2 - 32,6 Rata-rata 2.975 6,7 Sumber: Anonimus, 2007 diolah kembali Pada tahun 2006 jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu Tabel 4 sebanyak 4.363 orang dengan persentase pertumbuhan sebesar 24,7 dari tahun 26 sebelumnya. Pada tahun tersebut juga merupakan jumlah nelayan tertinggi selama periode 1997-2006. Hal ini mengindikasikan bahwa makin banyaknya masyarakat sekitar Palabuhanratu yang memilih berusaha di bidang perikanan tangkap baik itu sebagai nelayan buruh maupun nelayan pemilik. 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Tahun J u m la h N e la y a n o r a n g Gambar 4 Grafik perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode 1997-2006. Perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu 1997-2006 cenderung mengalami peningkatan dengan persentase pertumbuhan sebesar rata-rata 6,7 per tahun atau berkisar negatif 8,2 -32,6 .

4.2 Produksi dan Nilai Produksi Hasil Tangkapan di PPN Palabuhanratu