26 sebelumnya. Pada tahun tersebut juga merupakan jumlah nelayan tertinggi selama
periode 1997-2006. Hal ini mengindikasikan bahwa makin banyaknya masyarakat sekitar Palabuhanratu yang memilih berusaha di bidang perikanan tangkap baik
itu sebagai nelayan buruh maupun nelayan pemilik.
1.000 1.500
2.000 2.500
3.000 3.500
4.000 4.500
5.000
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006
Tahun J
u m
la h
N e
la y
a n
o r
a n
g
Gambar 4 Grafik perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu periode 1997-2006.
Perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu 1997-2006 cenderung mengalami peningkatan dengan persentase pertumbuhan sebesar rata-rata 6,7
per tahun atau berkisar negatif 8,2 -32,6 .
4.2 Produksi dan Nilai Produksi Hasil Tangkapan di PPN Palabuhanratu
Jenis-jenis ikan laut di PPN Palabuhanratu didominasi oleh ikan cakalang, cucut, layaran, tongkol, tuna, layur, peperek dan tembang Anonimus, 2007. Ikan
laut tersebut berasal dari pendaratan hasil tangkapan dari laut dan dari darat seperti Jakarta, Cisolok, Ujung Genteng, Binuangeun, Loji, Indramayu,
Pamengpeuk, dan Juwana ke PPN Palabuhanratu. Pada tahun 2006 volume produksi ikan di pelabuhan tersebut sebesar 9.934
ton dan nilai produksinya sebesar Rp.61.648.110.000,- subbab 1.1. Pada tahun tersebut produksi mengalami penurunan sebesar 20,4 dan nilai produksinya
turun sebesar 6,9 dari tahun sebelumnya Tabel 5. Kondisi tersebut diduga disebabkan oleh cukup banyak nelayan yang tidak melaut, karena adanya isu
27 tsunami yang terjadi pantai selatan Jawa. Berdasarkan informasi yang diperoleh
dari pihak PPN Palabuhanratu, pada saat itu dapat dilihat pula banyak kapal yang berlabuh di kolam pelabuhan sehingga selama kondisi tersebut nelayan banyak
yang beralih profesi sementara seperti menjadi buruh tani, tukang ojek dan pedagang.
Nilai produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu selama periode 1997- 2006 cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah produksi
perikanan laut Tabel 5 dan Gambar 5. Rata-rata pertumbuhan volume produksi hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu selama periode tersebut
adalah sebesar 14,6 atau dengan kisaran negatif 22,9-94,8 per tahun, sedangkan rata-rata pertumbuhan nilai produksi hasil tangkapannya sebesar 51
atau berada pada kisaran negatif 35,4-219,9 per tahun. Tabel 5 Perkembangan produksi dan nilai produksi ikan laut di PPN
Palabuhanratu periode 1997-2006
Tahun Produksi ton
Pertumbuhan Nilai Produksi
Rp. 1.000.000 Pertumbuhan
1997 4.135
- 3.784
- 1998
3.188 -22,9
3.892 2,8
1999 3.802
19,2 5.971
53,4 2000
3.515 -7,5
3.857 -35,4
2001 3.504
-0,3 4.793
24,2 2002
3.875 10,6
15.335 219,9
2003 4.626
19,4 18.154
18,4 2004
6.404 38,4
31.566 73,9
2005 12.473
94,8 66.185
109,7 2006
9.934 -20,4
61.648 -6,9
Rata-rata 5.546
14,6 21.519
51 Kisaran
3.188 - 12.473 -22,9 - 94,8
3.784 - 66.185 -35,4 - 109,7
Keterangan: Berasal dari pendaratan dari laut dan dari darat Jakarta, Cisolok, dll Sumber: Anonymous, 2007 diolah kembali
Penurunan volume produksi yang besar terjadi pada tahun 1998, yaitu sebesar negatif 22,9 . Berdasarkan informasi yang diperoleh dari nelayan
setempat, hal ini diduga karena tingginya biaya operasional penangkapan ikan akibat krisis moneter yang terjadi mulai tahun 1997 sehingga banyak nelayan
lebih memilih untuk tidak melaut. Walaupun demikian, persentase pertumbuhan
28 nilai produksinya meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 2,8 . Hal ini diduga
terjadi karena jumlah hasil tangkapan yang ditawarkan tidak seimbang dengan jumlah permintaan menyebabkan harga hasil tangkapan menjadi meningkat,
bahkan juga untuk hasil tangkapan yang diekspor. Hasil tangkapan untuk tujuan ekspor tersebut diatas dijual atau
ditransaksikan dalam mata uang dollar, dimana pada kondisi tahun tersebut nilai tukar mata uang dollar sedang tinggi terhadap mata uang rupiah, sehingga
keseluruhannya berujung-ujung kepada peningkatan nilai produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu.
Gambar 5 Grafik perkembangan jumlah produksi dan nilai produksi hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu periode tahun 1997-2006.
Pada tahun 2005 terjadi persentase pertumbuhan volume produksi hasil tangkapan tertinggi, yaitu sebesar 94,8 dari tahun sebelumnya. Kenaikan
volume produksi hasil tangkapan ini seiring dengan meningkatnya jumlah unit penangkapan ikan alat tangkap, armada penangkapan dan nelayan; Tabel 2, Tabel
3 dan Tabel 4. Persentase pertumbuhan nilai produksi hasil tangkapan terendah terjadi pada
tahun 2000, yaitu sebesar negatif 35,4 dari tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena volume produksi hasil tangkapan mengalami penurunan dari 3.802 pada
tahun 1999 menjadi 3.515 pada tahun 2000 atau sebesar negatif 7,5 .
0.000 2.000
4.000 6.000
8.000 10.000
12.000 14.000
1997 1998
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
Tahun P
r o
d u
k si
t o
n
0.000 10.000
20.000 30.000
40.000 50.000
60.000 70.000
N il
a i
P r
o d
u k
si R
p .
1 .0
.0
Produksi Nilai Produksi
29 Persentase pertumbuhan nilai produksi hasil tangkapan tertinggi terjadi pada
tahun 2002 sebesar 219,9 dari tahun sebelumnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh pihak PPN Palabuhanratu, hal ini diduga juga disebabkan oleh tingginya
permintaan ikan oleh masyarakat, tetapi tidak didukung oleh jumlah produksi hasil tangkapan yang banyak pula; sehingga menyebabkan harga hasil tangkapan
tersebut menjadi tinggi. Jumlah hasil tangkapan didaratkan mempengaruhi nilai produksi hasil
tangkapan, sehingga mempengaruhi nilai jual hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu. Jadi dapat dikatakan, ketika Jumlah produksi
hasil tangkapan sedikit sedangkan permintaan konsumen tinggi maka harga ikan menjadi tinggi. Akan tetapi bila sebaliknya, ketika Jumlah produksi hasil
tangkapan banyak sedangkan permintaaan konsumen sedikit maka harga hasil tangkapan menjadi rendah.
4.3 Fasilitas Terkait Pendaratan dan Pelelangan di PPN Palabuhanratu