Penetapan Risiko Staphylococcus aureus pada Pangan Tradisional Evaluasi Keberadaan Staphylococcus aureus Koagulase Positif Dalam

1. Penetapan Risiko Staphylococcus aureus pada Pangan Tradisional

Siap Santap Penetapan risiko dilakukan dengan kajian risko secara kualitatif berdasarkan informasi-informasi yang tersedia dalam pustaka. Keluaran yang diperoleh dinyatakan dalam kategori risiko tinggi, sedang, rendah, atau risiko yang dapat diabaikan. Penetapan risiko ini mengacu dan dikembangkan dari prinsip-prinsip kajian risiko mikrobiologis secara kualitatif yang disusun oleh BPOM 2004b. Penetapan risiko keracunan Staphylococcus aureus ini diterapkan pada tiga puluh jenis pangan tradisional siap santap.

2. Evaluasi Keberadaan Staphylococcus aureus Koagulase Positif Dalam

Nasi Uduk yang Dijajakan Oleh Pelaku Usaha Jasa Boga Tahap ini bertujuan untuk menghitung, mengisolasi, dan mengkarakterisasi Staphylococcus aureus dalam nasi uduk yang dijajakan oleh pelaku usaha. Staphylococcus aureus yang dijadikan target dalam tahap ini adalah Staphylococcus aureus yang memproduksi enzim koagulase. Tahap ini sekaligus sebagai verifikasi dari penetapan risiko pada tahap pertama. Untuk itu, evaluasi ini dilakukan pada satu pangan tradisional siap santap, yaitu nasi uduk. Sampel nasi uduk diperoleh dari warung-warung di sekitar tempat penelitian kampus IPB Dramaga yang menyediakan sampel tersebut. Pemilihan warung dilakukan secara acak dengan sistem pengundian. Sampel dibeli dari pedagang pada pagi hari sekitar jam 7.00, kemudian di bawa ke laboratorium mikrobiologi Seafast Center untuk di analisis pada beberapa selang waktu penyimpanan pada suhu termos sekitar 37 o C. Evaluasi ini dilakukan dengan metode BAM 2001 yang dikembangkan oleh US FDA, dengan beberapa perubahan. Tahap ini diawali dengan menentukan satu sampel yang akan diuji. Penentuan sampel ini didasarkan pada tahap penetapan risiko sebelumnya. Kemudian, sampel diuji untuk menghitung Staphylococcus aureus secara semikuantitatif dengan menggunakan metode Most Probable Number BAM, 2001. Tahap evaluasi ini juga dilakukan untuk menentukan frekuensi isolat Staphylococcus aureus koagulase positif melalui uji pembentukan koloni pada agar Baird-Parker, lalu uji-uji biokimia yang meliputi aktivitas koagulase, aktivitas katalase, pewarnaan Gram, uji fermentasi glukosa, dan uji fermentasi mannitol. Hasil akhir penelitian adalah laporan hasil dari pengolahan data yang diperoleh selama penelitian, berupa data penetapan risiko keracunan Staphylococcos aureus pada tiga puluh jenis pangan tradisional siap santap dan data evaluasi keberadaan Staphylococcos aureus koagulase positif pada nasi uduk. Selain itu, diharapkan diperoleh isolat Staphylococcos aureus koagulase positif yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

C. METODE KAJIAN DAN ANALISIS