Pengaruh Inkubasi Terhadap Keberadaan Staphylococcus aureus Koagulase positif

3. Pengaruh Inkubasi Terhadap Keberadaan Staphylococcus aureus Koagulase positif

Data-data yang disajikan sebelumnya adalah hasil yang diperoleh dengan waktu inkubasi 0, 2, 4, 6, dan 8 jam untuk lima sampel. Jika keempat sampel awal dari jam 8, 10, 12, dan 14 ditambah waktu inkubasinya selama 8, 6, 4, dan 2 jam yaitu semuanya diuji ulang pada jam 16, beberapa sampel yang awalnya tidak mengandung Staphylococcus aureus koagulase positif menjadi mengandung Staphylococcus aureus koagulase positif sebagaimana yang terlihat pada Tabel 26. Tabel 26. Pengaruh penambahan waktu inkubasi terhadap keberadaan Staphylococcus aureus koagulase positif Warung Jumlah Sampel Positif Sampel dengan hasil nehatif dari jam- Tambahan Waktu Inkubasi jam 1 - - 2 2 12 4 14 2 3 1 14 2 4 2 10 6 14 2 5 1 14 2 6 1 12 4 Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang berdasarkan pengujian tidak mengandung Staphylococcus aureus koagulase positif sebenarnya mungkin saja mengandung Staphylococcus aureus koagulase positif dalam jumlah yang sedikit sehingga tidak terdeteksi. Dengan penambahan waktu inkubasi maka jumlah Staphylococcus aureus koagulase positif meningkat sehingga terdeteksi saat diuji ulang. Alasan lain yang mungkin menyebabkan hal ini adalah kontaminasi Staphylococcus aureus koagulase positif yang tidak seragam pada sampel sehingga pada dua pengujian bisa saja terdeteksi pada satu sampel dan tidak pada sampel lainnya. Berdasarkan perincian jumlah presumtif Staphylococcus aureus dan isolasi Staphylococcus aureus koagulase positif di atas, dapat dikatakan bahwa peluang kontaminasi Staphylococcus aureus koagulase positif pada nasi uduk bernilai sedang, yang didefinisikan oleh BPOM 2004b bahwa peluang kontaminasi mungkin terjadi dengan pertimbangan faktor-faktor yang telah dijelaskan. Dengan demikian, bila hasil verifikasi peluang kontaminasi ini dikombinasikan dengan nilai peluang dan dampak lainnya yang juga telah dijelaskan pada tahap penetapan risiko, maka didapatkan bahwa status risiko Staphylococcus aureus koagulase positif pada nasi uduk adalah sedang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Peluang kontaminasi Staphylococcus aureus pada 28 PTSS termasuk nasi uduk adalah sedang, sementara 2 PTSS lainnya memiliki peluang kontaminasi yang rendah. Bila dikombinasikan dengan peluang dan dampak risiko lainnya, maka dinyatakan bahwa risiko Staphylococcus aureus adalah sedang pada PTSS dengan peluang kontaminasi sedang. Faktor-faktor yang mendorong peningkatan peluang kontaminasi adalah faktor rekontaminasi, waktu penyimpanan, dan keadaan matriks pangan, sedangkan proses pemanasan yang cukup merupakan faktor yang menurunkan peluang kontaminasi. Verifikasi hasil penetapan risiko Staphylococcus aureus dilakukan pada nasi uduk yang dipilih karena ketersediaan data-data pendukung. Sampel nasi uduk yang diperoleh dari pelaku usaha jasa boga pada umumnya mengandung Staphylococcus aureus. Jumlah cemaran selama selang waktu penyimpanan dari jam 8 pagi sampai jam 16 sore dari 6 warung yang diuji berkisar dari 2,36 sampai dengan 6,93 Log MPNg, sehingga ada kondisi dimana diduga Staphylococcus aureus mampu membentuk enterotoksin dalam pangan. Meskipun demikian, Staphylococcus aureus koagulase positif yang umumnya mampu memproduksi enterotoksin ditemukan tidak pada semua sampel. Frekuensi isolasi Staphylococcus aureus koagulase positif pada sampel nasi uduk adalah 6,67, serta tidak selalu ditemukan pada jumlah yang cukup untuk membentuk enterotoksin. Hasil pengujian Staphylococcus aureus pada nasi uduk sesuai dengan hasil penetapan risiko kualitatif yang menyatakan bahwa risiko Staphylococcus aureus pada nasi uduk tergolong sedang.

B. SARAN

Mengingat adanya beberapa kekurangan pada penelitian ini, maka disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan beberapa perbaikan, seperti: