95
Strategi-strategi  di  atas  merupakan  pilihan  bagi  perusahaan.  Matriks  IE  hanya menghasilkan  gambaran  strategi  secara  umum  yang  dapat  dilakukan  tanpa
mengaitkan  dengan  kekuatan  dan  kelemahan  perusahaan  serta  peluang  dan ancaman  yang  dihadapi  perusahaan.  Agar  diperoleh  strategi  yang  lebih  spesifik
dengan  melihat  faktor  kekuatan,  kelemahan,  peluang  dan  ancaman,  maka digunakan  matriks  SWOT  sehingga  grand  strategy  yang  dihasilkan  matriks  IE
dapat disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan saat ini.
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE
Kuat Rata-rata
Lemah 3,0-4,0
2,0-2,99 1,0-1,99
4,0 3,0
2,0 1,0
Tinggi 3,0-4,0
4,0 I
II III
TOTAL RATA-RATA
TERTIMBANG EFE
Menengah 2,0-2,99
3,0 IV
V VI
Rendah 1,0-1,99
2,0 VII
VIII IX
1,0
Gambar 9. Matriks IE Produk Prospektif Perusahaan Tawakkal Farm
Sumber : Data Primer, diolah
6.6  Analisis Matriks SWOT
Analisis  SWOT  merupakan  alat  analisis  yang  menggambarkan  bagaimana manajemen perusahaan dapat merumuskan alternatif strategi yang dapat dijalankan
perusahaan  berdasarkan  pada  penyesuaian  antara  peluang  dan  ancaman  dengan kekuatan serta kelemahan yang dimiliki perusahaan. Hasil strategi yang dirumuskan
pada matriks SWOT ini merupakan tindak lanjut dari grand strategy yang didapat dari  matriks  IE.  Keunggulan  yang  dimiliki  matriks  SWOT  ini  adalah
kemampuannya  dalam  memformulasikan  strategi  berdasarkan  gabungan  faktor internal dan eksternal tersebut.  Empat strategi utama yang dihasilkan yaitu strategi
yang  mencocokkan  kekuatan  dengan  peluang  SO,  kekuatan  dengan  ancaman ST, kelemahan dengan peluang WO, serta kelemahan dengan ancaman WT.
96
Kekuatan S Kelemahan W
1.  Kondisi modal  keuangan baik 2.  Manajemen SDM baik
3.  Performa ternak bagus berkualitas
4.  Lokasi  pelaksanaan produksi baik
1.  Promosi kurang 2.  Administrasi belum rapih
3.  Perencanaan belum baik 4.  Belum menggunakan kontrak jual-
beli
Peluang O Strategi SO
Strategi WO
1.  Pertumbuhan penduduk 2.  Pertumbuhan ekonomi
3.  Perkembangan teknologi 4.  Dukungan kebijakan
pemerintah 5.  Tingginya permintaan
ekspor produk peternakan
1. Meningkatkan penjualan dengan
mempertahankan atau meningkatkan kualitas produk
S1,S2,S3,S4 ,O1,O2,O3,O4,O5
1. Memperbaiki perencanaan
perusahaan dengan menyusun target, rencana pemasaran, dan kontrak jual-
beli W1,W2,W3,W4,O1,O2,O3,O4,O5
2.
Memanfaatkan teknologi informasi khususnya media internet untuk
menggencarkan promosi produk W1,W3,O1,O2,O3,O4,O5
Ancaman T Strategi ST
Strategi WT
1.  Rendahnya pengeluaran masyarakat terhadap
produk peternakan 2.  Ancaman produk
substitusi 3.  Isu negatif ternak domba
4.  Persaingan antara perusahaan sejenis
1. Membangun dan memperkuat
jaringan usaha dengan lembaga kurban  aqiqah
S2,S3,S4 ,T2,T3,T4 2.
Meningkatkan citra produk kepada masyarakat dan memperkuat
corporate image S1,S2,S3,S4 ,T1,T2,T3,T4
1. Promosi secara agresif dengan
adanya pemahaman positif tentang manfaat produk
W1,W3,T1,T2,T3,T4
Sumber : Data Primer, diolah
Gambar 10. Matriks SWOT Perusahaan TF
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT pada Gambar 10, maka alternatif strategi yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1  Strategi SO Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan  peluang  eksternal.    Berikut  strategi  SO  yang  dapat  dilakukan  oleh perusahaan  TF    adalah:  meningkatkan  penjualan  dengan  mempertahankan  atau
meningkatkan kualitas produk S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4, O5 Strategi  meningkatkan  penjualan  dengan  mempertahankan  atau  meningkatkan
kualitas produk merupakan strategi yang dikembangkan dari strategi penetrasi pasar pada  matriks  IE  didukung  oleh  kekuatan-kekuatan  yang  dimiliki  perusahaan  guna
memanfaatkan  seluruh peluang  yang  ada,  yaitu kondisi  modal dan keuangan  yang baik,  manajemen  SDM  yang  baik,  performa  ternak  yang  bagus  dan  berkualitas,
serta lokasi dan pelaksanaan produksi yang baik. Perusahaan  TF  memiliki  kekuatan  utama  berupa  performa  ternak  yang  bagus  dan
berkualitas.  Peningkatan  kualitas  produk  dapat  dilakukan  dengan  jaminan  input berupa  domba  bakalan  yang  unggul  dan  pakan  konsentrat  bernutrisi  tinggi.
Internal Eksternal
97
Kualitas  produk  juga  mencakup  performa  fisik  dan  kualitas  daging  yang  baik, sehingga peningkatan kualitas produk juga  berarti TF harus  mempertahankan atau
meningkatkan  pelaksanaan  produksi  yang  baik.  Selain  itu,  peningkatan  kualitas produk  dapat  dilakukan  dengan  standar  quality  assurance  yang  bisa  ditentukan
perusahaan  sendiri  maupun  standar  yang  ditetapkan  oleh  lembaga  yang berkompeten seperti Direktorat Jenderal Peternakan maupun lembaga HPDKI jika
sudah ada. Quality Assurance  merupakan sebuah  fungsi untuk  memastikan  bahwa prosedur  dan  metode  yang  telah  didesain  dapat  diikuti  dan  diimplementasikan
dengan  baik  sesuai  dengan  persyaratan.  Sampai  saat  ini  memang  untuk standarisasi quality assurance produk ternak belum dilakukan oleh pihak manapun.
Perusahaan  dapat  mempelopori  standarisasi  quality  assurance  yang  dapat  diakui oleh lembaga lain maupun konsumen.
Dilihat dari sisi eksternal dengan adanya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi  yang  positif  yang  berdampak  pada  peningkatan  konsumsi  masyarakat
terhadap  produk  peternakan,  perkembangan  teknologi  baik  dibidang  produksi, informasi,  dan  transportasi,  dukungan  kebijakan  pemerintah,  serta  tingginya
permintaan  ekspor  produk  peternakan,  terutama  dari  negara  Timur  Tengah merupakan  peluang  bagi  TF  dalam  meningkatkan  penjualan  produk  TF  dengan
mengoptimalkan  keunggulan-keunggulan  yang  merupakan  kekuatan  yang  dimiliki perusahaan sehingga market share yang dimiliki perusahaan juga akan meningkat.
2  Strategi WO Strategi WO adalah strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal.  Strategi WO bagi perusahaan TF  dapat  dirumuskan  sebagai  berikut:  memperbaiki  perencanaan  perusahaan
dengan menyusun target, rencana pemasaran, dan kontrak jual-beli W1, W2, W3, W4, O1, O2, O3, O4, O5. Strategi WO ini merupakan pengembangan dari strategi
penetrasi  pasar  pada  matriks  IE  yang  bertujuan  untuk  peningkatan  penjualan  dan pangsa pasar.
Perencanaan  sangat  diperlukan  untuk  menjalankan  suatu  usaha  agar  lebih  terarah dan dapat mencapai tujuannya dengan tepat.  Pemilikmanajer perusahaan memiliki
cita-cita  untuk  dapat  mengembangkan  usahanya  dan  memperluas  wilayah pemasaran  dombanya  mengingat  besarnya  peluang  pangsa  pasar  yang  belum
98
terpenuhi.  Oleh  karena  itu,  untuk  mencapai  cita-cita  tersebut  TF  harus  menyusun perencanaan  usaha  dengan  jelas,  baik  yang  mencakup  bagian  produksi,  keuangan,
maupun pemasarannya. Perumusan perencanaan juga harus diketahui seluruh SDM
dalam  perusahaan  agar  seluruh  SDM  tersebut  mengetahui  apa  yang  seharusnya mereka lakukan untuk bersama-sama mencapai tujuancita-cita.
Alternatif  strategi  bisnis  berupa  memperbaiki  perencanaan  perusahaan  ini  juga dapat dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan pada aspek pemasaran perusahaan
yaitu tidak adanya SDM atau divisi khusus yang berkompeten di bidang pemasaran. Upaya  yang  dapat  dilakukan  adalah  dengan  perekrutan  SDM  baru  yang  dinilai
memiliki  kompetensi  untuk  menangani  bidang  pemasaran.  Dengan  adanya  divisi khusus  tersebut,  kegiatan  pemasaran  akan  lebih  terfokus  sehingga  dapat
dirumuskan  strategi  bisnis  yang  tepat  dalam  rangka  meningkatkan  penjualan  dan pangsa  pasar  bagi  produk  TF  serta  berkompetisi  dengan  pesaingnya.
Selain  itu, upaya  perbaikan  perencanaan  perusahaan  khususnya  di  bidang  pemasaran  dapat
dilakukan dengan pelengkapan infrastruktur pemasaran.  Hal-hal yang termasuk di dalam  infrastruktur  pemasaran  antara  lain:  sistem  pemasaran,  jaringan  pemasaran,
dan  konsep  pemasaran.  Sampai  saat  ini,  perusahaan  melakukan  pemasarannya berdasarkan rencana strategi dan asumsi umum yang harus dilakukan.
Dalam  kegiatan  pemasarannya  selama  ini,  TF  juga  belum  menggunakan  kontrak jual beli, baik dengan pihak pemasok maupun dengan pihak konsumennya.  Dengan
adanya  kontrak  dengan  pihak  pemasok,  perusahaan  dapat  menjamin  kontinuitas pasokan  bakalan  untuk  kegiatan  produksinya  dan  meminimalisasi  terganggunya
kegiatan  pemasaran  dikarenakan  tidak  adanya  produk  yang  dijual  dikarenakan pasokan  bakalan  untuk  usaha  penggemukan  tidak  tersedia  atau  mencukupi,  yang
pada  akhirnya  berdampak  pada  buruknya  citra  perusahaan  di  mata  konsumennya. Sementara  itu,  dengan  adanya  kontrak  jual  beli  antara  perusahaan  TF  dengan
konsumen,  maka  perusahaan  dapat  mencegah  atau  meminimalisasi  tindakan kecurangan  baik  saat  transaksi  maupun  tunggakan  selama  pembayaran  secara
kredit. Strategi  WO  selanjutnya  adalah  memanfaatkan  teknologi  informasi  khususnya
media  internet untuk  menggencarkan promosi produk W1,  W3, O1,  O2, O3, O4,
99
O5  dengan  tujuan  meningkatkan  penjualan  dan  pangsa  pasar  perusahaan  sesuai dengan grand strategy yang didapat dari matriks IE penetrasi pasar.
Semakin meningkatnya usaha peternakan di Indonesia diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar yang pada saat ini masih terus bertambah. Hal ini didukung oleh
kemajuan  teknologi  yang  semakin  pesat  dan  proses  pertukaran  informasi  yang semakin  cepat.  Salah  satu  strategi  yang  dapat  digunakan  perusahaan  TF  untuk
meminimalisasi  kelemahan  terutama  kurangnya  promosi  produk  dan  perencanaan perusahaan di bidang pemasaran sehingga jangkauan pasar TF masih terbatas, dan
memanfaatkan  peluang-peluang  yang  ada  seperti  pertumbuhan  penduduk  dan pertumbuhan  ekonomi  yang  semakin  meningkat,  dukungan  kebijakan  pemerintah
Jawa Barat untuk menjadikan propinsi Jawa Barat sebagai  sentra ruminansia kecil terutama  domba  serta  tingginya  permintaan  ekspor  produk  peternakan  adalah
dengan melakukan pemasaran produk TF melalui media internet. Melalui internet, memungkinkan  perusahaan  untuk  mengakses  berbagai  informasi  untuk  keperluan
usahanya  serta  mempromosikan  dan  memperluas  jaringan  pemasarannya dikarenakan  internet  mampu  menghapus  keterbatasan  dari  pasar  geografis
tradisional  sehingga TF dapat mengetahui permintaan pasar  yang  belum terpenuhi dan pada akhirnya dapat meningkatkan market share bagi perusahaan.
Upaya promosi melalui internet dapat dilakukan dengan pembuatan website pribadi perusahaan  dimana  perusahaan  harus  mampu  memaksimalkan  dan  memanfaatkan
website  yang  sudah  dibuatnya.  Website  yang  dibuat  dapat  dilengkapi  dengan tampilan-tampilan yang menarik dan informasi-informasi yang lengkap dan terbaru
mengenai  produk  TF.  Semua  jenis  produk  yang  dimiliki  perusahaan  direvisi  dan dipaparkan  secara  jelas. Dengan produk  yang  lebih ditonjolkan tampil  di  halaman
utama  website  adalah  produk  prospektif  TF  yaitu  domba  lokal.  Dengan  adanya upaya  promosi  secara  intensif  ini,  berbagai  konsumen  baik  dalam  negeri  maupun
luar  negeri  dapat  mengakses  dengan  mudah  produk-produk  perusahaan  TF  serta dapat  membuka  pangsa  pasar  baru.    Selain  itu,  upaya  promosi  ini  juga  dapat
meningkatkan  pemasaran  dan  penjualan  produk  TF  dikarenakan  perusahaan  lebih dikenal serta untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat.
3  Strategi ST
100
Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari  atau  mengurangi  pengaruh  ancaman  eksternal.  Strategi  ST  bagi
perusahaan  TF  dapat  dirumuskan  yang  terdiri  dari  :  membangun  dan  memperkuat jaringan usaha dengan lembaga kurban  aqiqah S2, S3, S4, T2, T3, T4
Melihat  besarnya  kebutuhan  pasar  akan  daging  domba  terutama  untuk  kebutuhan aqiqah  dan  kurban,  maka  diperlukan  sebuah  kerjasama  dengan  konsumen  atau
pelanggan  pada  segmen  pasar  kurban    aqiqah,  baik  sebagai  konsumen  individu maupun  sebagai  yayasan  atau  lembaga  yang  membeli  produk  TF  dalam  partai
besar.   Adanya  hubungan dan  jaringan  antara kedua belah pihak  ini  akan  menjadi rangkaian  yang  kuat  bila  dibangun  dalam  satu  rel  komitmen  sehingga  akan
terbangun hubungan timbal balik satu sama lain. Perusahaan TF akan memberikan produk  yang  berkualitas  serta  layanan  yang  terbaik  dan  terpercaya,  sementara
konsumen akan meningkat loyalitasnya terhadap perusahaan TF.
Adanya  kekuatan  perusahaan  berupa  performa  ternak  bagus  dan  berkualitas dikarenakan  pengelolaan  atau  manajemen  SDM  yang  baik  serta  pelaksanaan
produksi  yang  baik,  dapat  digunakan  oleh  perusahaan  TF  dalam  membangun  dan memperkuat  jaringan  usaha  dengan  lembaga  kurban    aqiqah.  Perusahaan  dapat
menawarkan  kerjasama  dengan  lembaga-lembaga  kurban  dan  aqiqah  yang  sudah ada  dan  lembaga-lembaga  yang  potensial  untuk  diajak  menjalin  kerjasama
khususnya  dalam  hal  pemasaran  dalam  rangka  penguatan  sinergi  pasar  antar lembaga. Hal  ini  merupakan salah satu upaya untuk mengurangi dampak ancaman
eksternal  berupa adanya produk substitusi,  isu  negatif tentang ternak domba, serta persaingan  antara  perusahaan  sejenis  yang  dapat  mempengaruhi  penjualan  produk
perusahaan. Alternatif  strategi  ST  selanjutnya  yang  dapat  diterapkan  perusahaan  TF  adalah  :
meningkatkan  citra  produk  kepada  masyarakat  dan  memperkuat  corporate  image S1, S2, S3, S4, T1, T2, T3, T4
Secara  umum,  masyarakat  menilai  bahwa  baik  produk  TF  maupun  perusahaan dianggap  cukup  baik.  Adanya  citra  yang  baik  terhadap  produk  TF  dikarenakan
kekuatan  utama  yang  dimiliki  oleh  perusahaan  berupa  performa  ternak  bagus  dan berkualitas  serta  manajemen  SDM  dan  pelaksanaan  produksi  yang  baik.    Selain
citra  terhadap  produk,  perusahaan  juga  harus  memperkuat  citra  perusahaan
101
corporate  image  terhadap  masyarakat.  Dengan  meningkatkan  citra  produk maupun  corporate  image,  secara  tidak  langsung  akan  meningkatkan  penjualan
produk  TF  karena  konsumen  akan  lebih  tertarik  untuk  membeli  produk  yang berkualitas  dari  perusahaan  yang  juga  memiliki  citra  yang  baik.  Dengan  kondisi
modal  dan  keuangan  yang  baik,  maka  perusahaan  dapat  melaksanakan  kegiatan yang  berkaitan  dengan  peningkatan  citra  produk  dan  corporate  image  melalui
edukasi  dan  sosialisasi  atau  seminar-seminar  kepada  pasar  sasaran  dan  melalui kegiatan Corporate Social Responsibility CSR.
Edukasi  yang  diberikan  untuk  meningkatkan  citra  produk  dapat  berupa  sosialisasi atau  seminar-seminar  mengenai  manfaat  mengonsumsi  daging  domba  dan  aspek
keamanannya  terkait  isu  negatif  ternak  domba  dan  masih  rendahnya  konsumsi masyarakat  terhadap  produk  peternakan  selama  ini.  Adanya  peningkatan  citra
produk  TF  juga  dapat  mengurangi  ancaman  produk  substitusi.  Selain  itu,  untuk memperkuat corporate image, perusahaan dapat melakukan kegiatan CSR  melalui
kegiatan  sosial  yang  berhubungan  dengan  hasil-hasil  peternakan,  program peningkatan  kesejahteraan  masyarakat  sekitar  dengan  perbaikan  fasilitas  dan
infrastruktur,  program  pemberdayaan  masyarakat  sekitar,  juga  program  kemitraan dengan  masyarakat  setempat.  Perusahaan  akan  lebih  solid  dan  kuat,  disamping
untuk  memperkuat  citra  diri  perusahaan  ke  luar  sehingga  lebih  mudah  dan  bisa diterima  oleh  masyarakat  serta  meyakinkan  konsumen  dalam  menentukan  pilihan
kepada produk TF dibandingkan pesaingnya. 4  Strategi WT
Strategi  WT  adalah  strategi  yang  bertujuan  untuk  mengurangi  kelemahan  internal perusahaan  dan  menghindari  ancaman  eksternal.  Strategi  WT  bagi  perusahaan  TF
dapat  dirumuskan  sebagai  berikut  :  promosi  secara  agresif  dengan  adanya pemahaman positif tentang manfaat produk W1, W3, T1, T2, T3, T4.
Salah  satu  kelemahan  perusahaan  TF  adalah  upaya  promosi  produk  yang  masih terbatas  dan  perencanaan  yang  belum  baik,  terutama  di  bidang  pemasaran.
Sementara  di  lain  pihak,  terdapat  ancaman  yang  dapat  mempengaruhi  kinerja pemasaran  perusahaan  seperti  produk  substitusi  yang  dapat  menggantikan  produk
TF,  rendahnya  pengeluaran  rata-rata  per  kapita  masyarakat  terhadap  produk peternakan, isu negatif tentang ternak domba, serta banyaknya pesaing sejenis yang
102
terus  berupaya  melakukan  strategi  dan  inovasi  untuk  menciptakan  diferensiasi terhadap  produknya.  Strategi  promosi  produk  secara  agresif  ini  tepat  untuk
dilaksanakan  dalam  mengatasi  kelemahan  dan  mengurangi  ancaman  tersebut. Sampai saat ini, perusahaan masih mengandalkan promosi produk melalui words of
mouth  dan  hubungan  komunikasi  yang  baik  dengan  mitranya  dalam  jaringan pemasaran  sehingga  hal  ini  dinilai  kurang  efektif  mengingat  perkembangan  usaha
peternakan  yang  cukup  pesat.    Promosi  secara  agresif  dapat  dilakukan  melalui media  internet  karena  upaya  promosi  ini  dinilai  lebih  efektif  dan  berdampak  luas
karena berbagai pihak manapun dapat mengaksesnya, seperti dengan cara membuat iklan,  website,  blog,  facebook,  dan  account  lainnya.  Promosi  yang  dilakukan
melalui media internet ini tidak hanya menjelaskan mengenai karakteristik produk, tetapi  juga  manfaat  positif  mengonsumsi  protein  hewani,  terutama  daging  domba
dan  keunggulan  kandungan  daging  domba  dibandingkan  produk  substitusinya seperti  dengan  menyertai  sumber-sumber  penelitian  dan  riset  ahli  mengenai
kandungan  gizi  daging  domba  yang  tidak  membahayakan  kesehatan  bila dikonsumsi secara seimbangproporsional. Selain itu, pemahaman positif mengenai
daging domba juga dapat disosialisasikan melalui seminar-seminar dan penyuluhan yang kerapkali dilakukan oleh pemilikmanajer perusahaan TF kepada  masyarakat
luas.
6.7  Analisis QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix