82
sasaran,  serta  langkah-langkah  dan  strategi  yang  harus  dilakukan  perusahaan  baik dalam  jangka  pendek,  menengah  atau  jangka  panjang  belum  terstruktur
menunjukkan  bahwa  perencanaan  perusahaan  belum  dirumuskan  dengan  baik. Dikhawatirkan  hal  ini  dapat  menghambat  efektifitas  kerja  perusahaan  untuk
berkembang mencapai cita-citanya karena tidak jelas bagaimana cara mencapainya.
d  Belum Menggunakan Kontrak Jual Beli Pengertian kontrak bisnis kontrak jual beli adalah kontrak yang  dilakukan pelaku
bisnis untuk memperoleh kepastian hukum. Dalam kontrak ini disebutkan apa yang menjadi  syarat-syarat,  hak,  dan  kewajiban  yang  berkaitan  dengan  bisnis  mereka.
Hukum kontrak merupakan hukum privat karena pelanggaran terhadap kewajiban- kewajiban yang ditentukan dalam kontrak murni menjadi urusan pihak-pihak yang
melakukan kontrak
7
. Hingga  saat  ini,  perusahaan  TF  belum  menggunakan  kontrak  jual-beli  dalam
kegiatan  bisnisnya  khususnya  dengan  pemasok  input  bakalan  dan  pelanggannya. Dalam proses pengadaan dan waktu pemasokan domba bakalan, perusahaan hanya
mengandalkan  kemampuan  pemasoknya.  Tidak  adanya  kepastian  jumlah  bakalan yang  dapat  dipasok  dan  waktu  pemasokan  dapat  mempengaruhi  pelaksanaan
produksi  dan  pemasaran  produk,  khususnya  kemampuan  perusahaan  dalam menjaga kontinuitas produksi dan produk yang dipasarkan kepada konsumen.
Selain  itu,  tidak  adanya  kontrak  jual  beli  juga  mempengaruhi  terhadap  proses pemasaran produk. Pengalaman perusahaan TF dalam menghadapi pelanggan yang
melakukan  tunggakan  pembayaran  kredit  dan  tindak  kecurangan  dalam  transaksi dikarenakan perusahaan belum memiliki kontrak jual-beli yang jelas baik mengenai
persyaratan maupun ketentuan pembayaran.
6.3.2  Analisis Lingkungan Eksternal
Berdasarkan  hasil  wawancara  dan  pengisian  kuesioner  kepada  para  pakar,  maka diperoleh  beberapa  faktor  yang  menjadi  peluang  dan  ancaman  bagi  strategi  bisnis
perusahaan peternakan domba TF khususnya produk prospektif TF. 1  Peluang
Peluang  adalah  situasi  yang  diinginkan  atau  disukai  dalam  lingkungan  organisasi. Sebuah  peluang  merupakan  suatu  kondisi  dalam  lingkungan  umum  yang  dapat
membantu suatu perusahaan mencapai daya saing strategis.  Sebuah peluang dapat
7
Anonim. 2010.
Apa yang
Perlu Diperhatikan
Dalam Kontrak
Bisnis. http:
www.jpmi.or.id
83
dimanfaatkan  oleh  perusahaan  untuk  mendapatkan  atau  mencapai  tujuan perusahaan,  yaitu  dengan  mempertahankan  kekuatan  dan  mengatasi  kelemahan
untuk meraih peluang yang ada. a  Pertumbuhan Penduduk
Kekuatan  ekonomi  yang  dipantau  pertama  kali  oleh  para  pengambil  keputusan adalah populasi, karena orang yang membentuk pasar. Jumlah penduduk berkaitan
dengan  jumlah  konsumen  yang  dapat  menjadi  pangsa  pasar  bagi  suatu  usaha. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi peluang dalam hal pemasaran produk,
karena semakin banyak jumlah penduduk maka semakin besar ukuran segmen pasar potensial yang dapat dimasuki.
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar.  Hingga tahun  2010,  jumlah  penduduk  Indonesia  kurang  lebih  sebesar  230  juta  jiwa  dan
menempati  peringkat  keempat  dunia  setelah  RRC,  India,  dan  Amerika  Serikat. Pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sebesar
1,41  persen  dengan  tingkat  rata-rata  20,34  kelahiran  dari  1000  penduduk.  Hal  ini mengindikasikan bahwa jumlah penduduk Indonesia terus bertambah tiap tahunnya.
Pada  Tabel  25  diperlihatkan  jumlah  penduduk  Indonesia  berdasarkan  usia  pada tahun 2006-2010.
Tabel 25. Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Usia Tahun 2006 – 2010
Usia th 2006 000 jiwa  2007 000 jiwa  2008 000 jiwa  2009 000 jiwa  2010 000 jiwa 0-14
61.760,5 61.508,4
61.266,6 61.016,5
60.777,4 15-29
62.296,1 62.654,8
63.202,1 63.343,4
63.610,0 30-44
50.991,1 51.952,7
52.851,3 53.715,4
54.587,2 45-59
30.179,9 31.476,0
32.796,3 34.132,4
35.466,2 60
16.623,7 17.313,0
17.844,8 18.425,0
19.036,6 Total
222.051,3 224.904,9
227.779,1 230.632,7
233.477,4 Sumber: Datastatistik-indonesia 2009
Sejalan  pertumbuhan  penduduk  yang  menunjukkan  angka  positif,  produk-produk peternakan  juga  tidak  lepas  dari  mayoritas  penduduk  Indonesia  yang  beragama
Islam.  Sebagai  negara  yang 88,2 persen penduduknya adalah umat muslim,  maka produk-produk  peternakan  yang  berhubungan  dengan  kegiatan  keagamaan  sangat
berpotensi  untuk  dikembangkan.  Budaya  masyarakat  Indonesia  yang  bersifat keagamaan seperti penyembelihan domba untuk hewan kurban pada hari raya Idul
Adha dan aqiqah menjadi potensi besar bagi perusahaan TF. Ternak domba banyak digunakan  untuk  umat  muslim  yang  memiliki  kemampuan  dari  segi  materi  untuk
84
menjalankan  ibadah  kurban  pada  saat  Idul  Adha  serta  pelaksanaan  aqiqah  pada anak-anak mereka. Ibadah kurban diyakini selain sebagai ibadah yang berhubungan
dengan Tuhan juga berhubungan dengan kemanusiaan. b  Pertumbuhan Ekonomi
Keberhasilan  pembangunan  peternakan  tidak  dapat  dipisahkan  dari  dukungan perekonomian nasional karena keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi
kinerja suatu usahaternak. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara, dan arah dari perekonomian  dimana  usahaternak  akan  atau  sedang  beroperasi.  Salah  satu
indikator  dari  kesehatan  perekonomian  suatu  negara  yang  berpengaruh  terhadap
kinerja usahaternak adalah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  diramalkan  akan  terus  meningkat  pada  tahun- tahun mendatang, dan pertumbuhan ini akan memacu peningkatan konsumsi, antara
lain konsumsi hasil-hasil peternakan. Walaupun Indonesia turut terkena imbas dari dampak krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, namun secara perlahan
pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  kembali  pulih.    Pada  tahun  2009  pertumbuhan ekonomi  Indonesia  berada  pada  tingkat  4,4  persen    dan  diperkirakan  akan
meningkat  pada  tahun  2010  menjadi  4,8  persen The  World  Bank,  2009.
Pertumbuhan  ekonomi  yang  mengalami  peningkatan  ini  menyebabkan  tingkat pendapatan  dan  daya  beli  masyarakat  akan  meningkat.  Hal  ini  pada  akhirnya
berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan hewani. Dengan  demikian,  permintaan  komoditi  peternakan  dalam  rangka  pemenuhan
kebutuhan  protein  hewani  masyarakat  akan  semakin  baik.  Keadaan  perekonomian seperti  ini  dapat  mendukung  dan  memberi  peluang  yang  besar  bagi  usahaternak
untuk mengembangkan usahanya di masa yang akan datang.
c  Perkembangan Teknologi Perkembangan  teknologi  mengalami  kemajuan  yang  pesat,  baik  di  bidang  bisnis
maupun  di  bidang  yang  mendukung  kegiatan  bisnis.  Teknologi  tidak  hanya mencakup  penemuan-penemuan  baru,  tetapi  juga  meliputi  cara-cara  pelaksanaan
atau  metode-metode  baru  dalam  mengerjakan  suatu  pekerjaan.  Suatu  perusahaan perlu  mengikuti  kemajuan  teknologi  yang  dapat  diterapkan  pada  produk  atau  jasa
yang  dihasilkan  maupun  pada  cara  operasinya.  Hal  ini  tentunya  akan  mampu meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan dan dapat meningkatkan efisiensi
85
dan  efektifitas  kerja  perusahaan  utamanya  efisiensi  biaya  perusahaan.  Teknologi juga  memiliki  pengaruh  terhadap  kemajuan  suatu  usaha  peternakan.  Penelitian-
penelitian  mengenai  teknologi  peternakan  telah  banyak  dilakukan  dan  diharapkan mampu meningkatkan posisi tawar produk-produk peternakan di Indonesia.
Untuk  komoditas  peternakan  sendiri,  perkembangan  teknologi  yang  ada  saat  ini tidak terlepas dari peran yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
BPTP  di  setiap  daerah  sebagai  lembaga  yang  sangat  berperan  dalam memunculkan  teknologi-teknologi  baru  di  sektor  peternakan.  Perkembangan
teknologi  itu  dapat  berupa  teknologi  di  bidang  reproduksi  ternak  seperti  adanya teknologi  inseminasi  buatan  yang  dapat  menghasilkan  bibit  ternak  domba
berkualitas,  teknik  atau  tata  cara  dalam  usaha  penggemukan  ternak  seperti teknologi pakan lengkap, serta pengadaan vaksin dan penggunaan mikroba probioti
untuk  meningkatkan  kinerja  dari  ternak  itu  sendiri.  Selain  itu,  adanya  teknologi mengenai  produk  olahan  hasil  peternakan  memberikan  dampak  yang  positif    bagi
perkembangan peternakan. Selain perkembangan teknik atau tata cara dalam usaha tersebut, perkembangan teknologi yang ada juga dapat berupa perkembangan pada
alat-alat yang mendukung kegiatan produksi di suatu perusahaan peternakan.  Saat ini,  peralatan  dan  teknologi  yang  lebih  maju  dalam  usaha  penggemukan  ternak
masih  berupa  perkembangan  teknologi  secara  mekanis  yaitu  salah  satunya  adalah
mesin pencacah pakan rumput.
Saat  ini  teknologi  komputasi,  informasi,  dan  komunikasi  juga  sangat  dibutuhkan untuk  memudahkan  kerja  dan  mengembangkan  suatu  usaha.  Penggunaan  jaringan
komputer  dan  internet  yang  telah  banyak  dilakukan  oleh  para  pelaku  bisnis  akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha, baik dalam  hal waktu maupun
biaya.  Dengan  adanya  teknologi  berupa  komputer,  perusahaan  dapat  menyimpan dan  mengolah  data-data  penting  perusahaan.  Sedangkan  internet  dan  e-commerce
memungkinkan perusahaan untuk mengakses informasi untuk keperluan usaha serta mempromosikan dan memperluas jaringan pemasarannya dikarenakan internet dan
e-commerce  ini  mampu  menghapus  keterbatasan  dari  pasar  geografis  tradisional. Perkembangan  teknologi  di  bidang  internet  juga  semakin  menjadi  rujukan
masyarakat  dalam  mengakses  informasi.    Hampir  setiap  masyarakat  kini  dapat mengakses  internet  baik  di  warnet,  kantor,  dan  bahkan  di  telepon  selular  masing-
86
masing.    Hal  ini  menjadikan  internet  sebagai  alat  promosi  yang  efektif  dan  relatif murah  dibandingkan  dengan  media  elektronik  lain.  Selain  itu,  ketepatan  waktu
pengiriman  merupakan  salah  satu  bentuk  pelayanan  yang  menentukan  kepuasan pelanggan.  Dengan  kemajuan  teknologi  transportasi  dengan  sistem  pengangkutan
yang baik, maka pengiriman produk akan semakin lancar.
d  Kebijakan Pemerintah Secara  langsung  maupun  tidak  langsung,  faktor  stabilitas  politik  dapat
mempengaruhi  usaha  peternakan.  Keamanan  politik  yang  stabil  akan  membawa dampak positif terhadap perkembangan usaha peternakan karena kestabilan politik
pada  umumnya  berdampak  pada  kestabilan  ekonomi.  Pemerintah  sebagai stakeholder  yang  memegang  aspek  politik  memiliki  peranan  penting  dalam
menciptakan  kebijakan  yang  membawa  iklim  kondusif  bagi  perkembangan usahaternak  di  Indonesia.  Kebijakan  maupun  peraturan  yang  dikeluarkan  oleh
pemerintah khususnya pemerintah daerah sangat berpengaruh terhadap kinerja dan langkah yang akan diambil peternak.
Pemerintah  yang  bertindak  sebagai  salah  satu  stakeholder  telah  memberikan dukungan  terhadap  para  peternak  yang  tertuang  dalam  PP  No.  16  tahun  1977
tentang usaha peternakan serta didukung oleh UU No.5 Tahun 1999 tentang adanya anti  monopoli  dari  industri  hulu  hingga  industri  hilir  sehingga  peternak  Indonesia
dapat menjadi peternak yang professional dan mandiri.
Pengembangan  subsektor  peternakan  tidak  terlepas  dari  tujuan  pembangunan  Jawa Barat secara umum. Subsektor  ini mempunyai potensi dan peluang  yang cukup
besar, karena  antara  lain  didukung  oleh  kondisi  agroklimat  yang  cocok  untuk  berbagai
komoditas  ternak,  SDM  peternak,  tersedianya  sarana  dan  prasarana  penunjang  yang tersebar  hampir  di  setiap  KabupatenKota,  keberadaan  berbagai  perguruan  tinggi  dan
lembaga penelitian dibidang peternakan, organisasi profesi dan perusahaan peternakan serta potensi pasar yang besar termasuk peluang ekspor bagi komoditas peternakan.
Salah  satu  dukungan  dari  pemerintah  daerah  yaitu  adanya  rancangan  Gubernur Jawa  Barat  Ahmad  Heryawan  untuk  menjadikan  propinsi  Jawa  Barat  sebagai
“propinsi”  domba  mengikuti  jejak  New  Zealand  dan  Australia  sebagai  pusat pengembangan  ternak  ruminansia  Sinar  Tani,  22072009.  Gubernur  Jawa  Barat
menyatakan dalam penyusunan  APBD Perubahan 2009 untuk  lebih  memfokuskan penambahan  anggaran  yang  salah  satunya  adalah  untuk  peningkatan  peternakan
87
domba-kambing,  dengan  persiapan  awal  berupa  pengembangbiakan  bibit  domba- kambing.    Hal  ini  juga  dibuktikan  dengan  adanya  permintaan  dari  gubernur  Jawa
Barat  kepada  Dinas  Peternakan  Jawa  Barat  agar  meningkatkan  populasi  bibit domba  sebanyak  1000  persen  pada  tahun  2010  guna  mewujudkan  Jawa  Barat
sebagai pusat pengembangan ternak ruminansia dan  mampu  memenuhi  berapapun
permintaan  daging  domba  Pikiran  Rakyat,  25  Juli  2009.  Program  yang
direncanakan  oleh  pemerintah  Jawa  Barat  ini  merupakan  peluang  yang  sangat potensial  bagi  perusahaan  TF  mengingat  target  pertumbuhan  populasi  yang
diharapkan sangat tinggi.
e  Tingginya Permintaan Ekspor Produk Peternakan Sebagian besar negara-negara mempunyai peluang besar untuk memproduksi hasil-
hasil ternak sehingga dapat dikatakan bahwa produksi ternak merupakan komoditas dunia,  baik  di  negara  maju  maupun  di  negara  berkembang.    Artinya,  pasar  dunia
untuk  ternak  dan  hasil  ternak  kemungkinan  dapat  diisi  oleh  banyak  negara. Indonesia  adalah  salah  satu  negara  pertanian  yang  mempunyai  peluang  besar
mengisi  pasar  dunia  dengan  hasil-hasil  peternakan.  Namun  demikian,  Indonesia belum  dapat  memanfaatkan  peluang  tersebut,  bahkan  Indonesia  masih  merupakan
negara konsumen hasil-hasil ternak dalam percaturan dunia. Pada sisi ekspor, Indonesia mempunyai peluang besar mengisi pasar ternak hidup,
daging,  telur,  dan  susu.    Indonesia  dianggap  sebagai  negara  produsen  yang  aman karena  produk  ternak  yang  murni  alami  dan  bebas  penyakit  mulut  dan  kuku.
Sampai  saat  ini  ekspor  hasil  peternakan  Indonesia  relatif  kecil  dibandingkan  nilai impor, tetapi  tetap  menggembirakan  karena  ekspor terus  mengalami  pertumbuhan
sebesar 17 persen per tahun.  Posisi Indonesia sebagai eksportir ternak sebenarnya sangat diharapkan oleh negara-negara Islam dunia.  Mereka membutuhkan 5-6 juta
ekor  domba  per  tahun  dan  berharap  Indonesia  dapat  mengisi  sebagian  kebutuhan tersebut.  Jika Indonesia  mampu  mengisi  lima persen  saja dari kebutuhan tersebut
atau  sekitar  250  ribu  ekor  merupakan  suatu  permulaan  yang  baik.    Selain  itu kerjasama  dengan  negara-negara  Islam  perlu  dikembangkan  terutama  dalam  hal
pengadaan  dan  pemotongan  ternak  untuk  kebutuhan  ibadah  haji.  Pengadaan  dan pemotongan  ternak  dapat  dilakukan  di  Indonesia,  sehingga  mengurangi  beban
negara  Arab  Saudi  dalam  membagikan  daging  korban  yang  melimpah  Yusdja,
88
et.al.,  2004.    Pada  tahun-tahun  mendatang,  diharapkan  Indonesia  sudah  mampu mengekspor  ke  beberapa  negara,  khususnya  Timur  Tengah.  Upaya  yang  perlu
dilaksanakan  antara  lain  peningkatan  teknologi  budidaya,  pengolahan,  pemasaran, dan standarisasinya.
2 Ancaman Sebuah  ancaman  merupakan  suatu  kondisi  dalam  lingkungan  umum  yang  dapat
menghambat  usaha-usaha  perusahaan  untuk  mencapai  daya  saing  strategis. Ancaman  dapat  dihindari  atau  ditangkal  oleh  perusahaan  dengan  tetap
mempertahankan  kekuatan  atau  dengan  mengatasi  kelemahan  yang  dimiliki perusahaan.  Ancaman dapat  membahayakan diri  perusahaan  jika perusahaan tidak
dapat merespon faktor ancaman tersebut dengan baik. a  Rendahnya Pengeluaran Masyarakat terhadap Produk Peternakan
Pengeluaran  rumah  tangga  memperlihatkan  data  bagian  pendapatan  rumah  tangga yang  dialokasikan  untuk  mengkonsumsi  produk  tertentu.    Semakin  besar  alokasi
dana  yang  dianggarkan  untuk  produk  tertentu,  maka  produk  tersebut  penting  dan memiliki  prospek  pasar  yang  baik.  Berdasarkan  data  BPS  2010,  persentase
pengeluaran  rata-rata  per  kapita  sebulan  untuk  makanan  yang  dikeluarkan  oleh masyarakat Indonesia mencapai 50,62 persen dari total penghasilan.  Sebanyak 8,86
persen digunakan untuk belanja bahan makanan padi-padian, sedangkan hanya 1,89 persen  yang  digunakan  untuk  konsumsi  daging.    Dari  jumlah  tersebut,
mengindikasikan  bahwa  konsumsi  masyarakat  Indonesia  untuk  produk-produk peternakan masih cukup rendah Lampiran 3.
b  Ancaman Produk Substitusi Produk substitusi atau produk pengganti  merupakan produk yang dikonsumsi oleh
masyarakat jika produk pokok tidak ada atau tidak terjangkau.  Dalam suatu usaha peternakan  khususnya  penggemukan  domba,  produk  utama  yang  dihasilkan  oleh
perusahaan  adalah  daging  domba  dan  domba  itu  sendiri  domba  hidup.    Apabila dilihat dari jenis produknya yang berupa daging, tentu saja banyak terdapat produk
lain yang dapat menjadi produk substitusi dari daging domba seperti daging ayam, sapi,  serta  lauk-pauk  hewani  lainnya.  Namun, apabila dilihat dari segi  fungsional
dari  daging  domba  yaitu  untuk  kegiatan  keagamaan  seperti  kurban  dan  aqiqah, maka  yang  dapat  menjadi  ancaman  produk  substitusi  bagi  daging  domba  hanya
89
daging kambing dan sapi. Hal ini disebabkan berkurban atau mengaqiqahkan anak dengan  menyembelih  ternak  domba,  kambing,  dan  sapi  merupakan  hal  yang
menjadi ajaran serta tuntunan bagi umat muslim yang merupakan umat mayoritas di Indonesia.  Ancaman  produk  substitusi  ini  cukup  dirasakan  oleh  TF  mengingat
adanya penurunan penjualan untuk kebutuhan kurban tahun lalu sebesar 20 persen dikarenakan  konsumen  beralih  pada  produk  substitusi  dan  faktor  banyaknya
pesaing sejenis. b  Isu Negatif Tentang Ternak Domba
Semakin  berkembangnya  isu  negatif  tentang  domba  dapat  menjadi  ancaman  bagi usaha  peternakan  domba  khususnya  perusahaan  TF.    Isu  penyakit  ternak  selain
merupakan  ancaman  bagi  kehidupan  ternak  sebagai  makhluk,  juga  menjadi ancaman  bagi  manusia  yang  hidup  berdampingan  dengan  ternak  dan  yang
mengkonsumsi  hasil ternak. Serangan  berbagai penyakit seperti sapi gila, anthrax, flu burung, serta mulut dan kuku, telah menghancurkan industri peternakan negara
maju  dan  berkembang  serta  mengancam  keselamatan  manusia.  Struktur  industri peternakan  apapun  bentuknya  harus  melakukan  pengendalian  terhadap  penyakit.
Pengendalian  penyakit  menuntut  pengetahuan  dan  penguasaan  teknologi  serta kemampuan  menanganinya  di  lapang.  Usaha  pengendalian  penyakit  merupakan
investasi  publik,  dimana  pemerintah  harus  menggerakkan  kegiatan-kegiatan penelitian dan percobaan, memproduksi vaksin dan obat-obatan, serta pengawasan
dan pencegahan penularan penyakit dari  satu wilayah ke wilayah  lain. Pemerintah harus bekerjasama dengan badan-badan penelitian dan perguruan tinggi.
Selain  isu  penyakit  ternak,  pandangan  negatif  masyarakat  terhadap  daging  domba selama  ini  adalah  daging  domba  sering  dipersepsikan  sebagai  daging  yang
berbahaya  bagi  kesehatan,  seperti  kolesterol  tinggi  dan  lain  sebagainya  sehingga banyak dihindari.  Hal inilah yang harus diluruskan oleh pihak-pihak yang terkait di
negeri  ini,  baik  dengan  riset  yang  memadai  maupun  penyuluhan  kepada masyarakat.  Di  Amerika  misalnya,  United  State  Department  of  Agriculture
USDA telah mempublikasikan kajiannya mengenai perbandingan nilai gizi daging ternak  ruminansia  dan  unggas  Tabel  26.  Dari  data  tersebut  dapat  terlihat  bahwa
pada setiap berat yang sama, daging domba justru mengandung lebih sedikit lemak,
90
lemak  jenuh,  dan  kolesterol  dibandingkan  dengan  daging  sapi  dan  bahkan  lebih rendah dari daging ayam.
Tabel  26. Perbandingan  Nilai  Gizi  Daging  Domba,  Ayam,  dan  Sapi  per  3  oz.
cooked Tahun 2001
DombaKambing Ayam
Sapi Kalori
122 162
179
Lemak g 2,6
6,3 7,9
Lemak jenuh g 0,79
1,7 3
Protein g 23
25 25
Kolesterol mg 63,8
76 73,1
Sumber : USDA Nutrient Database Juli 2001
c  Persaingan Antara Perusahaan Sejenis Perusahaan  TF  merupakan  salah  satu  perusahaan  peternakan  yang  memfokuskan
kegiatan usahanya pada penggemukan domba. Untuk daerah pemasaran Jabotabek, perusahaan  yang  dapat  menjadi  pesaing  utama  adalah  perusahaan  peternakan
domba  yang  sama-sama  mempunyai  lokasi  produksi  di  wilayah  Bogor  karena mempunyai  jarak  pemasaran  yang  relatif  sama.  Persaingan  diantara  perusahaan
peternakan  yang  ada  di  Bogor  tersebut  terjadi  dalam  hal  harga,  kualitas  ternak, maupun  dari  segi  pelayanan.  Di  wilayah  Bogor  sendiri,  terdapat  beberapa
perusahaan  yang  bergerak  di  bidang  peternakan  domba  baik  dalam  unit  usaha pembibitan,  penggemukan,  maupun  pengusahaan  domba  Tabel  6.  Berdasarkan
Tabel  6,  apabila  dilihat  dari  jumlah  populasi  ternak  yang  diusahakan,  TF merupakan  perusahaan  dengan  populasi  ternak  terbesar  di  wilayah  Bogor
dibandingkan  para  pesaingnya.  Namun,  banyaknya  perusahaan  peternakan  di bidang  yang  sama  yang  mampu  bersaing  dengan  perusahaan  TF  baik  dalam  hal
harga, kualitas ternak, maupun pelayanan, merupakan ancaman bagi TF agar tidak lengah  dan  mampu  merumuskan  alternatif  strategi  yang  efektif  dan  efisien  untuk
kegiatan pemasarannya.
6.4  Evaluasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal 6.4.1  Evaluasi Faktor Internal