Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal

82 sasaran, serta langkah-langkah dan strategi yang harus dilakukan perusahaan baik dalam jangka pendek, menengah atau jangka panjang belum terstruktur menunjukkan bahwa perencanaan perusahaan belum dirumuskan dengan baik. Dikhawatirkan hal ini dapat menghambat efektifitas kerja perusahaan untuk berkembang mencapai cita-citanya karena tidak jelas bagaimana cara mencapainya. d Belum Menggunakan Kontrak Jual Beli Pengertian kontrak bisnis kontrak jual beli adalah kontrak yang dilakukan pelaku bisnis untuk memperoleh kepastian hukum. Dalam kontrak ini disebutkan apa yang menjadi syarat-syarat, hak, dan kewajiban yang berkaitan dengan bisnis mereka. Hukum kontrak merupakan hukum privat karena pelanggaran terhadap kewajiban- kewajiban yang ditentukan dalam kontrak murni menjadi urusan pihak-pihak yang melakukan kontrak 7 . Hingga saat ini, perusahaan TF belum menggunakan kontrak jual-beli dalam kegiatan bisnisnya khususnya dengan pemasok input bakalan dan pelanggannya. Dalam proses pengadaan dan waktu pemasokan domba bakalan, perusahaan hanya mengandalkan kemampuan pemasoknya. Tidak adanya kepastian jumlah bakalan yang dapat dipasok dan waktu pemasokan dapat mempengaruhi pelaksanaan produksi dan pemasaran produk, khususnya kemampuan perusahaan dalam menjaga kontinuitas produksi dan produk yang dipasarkan kepada konsumen. Selain itu, tidak adanya kontrak jual beli juga mempengaruhi terhadap proses pemasaran produk. Pengalaman perusahaan TF dalam menghadapi pelanggan yang melakukan tunggakan pembayaran kredit dan tindak kecurangan dalam transaksi dikarenakan perusahaan belum memiliki kontrak jual-beli yang jelas baik mengenai persyaratan maupun ketentuan pembayaran.

6.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Berdasarkan hasil wawancara dan pengisian kuesioner kepada para pakar, maka diperoleh beberapa faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi strategi bisnis perusahaan peternakan domba TF khususnya produk prospektif TF. 1 Peluang Peluang adalah situasi yang diinginkan atau disukai dalam lingkungan organisasi. Sebuah peluang merupakan suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu suatu perusahaan mencapai daya saing strategis. Sebuah peluang dapat 7 Anonim. 2010. Apa yang Perlu Diperhatikan Dalam Kontrak Bisnis. http: www.jpmi.or.id 83 dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendapatkan atau mencapai tujuan perusahaan, yaitu dengan mempertahankan kekuatan dan mengatasi kelemahan untuk meraih peluang yang ada. a Pertumbuhan Penduduk Kekuatan ekonomi yang dipantau pertama kali oleh para pengambil keputusan adalah populasi, karena orang yang membentuk pasar. Jumlah penduduk berkaitan dengan jumlah konsumen yang dapat menjadi pangsa pasar bagi suatu usaha. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi peluang dalam hal pemasaran produk, karena semakin banyak jumlah penduduk maka semakin besar ukuran segmen pasar potensial yang dapat dimasuki. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar. Hingga tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia kurang lebih sebesar 230 juta jiwa dan menempati peringkat keempat dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat. Pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sebesar 1,41 persen dengan tingkat rata-rata 20,34 kelahiran dari 1000 penduduk. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah penduduk Indonesia terus bertambah tiap tahunnya. Pada Tabel 25 diperlihatkan jumlah penduduk Indonesia berdasarkan usia pada tahun 2006-2010. Tabel 25. Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Usia Tahun 2006 – 2010 Usia th 2006 000 jiwa 2007 000 jiwa 2008 000 jiwa 2009 000 jiwa 2010 000 jiwa 0-14 61.760,5 61.508,4 61.266,6 61.016,5 60.777,4 15-29 62.296,1 62.654,8 63.202,1 63.343,4 63.610,0 30-44 50.991,1 51.952,7 52.851,3 53.715,4 54.587,2 45-59 30.179,9 31.476,0 32.796,3 34.132,4 35.466,2 60 16.623,7 17.313,0 17.844,8 18.425,0 19.036,6 Total 222.051,3 224.904,9 227.779,1 230.632,7 233.477,4 Sumber: Datastatistik-indonesia 2009 Sejalan pertumbuhan penduduk yang menunjukkan angka positif, produk-produk peternakan juga tidak lepas dari mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Sebagai negara yang 88,2 persen penduduknya adalah umat muslim, maka produk-produk peternakan yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan sangat berpotensi untuk dikembangkan. Budaya masyarakat Indonesia yang bersifat keagamaan seperti penyembelihan domba untuk hewan kurban pada hari raya Idul Adha dan aqiqah menjadi potensi besar bagi perusahaan TF. Ternak domba banyak digunakan untuk umat muslim yang memiliki kemampuan dari segi materi untuk 84 menjalankan ibadah kurban pada saat Idul Adha serta pelaksanaan aqiqah pada anak-anak mereka. Ibadah kurban diyakini selain sebagai ibadah yang berhubungan dengan Tuhan juga berhubungan dengan kemanusiaan. b Pertumbuhan Ekonomi Keberhasilan pembangunan peternakan tidak dapat dipisahkan dari dukungan perekonomian nasional karena keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja suatu usahaternak. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara, dan arah dari perekonomian dimana usahaternak akan atau sedang beroperasi. Salah satu indikator dari kesehatan perekonomian suatu negara yang berpengaruh terhadap kinerja usahaternak adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diramalkan akan terus meningkat pada tahun- tahun mendatang, dan pertumbuhan ini akan memacu peningkatan konsumsi, antara lain konsumsi hasil-hasil peternakan. Walaupun Indonesia turut terkena imbas dari dampak krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, namun secara perlahan pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali pulih. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada tingkat 4,4 persen dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2010 menjadi 4,8 persen The World Bank, 2009. Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan ini menyebabkan tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat akan meningkat. Hal ini pada akhirnya berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan hewani. Dengan demikian, permintaan komoditi peternakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat akan semakin baik. Keadaan perekonomian seperti ini dapat mendukung dan memberi peluang yang besar bagi usahaternak untuk mengembangkan usahanya di masa yang akan datang. c Perkembangan Teknologi Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan baru, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Suatu perusahaan perlu mengikuti kemajuan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan maupun pada cara operasinya. Hal ini tentunya akan mampu meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan dan dapat meningkatkan efisiensi 85 dan efektifitas kerja perusahaan utamanya efisiensi biaya perusahaan. Teknologi juga memiliki pengaruh terhadap kemajuan suatu usaha peternakan. Penelitian- penelitian mengenai teknologi peternakan telah banyak dilakukan dan diharapkan mampu meningkatkan posisi tawar produk-produk peternakan di Indonesia. Untuk komoditas peternakan sendiri, perkembangan teknologi yang ada saat ini tidak terlepas dari peran yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP di setiap daerah sebagai lembaga yang sangat berperan dalam memunculkan teknologi-teknologi baru di sektor peternakan. Perkembangan teknologi itu dapat berupa teknologi di bidang reproduksi ternak seperti adanya teknologi inseminasi buatan yang dapat menghasilkan bibit ternak domba berkualitas, teknik atau tata cara dalam usaha penggemukan ternak seperti teknologi pakan lengkap, serta pengadaan vaksin dan penggunaan mikroba probioti untuk meningkatkan kinerja dari ternak itu sendiri. Selain itu, adanya teknologi mengenai produk olahan hasil peternakan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan peternakan. Selain perkembangan teknik atau tata cara dalam usaha tersebut, perkembangan teknologi yang ada juga dapat berupa perkembangan pada alat-alat yang mendukung kegiatan produksi di suatu perusahaan peternakan. Saat ini, peralatan dan teknologi yang lebih maju dalam usaha penggemukan ternak masih berupa perkembangan teknologi secara mekanis yaitu salah satunya adalah mesin pencacah pakan rumput. Saat ini teknologi komputasi, informasi, dan komunikasi juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan kerja dan mengembangkan suatu usaha. Penggunaan jaringan komputer dan internet yang telah banyak dilakukan oleh para pelaku bisnis akan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi usaha, baik dalam hal waktu maupun biaya. Dengan adanya teknologi berupa komputer, perusahaan dapat menyimpan dan mengolah data-data penting perusahaan. Sedangkan internet dan e-commerce memungkinkan perusahaan untuk mengakses informasi untuk keperluan usaha serta mempromosikan dan memperluas jaringan pemasarannya dikarenakan internet dan e-commerce ini mampu menghapus keterbatasan dari pasar geografis tradisional. Perkembangan teknologi di bidang internet juga semakin menjadi rujukan masyarakat dalam mengakses informasi. Hampir setiap masyarakat kini dapat mengakses internet baik di warnet, kantor, dan bahkan di telepon selular masing- 86 masing. Hal ini menjadikan internet sebagai alat promosi yang efektif dan relatif murah dibandingkan dengan media elektronik lain. Selain itu, ketepatan waktu pengiriman merupakan salah satu bentuk pelayanan yang menentukan kepuasan pelanggan. Dengan kemajuan teknologi transportasi dengan sistem pengangkutan yang baik, maka pengiriman produk akan semakin lancar. d Kebijakan Pemerintah Secara langsung maupun tidak langsung, faktor stabilitas politik dapat mempengaruhi usaha peternakan. Keamanan politik yang stabil akan membawa dampak positif terhadap perkembangan usaha peternakan karena kestabilan politik pada umumnya berdampak pada kestabilan ekonomi. Pemerintah sebagai stakeholder yang memegang aspek politik memiliki peranan penting dalam menciptakan kebijakan yang membawa iklim kondusif bagi perkembangan usahaternak di Indonesia. Kebijakan maupun peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah sangat berpengaruh terhadap kinerja dan langkah yang akan diambil peternak. Pemerintah yang bertindak sebagai salah satu stakeholder telah memberikan dukungan terhadap para peternak yang tertuang dalam PP No. 16 tahun 1977 tentang usaha peternakan serta didukung oleh UU No.5 Tahun 1999 tentang adanya anti monopoli dari industri hulu hingga industri hilir sehingga peternak Indonesia dapat menjadi peternak yang professional dan mandiri. Pengembangan subsektor peternakan tidak terlepas dari tujuan pembangunan Jawa Barat secara umum. Subsektor ini mempunyai potensi dan peluang yang cukup besar, karena antara lain didukung oleh kondisi agroklimat yang cocok untuk berbagai komoditas ternak, SDM peternak, tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang tersebar hampir di setiap KabupatenKota, keberadaan berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian dibidang peternakan, organisasi profesi dan perusahaan peternakan serta potensi pasar yang besar termasuk peluang ekspor bagi komoditas peternakan. Salah satu dukungan dari pemerintah daerah yaitu adanya rancangan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk menjadikan propinsi Jawa Barat sebagai “propinsi” domba mengikuti jejak New Zealand dan Australia sebagai pusat pengembangan ternak ruminansia Sinar Tani, 22072009. Gubernur Jawa Barat menyatakan dalam penyusunan APBD Perubahan 2009 untuk lebih memfokuskan penambahan anggaran yang salah satunya adalah untuk peningkatan peternakan 87 domba-kambing, dengan persiapan awal berupa pengembangbiakan bibit domba- kambing. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya permintaan dari gubernur Jawa Barat kepada Dinas Peternakan Jawa Barat agar meningkatkan populasi bibit domba sebanyak 1000 persen pada tahun 2010 guna mewujudkan Jawa Barat sebagai pusat pengembangan ternak ruminansia dan mampu memenuhi berapapun permintaan daging domba Pikiran Rakyat, 25 Juli 2009. Program yang direncanakan oleh pemerintah Jawa Barat ini merupakan peluang yang sangat potensial bagi perusahaan TF mengingat target pertumbuhan populasi yang diharapkan sangat tinggi. e Tingginya Permintaan Ekspor Produk Peternakan Sebagian besar negara-negara mempunyai peluang besar untuk memproduksi hasil- hasil ternak sehingga dapat dikatakan bahwa produksi ternak merupakan komoditas dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Artinya, pasar dunia untuk ternak dan hasil ternak kemungkinan dapat diisi oleh banyak negara. Indonesia adalah salah satu negara pertanian yang mempunyai peluang besar mengisi pasar dunia dengan hasil-hasil peternakan. Namun demikian, Indonesia belum dapat memanfaatkan peluang tersebut, bahkan Indonesia masih merupakan negara konsumen hasil-hasil ternak dalam percaturan dunia. Pada sisi ekspor, Indonesia mempunyai peluang besar mengisi pasar ternak hidup, daging, telur, dan susu. Indonesia dianggap sebagai negara produsen yang aman karena produk ternak yang murni alami dan bebas penyakit mulut dan kuku. Sampai saat ini ekspor hasil peternakan Indonesia relatif kecil dibandingkan nilai impor, tetapi tetap menggembirakan karena ekspor terus mengalami pertumbuhan sebesar 17 persen per tahun. Posisi Indonesia sebagai eksportir ternak sebenarnya sangat diharapkan oleh negara-negara Islam dunia. Mereka membutuhkan 5-6 juta ekor domba per tahun dan berharap Indonesia dapat mengisi sebagian kebutuhan tersebut. Jika Indonesia mampu mengisi lima persen saja dari kebutuhan tersebut atau sekitar 250 ribu ekor merupakan suatu permulaan yang baik. Selain itu kerjasama dengan negara-negara Islam perlu dikembangkan terutama dalam hal pengadaan dan pemotongan ternak untuk kebutuhan ibadah haji. Pengadaan dan pemotongan ternak dapat dilakukan di Indonesia, sehingga mengurangi beban negara Arab Saudi dalam membagikan daging korban yang melimpah Yusdja, 88 et.al., 2004. Pada tahun-tahun mendatang, diharapkan Indonesia sudah mampu mengekspor ke beberapa negara, khususnya Timur Tengah. Upaya yang perlu dilaksanakan antara lain peningkatan teknologi budidaya, pengolahan, pemasaran, dan standarisasinya. 2 Ancaman Sebuah ancaman merupakan suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Ancaman dapat dihindari atau ditangkal oleh perusahaan dengan tetap mempertahankan kekuatan atau dengan mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ancaman dapat membahayakan diri perusahaan jika perusahaan tidak dapat merespon faktor ancaman tersebut dengan baik. a Rendahnya Pengeluaran Masyarakat terhadap Produk Peternakan Pengeluaran rumah tangga memperlihatkan data bagian pendapatan rumah tangga yang dialokasikan untuk mengkonsumsi produk tertentu. Semakin besar alokasi dana yang dianggarkan untuk produk tertentu, maka produk tersebut penting dan memiliki prospek pasar yang baik. Berdasarkan data BPS 2010, persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan yang dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia mencapai 50,62 persen dari total penghasilan. Sebanyak 8,86 persen digunakan untuk belanja bahan makanan padi-padian, sedangkan hanya 1,89 persen yang digunakan untuk konsumsi daging. Dari jumlah tersebut, mengindikasikan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia untuk produk-produk peternakan masih cukup rendah Lampiran 3. b Ancaman Produk Substitusi Produk substitusi atau produk pengganti merupakan produk yang dikonsumsi oleh masyarakat jika produk pokok tidak ada atau tidak terjangkau. Dalam suatu usaha peternakan khususnya penggemukan domba, produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan adalah daging domba dan domba itu sendiri domba hidup. Apabila dilihat dari jenis produknya yang berupa daging, tentu saja banyak terdapat produk lain yang dapat menjadi produk substitusi dari daging domba seperti daging ayam, sapi, serta lauk-pauk hewani lainnya. Namun, apabila dilihat dari segi fungsional dari daging domba yaitu untuk kegiatan keagamaan seperti kurban dan aqiqah, maka yang dapat menjadi ancaman produk substitusi bagi daging domba hanya 89 daging kambing dan sapi. Hal ini disebabkan berkurban atau mengaqiqahkan anak dengan menyembelih ternak domba, kambing, dan sapi merupakan hal yang menjadi ajaran serta tuntunan bagi umat muslim yang merupakan umat mayoritas di Indonesia. Ancaman produk substitusi ini cukup dirasakan oleh TF mengingat adanya penurunan penjualan untuk kebutuhan kurban tahun lalu sebesar 20 persen dikarenakan konsumen beralih pada produk substitusi dan faktor banyaknya pesaing sejenis. b Isu Negatif Tentang Ternak Domba Semakin berkembangnya isu negatif tentang domba dapat menjadi ancaman bagi usaha peternakan domba khususnya perusahaan TF. Isu penyakit ternak selain merupakan ancaman bagi kehidupan ternak sebagai makhluk, juga menjadi ancaman bagi manusia yang hidup berdampingan dengan ternak dan yang mengkonsumsi hasil ternak. Serangan berbagai penyakit seperti sapi gila, anthrax, flu burung, serta mulut dan kuku, telah menghancurkan industri peternakan negara maju dan berkembang serta mengancam keselamatan manusia. Struktur industri peternakan apapun bentuknya harus melakukan pengendalian terhadap penyakit. Pengendalian penyakit menuntut pengetahuan dan penguasaan teknologi serta kemampuan menanganinya di lapang. Usaha pengendalian penyakit merupakan investasi publik, dimana pemerintah harus menggerakkan kegiatan-kegiatan penelitian dan percobaan, memproduksi vaksin dan obat-obatan, serta pengawasan dan pencegahan penularan penyakit dari satu wilayah ke wilayah lain. Pemerintah harus bekerjasama dengan badan-badan penelitian dan perguruan tinggi. Selain isu penyakit ternak, pandangan negatif masyarakat terhadap daging domba selama ini adalah daging domba sering dipersepsikan sebagai daging yang berbahaya bagi kesehatan, seperti kolesterol tinggi dan lain sebagainya sehingga banyak dihindari. Hal inilah yang harus diluruskan oleh pihak-pihak yang terkait di negeri ini, baik dengan riset yang memadai maupun penyuluhan kepada masyarakat. Di Amerika misalnya, United State Department of Agriculture USDA telah mempublikasikan kajiannya mengenai perbandingan nilai gizi daging ternak ruminansia dan unggas Tabel 26. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa pada setiap berat yang sama, daging domba justru mengandung lebih sedikit lemak, 90 lemak jenuh, dan kolesterol dibandingkan dengan daging sapi dan bahkan lebih rendah dari daging ayam. Tabel 26. Perbandingan Nilai Gizi Daging Domba, Ayam, dan Sapi per 3 oz. cooked Tahun 2001 DombaKambing Ayam Sapi Kalori 122 162 179 Lemak g 2,6 6,3 7,9 Lemak jenuh g 0,79 1,7 3 Protein g 23 25 25 Kolesterol mg 63,8 76 73,1 Sumber : USDA Nutrient Database Juli 2001 c Persaingan Antara Perusahaan Sejenis Perusahaan TF merupakan salah satu perusahaan peternakan yang memfokuskan kegiatan usahanya pada penggemukan domba. Untuk daerah pemasaran Jabotabek, perusahaan yang dapat menjadi pesaing utama adalah perusahaan peternakan domba yang sama-sama mempunyai lokasi produksi di wilayah Bogor karena mempunyai jarak pemasaran yang relatif sama. Persaingan diantara perusahaan peternakan yang ada di Bogor tersebut terjadi dalam hal harga, kualitas ternak, maupun dari segi pelayanan. Di wilayah Bogor sendiri, terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di bidang peternakan domba baik dalam unit usaha pembibitan, penggemukan, maupun pengusahaan domba Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6, apabila dilihat dari jumlah populasi ternak yang diusahakan, TF merupakan perusahaan dengan populasi ternak terbesar di wilayah Bogor dibandingkan para pesaingnya. Namun, banyaknya perusahaan peternakan di bidang yang sama yang mampu bersaing dengan perusahaan TF baik dalam hal harga, kualitas ternak, maupun pelayanan, merupakan ancaman bagi TF agar tidak lengah dan mampu merumuskan alternatif strategi yang efektif dan efisien untuk kegiatan pemasarannya. 6.4 Evaluasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal 6.4.1 Evaluasi Faktor Internal