43
eksternal perusahaan. Hasil dari analisis ini dapat disajikan dalam bentuk tabel, grafik, diagram, maupun matriks sesuai dengan hasil yang diperoleh. Pada tahap
awal dilakukan analisis deskriptif melalui observasi di lokasi penelitian, wawancara dengan pihak internal dan eksternal perusahaan, studi literatur dan
penyebaran kuisioner.
4.5.2 Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi
Proses perumusan strategi didasarkan pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap input, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan
keputusan.
4.5.2.1 Tahap Input
Tahap input merupakan tahap memasukkan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu usaha yang meliputi analisis produk prospektif dan segmen
pasar potensial, analisis lingkungan internal, dan analisis lingkungan eksternal
perusahaan.
1 Analisis Produk Prospektif dan Segmen Pasar Potensial Sebelum melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan,
dilakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap produk prospektif dan segmen pasar yang potensial bagi bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Analisis yang
dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan daftar tentang rentang produk dan segmen pasar potensial yang dimiliki perusahaan untuk membuat prioritas
keputusan mengenai produk mana yang prospektif untuk dikembangkan serta segmen pasar mana yang potensial untuk memasarkan produk prospektif tersebut
sesuai dengan kemampuan perusahaan berdasarkan kriteria jamak yang ditentukan bersama dengan para pakar.
Penentuan produk prospektif dan segmen pasar yang potensial dilakukan dengan menggunakan MPE. MPE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan
yang mengkuantifikasikan pendapat seseorang atau lebih dalam skala tertentu. Langkah-langkah dalam pemilihan keputusan dengan menggunakan MPE
Ma’arif dan Tanjung ,2003 dalam penelitian ini adalah : 1. Penentuan alternatif keputusan
2. Penyusunan kriteria keputusan yang akan dikaji
44
3. Penentuan derajat kepentingan relatif bobot setiap kriteria keputusan dengan menggunakan skala konversi tertentu sesuai dengan keinginan pengambil
keputusan 4. Penentuan derajat kepentingan relatif setiap pilihan keputusan pada setiap
kriteria keputusan 5. Perhitungan nilai dari setiap alternatif keputusan
6. Pemeringkatan nilai yang diperoleh dari setiap alternatif keputusan Menurut Ma’arif dan Tanjung 2003, hal yang sangat penting dalam MPE adalah
penentuan bobot dari setiap kriteria yang ada, selain itu kemampuan dari orang yang memberikan judgement sangat berpengaruh terhadap validnya hasil dari
metode keputusan. Rumus yang digunakan untuk menghitung bobot We adalah :
Perhitungan total nilai pada setiap pilihan keputusan menurut Ma’arif dan Tanjung 2003 dapat diformulasikan sbb :
dengan : TN
i
= Total nilai alternatif ke-i RK
ij
= Derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i TKK
j
= Derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j, TKK
j
0 ; bulat n
= Jumlah pilihan keputusan m
= Jumlah kriteria keputusan Perhitungan dan penentuan kriteria keputusan dengan menggunakan MPE dapat
dilihat pada tabel kriteria keputusan berikut.
Tabel 10. Tabel Kriteria Keputusan dengan Menggunakan MPE
W
e
= Untuk
℮ = 1,2,3, …, k dimana,
λ
ej
= nilai tujuan ke λ oleh expert ke-j, dan
n = jumlah expert
m
Total Nilai TN
i
=
Σ
RK
ij
TKK
j j=1
n
Σ λ
ij j = 1
k
Σ λ
ej e = 1
n
Σ ℮
ej j = 1
45
Alternatif Lokasi Kriteria Keputusan
Nilai Prioritas
1 2
3 …
… m
TN1 1
RK11 2
3 …
… n
RKnm TNn
Bobot Kriteria TKK1
TKK2 TKK3 …
… TKKm
Sumber : Ma’arif dan Tanjung 2003 hal 102.
a Pemilihan Produk Prospektif Adanya penurunan penjualan domba TF yang terjadi pada tahun 2009 diduga
karena semakin banyak munculnya pesaing dengan produk sejenis, kurangnya upaya promosi, serta perencanaan dan strategi bisnis perusahaan yang belum
efektif. Oleh karena itu, terdapat urgensikepentingan bagi perusahaan untuk merumuskan strategi bisnis. Namun karena terdapat rentang produk pada
peternakan domba TF, maka bisnis yang dijalankan nantinya lebih ditekankan pada produk tertentu yang memang merupakan produk prospektif untuk
dikembangkan. Untuk memastikan produk unggulan tersebut diputuskan secara objektif objective decision dan secara empiris memang pantas diunggulkan,
digunakan MPE sebagai metodenya. Pemilihan produk prospektif di TF dilakukan melalui dua tahapan, yaitu pada
tahap pertama melakukan diskusi dengan para pakar dan pada tahap kedua adalah penentuan skor dari hasil diskusi pada tahap pertama. Pengadaan diskusi dengan
para pakar pada tahap pertama bertujuan untuk mendapatkan alternatif keputusan dan kriteria-kriteria dalam pemilihan produk prospektif, sedangkan pada tahap
kedua dilakukan penentuan skor masing-masing kriteria dan alternatif berdasarkan kuisioner yang diisi oleh pakar dengan menggunakan MPE. Hasil dari pengolahan
data tersebut akan menunjukkan urutan prioritas produk prospektif berdasarkan kriteria-kriteria kualitatif.
b Pemilihan Segmen Pasar Potensial Pemilihan segmen pasar potensial TF dilakukan dengan menentukan kriteria-
kriteria dan alternatif dalam pemilihan segmen tujuan pasar jenis domba prospektif yang dihasilkan oleh TF. Kriteria dan alternatif yang digunakan dalam
pemilihan segmen pasar potensial berasal dari hasil diskusi dengan pakar yang telah ditentukan dan studi literatur. Berdasarkan kriteria, akan diketahui beberapa
46
segmen yang merupakan pasar potensial dan urutan prioritas segmen pasar potensial untuk pemasaran domba prospektif TF. Penentuan segmen pasar
potensial dianalisis dengan menggunakan MPE. 2 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal dilakukan berdasarkan identifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Identifikasi tersebut melibatkan aspek manajemen,
pemasaran, keuanganakuntansi, produksioperasi, penelitianpengembangan, dan sistem informasi manajemen. Pada Tabel 11 disajikan format untuk analisis
lingkungan internal.
Tabel 11. Analisis Lingkungan Internal
Faktor-faktor Strategis Internal Kekuatan
Kelemahan Manajemen
Pemasaran Keuanganakuntansi
Produksioperasi Penelitianpengembangan
Sistem informasi manajemen Sumber : David 2006
3 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis eksternal bertujuan untuk mengembangkan daftar yang terbatas tentang
peluang yang dapat memberi manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Kekuatan eksternal dibagi menjadi lima kategori besar, yaitu: 1 kekuatan
ekonomi, 2 kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan, 3 kekuatan politik, pemerintah, dan hukum, 4 kekuatan teknologi, dan 5 kekuatan industri.
Analisis kekuatan industri untuk menganalisis persaingan dilakukan dengan menggunakan Model Lima Kekuatan Porter persaingan antar perusahaan sejenis,
masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan kekuatan tawar-menawar pembeli. Alat bantu
untuk menganalisis peluang dan ancaman yang terjadi akibat pengaruh dari faktor-faktor lingkungan eksternal dapat dilihat pada Tabel 12.
47
Tabel 12. Analisis Lingkungan Eksternal
Faktor-faktor Strategis Eksternal Peluang
Ancaman Kekuatan ekonomi
Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Kekuatan politik, pemerintah, dan hukum
Kekuatan teknologi Kekuatan industri :
- Persaingan di antara pesaing yang ada
- Masuknya pendatang baru
- Ancaman produk pengganti
- Kekuatan tawar-menawar pemasok
- Kekuatan tawar-menawar pembeli
Sumber : David 2006
4 Proses Tahap Input Input Stage Matriks IFE dan EFE a Mengidentifikasikan dan mendaftarkan faktor-faktor internal utama
kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor eksternal utama peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Pada matriks IFE dan EFE dapat
memasukkan 10 sampai 20 faktor utama. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap kisaran total skor pembobotan karena total bobot
berjumlah 1,00. b Penentuan bobot setiap variabel dilakukan dengan mengajukan identifikasi
faktor strategis eksternal dan internal tersebut kepada pihak manajemen yang menentukan kebijakan perusahaan dengan menggunakan metode
Paired Comparison Kinnear dan Taylor, 1991. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian tentang bobot terhadap setiap faktor penentu
internal dan eksternal. Penilaian bobot setiap faktor dengan nilai total mulai dari 0,0 tidak penting sampai 1,0 paling penting. Setiap variabel
digunakan skala 0,1, dan 2 untuk menentukan bobot. Skala yang digunakan adalah:
0 = jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 1 = jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel baris indikator horizontal
dibandingkan dengan variabel kolom indikator vertikal dan harus konsisten. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap
jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus Kinnear dan
48
Taylor, 1991. Adapun bentuk penilaian bobot dari faktor-faktor strategis internal dapat dilihat pada Tabel 13. Sedangkan untuk penilaian bobot dari faktor-faktor
strategis eksternal dapat dilihat pada Tabel 14. Keterangan :
α
i
= bobot faktor X
i
= nilai variable ke – i ∑ X
i
= total nilai variabel Internal; n = 15 i = A, B, C, …,O
Eksternal; n =14 i = A, B, C, …, N
Tabel 13. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan
Faktor Strategis Internal A
B …
O Total
Bobot A
Xi B
… O
Total N
∑ Xi i=1
1,000 Sumber : Kinnear 1991
Tabel 14. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan
Faktor Strategis Eksternal A
B …
N Total
Bobot A
Xi B
… N
Total N
∑ Xi i=1
1,000 Sumber : Kinnear 1991
c Penentuan peringkat rating untuk setiap faktor internal dan eksternal kunci. Penentuan rating dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil
analisis situasi perusahaan. Dalam mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan digunakan skala 1, 2, 3, dan 4.
Pemberian nilai rating kekuatan dan kelemahan pada matriks IFE menggunakan skala:
1 = sangat lemah kelemahan utama 3 = cukup kuat kekuatan kecil X
i
α
i
= n
∑ X
i
i=1
49
2 = tidak begitu lemah kelemahan kecil 4 = sangat kuat kekuatan utama Pemberian nilai peringkat kemampuan perusahaan dalam merespon peluang dan
ancaman eksternal pada matriks EFE menggunakan skala: 1 = respon perusahaan rendah 3 = respon perusahaan di atas rata-rata
2 = respon perusahaan rata-rata 4 = respon perusahaan superior Peringkat didasari pada efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian,
nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan. Sedangkan bobot didasarkan pada keadaan industri di mana perusahaan berada.
d Mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkatnya untuk menentukan nilai tertimbang skor pembobotan. Dalam langkah 4 ini diperoleh hasil
berupa skor bobot untuk masing-masing faktor. e Menjumlahkan nilai tertimbang dari setiap faktor untuk menentukan total
nilai tertimbang bagi organisasi. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal.
Total nilai tertimbang tertinggi adalah 4,0 dan terendah adalah 1,0. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2,5. Pada matriks IFE total nilai
tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan kondisi perusahaan yang lemah secara internal, sedangkan total nilai tertimbang di atas 2,5
mengindikasikan posisi internal perusahaan yang kuat. Contoh matriks IFE disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Matriks IFE Internal Factor Evaluation
No. Faktor Strategis Internal Bobot
Rating Nilai tertimbang
Bobot x Rating 1.
2. …
6. Kekuatan
...………………. ………………….
…………………. ………………….
………… …………
………… …………
……….. ………..
……….. ………..
………………. ……………….
………………. ……………….
1. 2.
… 8.
Kelemahan ...……………….
…………………. ………………….
…………………. …………
………… …………
………… …………
………… …………
………… ……………….
………………. ……………….
………………… Total
1,0000 Sumber : David 2006
Pada matriks EFE total nilai tertimbang 4,0 mengindikasikan perusahaan merespon dengan sangat baik peluang dan ancaman dalam industrinya. Strategi
perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini
50
dan meminimalkan dampak yang mungkin muncul dari ancaman eksternal. Total nilai tertimbang 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak
memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal. Contoh matriks EFE dapat dilihat Tabel 16.
Tabel 16.
Matriks EFE External Factor Evaluation
No. Faktor Strategis
Eksternal Bobot
Rating Nilai tertimbang
Bobot x Rating 1.
2. …
9. Peluang
...………………. ………………….
…………………. ………………….
………… …………
………… …………
……….. ………..
……….. ………..
………………. ……………….
………………. ……………….
1. 2.
… 6.
Ancaman ...……………….
…………………. ………………….
…………………. …………
………… …………
………… …………
………… …………
………… ……………….
………………. ……………….
………………… Total
1,0000 Sumber: David 2006
4.5.2.2 Tahap Pencocokan Matching Stage
Tahap pencocokan dari kerangka kerja perumusan strategi terdiri atas lima teknik yang dapat digunakan, yaitu Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks
BCG, Matriks IE, dan Matriks Grand Strategy. Dalam penelitian ini analisis pada tahap pencocokan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT. Namun, matriks
IE hanya menghasilkan gambaran strategi secara umum tanpa mengaitkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Agar diperoleh strategi yang lebih spesifik dengan melihat faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, maka digunakan matriks SWOT
sehingga grand strategy yang dihasilkan matriks IE dapat disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan.
1 Matriks IE Internal-External Matriks IE merupakan pemetaan skor matriks EFE dan IFE yang telah
dihasilkan dari tahap input dan memposisikan perusahaan dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci yaitu total skor
pembobotan IFE pada sumbu horizontal dan total skor pembobotan EFE pada sumbu vertikal. Pada sumbu horizontal, total skor bobot 1,0 – 1,99 menunjukkan
posisi internal lemah; nilai 2,0 – 2,99 adalah rata-rata; dan nilai dari 3,0 – 4,0
51
adalah posisi internal kuat. Pada sumbu vertikal, total skor bobot 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi eksternal yang lemah; nilai 2,0 – 2,99 menunjukkan pengaruh
eksternal sedang; dan nilai 3,0 – 4,0 adalah pengaruh eksternal tinggi. Konsep matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.
Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda-beda. Pertama, divisi yang masuk dalam sel I, II, dan IV dapat
digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan grow and build. Strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau strategi
integratif integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal dapat menjadi strategi yang paling sesuai untuk divisi dalam sel ini. Kedua, divisi
yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik menggunakan strategi jaga dan pertahankan hold and maintain. Strategi yang
tepat untuk tipe ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII,
dan IX adalah panen atau divestasi harvest or divesture.
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE
Kuat Rata-rata
Lemah 3,0-4,0
2,0-2,99 1,0-1,99
4,0 3,0
2,0 1,0
Tinggi 3,0-4,0
4,0 I
II III
TOTAL RATA-RATA
TERTIMBANG EFE
Menengah 2,0- 2,99
3,0 IV
V VI
Rendah 1,0-1,99
2,0 VII
VIII IX
1,0
Gambar 5. Matriks Internal-Eksternal
Sumber : David 2006
52
2 Matriks SWOT Matriks SWOT Strengths-Weakness-Opportunities-Threats Matrix
merupakan alat untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: SO strengths-opportunities, WO weakness-opportunities, ST strengths-
threats, dan WT weakness-threats. Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan
membutuhkan penilaian yang baik David 2006. Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST
menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada
pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Penyajian sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada Gambar 6.
Matriks SWOT terdiri atas sembilan sel, terdiri dari empat sel faktor kunci, empat sel strategi, dan satu sel kosong sel di kiri atas. Empat sel strategi SO, WO, ST,
dan WT dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci S, W, O, dan T
Internal Eksternal
Strength S Tentukan faktor kekuatan
internal Weakness W
Tentukan faktor kelemahan internal
Opportunities O Tentukan faktor peluang
eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang.
Strategi WO
Ciptakan strategi yang meminimumkan kelemahan
untuk memanfaatkan peluang.
Threat T Tentukan faktor ancaman
eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman.
Strategi WT
Ciptakan strategi yang meminimumkan kelemahan
untuk menghindari ancaman.
Gambar 6. Ilustrasi Matriks SWOT
Sumber : David 2006
Terdapat delapan langkah yang terlibat dalam membuat matriks SWOT : a. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
b. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.
53
c. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan. d. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.
e. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO dalam sel yang ditentukan.
f. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi WO dalam sel yang ditentukan.
g. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi ST dalam sel yang ditentukan.
h. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil strategi WT dalam sel yang ditentukan.
4.5.2.3 Tahap Keputusan Decision Stage
Untuk membuat peringkat strategi yang menghasilkan daftar berprioritas, digunakan teknik analisis QSPM yang didesain untuk menentukan daya tarik
relatif dari tindakan yang layak. QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix atau matriks perencanaan strategi kuantitatif adalah alat yang memungkinkan
penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal
dan eksternal dimanfaatkan dan diperbaiki David, 2006. Format dasar matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Matriks QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix
Faktor Kunci Bobot
Alternatif Strategi Strategi 1
Strategi 2 Strategi …
Strategi 8 AS
TAS AS
TAS AS
TAS AS
TAS Faktor Eksternal
1. ….. 2. …..
… ….. 15. ….
Faktor Internal 1. ….
2. …. ... ….
14. …. Sumber : David 2006
54
Tahapan kerja pengolahan data dengan menggunakan metode QSPM David, 2006 adalah :
1 Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus
diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE 2 Pemberian bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini
identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE. Bobot disajikan dalam kolom di samping kanan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal.
3 Evaluasi matriks tahap pencocokan dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Strategi-strategi ini
dicatat pada baris atas dari QSPM. Strategi dikelompokkan ke dalam set yang independen jika memungkinkan.
4 Menentukan nilai daya tarik attractiveness score-AS, didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam
set alternatif tertentu. Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah : 1 = tidak menarik
3 = cukup menarik 2 = agak menarik
4 = sangat menarik 5 Menghitung total nilai daya tarik total attractiveness score-TAS, didefinisikan
sebagai hasil dari pengalian bobot langkah 2 dengan nilai daya tarik langkah 4 dalam masing-masing baris. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin
menarik alternatif strategi tersebut. 6 Penjumlahan total nilai daya tarik dengan menambahkan total nilai daya tarik
dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total nilai daya tarik STAS mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set
alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal yang relevan yang dapat
mempengaruhi keputusan strategis.
55
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan