22
III.  KERANGKA PEMIKIRAN 3.1  Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Konsep Manajemen
Manajemen  mengacu  pada  proses  dalam  menyelesaikan  suatu  aktivitas secara  efisien  dengan  dan  melalui  orang  lain  Robbin,  1991.  Menurut  Handoko
2000,  manajemen  didefinisikan  sebagai  bekerja  dengan  orang-orang  untuk menentukan, menginterpretasikan, serta mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan planning,
pengorganisasian organizing, penyusunan personalia atau kepegawaian staffing, pengarahan dan
kepemimpinan  leading,  dan  pengawasan  controlling.  Sedangkan  menurut Stoner
6
,  manajemen  adalah  proses  perencanaan,  pengorganisasian,  pengarahan, dan  pengawasan  usaha-usaha  para  anggota  organisasi  dan  penggunaan
sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. 3.1.2
Konsep Strategi
Menurut Glueck dan Jauch 1991, strategi adalah rencana yang disatukan, luas,  dan  terintegrasi  yang  menghubungkan  keunggulan  strategi  perusahaan
dengan  tantangan  lingkungan  dan  yang  direncanakan  untuk  memastikan  bahwa tujuan  utama  dari  perusahaan  itu  dapat  dicapai  melalui  pelaksanaan  yang  tepat
oleh  organisasi.  Sedangkan  menurut  Hamel  dan  Prahald  dalam  Tinambunan 2005 menyatakan bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
senantiasa  meningkat  dan  terus-menerus,  serta  dilakukan  berdasarkan  sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian,  strategi  hampir  selalu  dimulai  dari  apa  yang  telah  terjadi.  Strategi adalah  program  luas  untuk  menentukan  dan  mencapai  tujuan  organisasi,  respon
organisasi  pada  lingkungan  sepanjang  waktu.  Strategi  merupakan  alat  untuk mencapai  tujuan  perusahaan  dalam  kaitannya  dengan  tujuan  jangka  panjang,
program  tindak  lanjut  serta  prioritas  alokasi  sumberdaya  Chandler  dalam Tinambunan, 2005.
6
Situs BPK Penabur. http:www1.bpkpenabur.or.idkps-jktberita200006artikel3.htm. [28
Maret 2010]
23
1  Manajemen Strategi Manajemen  strategi  merupakan  seni  atau  ilmu  untuk  memformulasi,
mengimplementasi,  dan  mengevaluasi  keputusan  lintas  fungsional  yang memungkinkan  organisasi  dapat  mencapai  tujuannya  David,  2006.  Yang
dimaksud  fungsional    yaitu  fungsi-fungsi  yang  terdapat  dalam  sebuah  organisasi seperti : manajemen, pemasaran, produksioperasi, keuanganakuntansi, penelitian
dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi
perencanaan  strategis  atau  perencanaan  jangka  panjang,  implementasi  strategi, dan  evaluasi  serta  pengendalian.  Manajemen  strategis  menekankan  pada
pengamatan  dan  evaluasi  peluang  dan  ancaman  lingkungan  dengan  melihat kekuatan  dan  kelemahan  perusahaan.  Manajemen  strategis  merupakan  upaya
dalam  mencari  cara  untuk  mengelola  semua  sumberdaya  guna  mengembangkan keunggulan kompetitif dan menciptakan kesuksesan dimasa mendatang.
2     Tahap Proses Manajemen Strategi Proses manajemen strategi merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan.
Menurut  David  2006,  proses  manajemen  strategi  terdiri  dari  tiga  tahap,  yaitu tahap perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi Gambar 1.
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategi
Sumber : David 2006
Mengem- bangkan
pernyataan visi dan
misi Melakukan
audit eksternal
Melakukan audit internal
Menetapkan tujuan jangka
panjang Membuat,
mengevalua- si, dan
memilih strategi
Implementa si strategi
pemasaran, keuangan,
Litbang, SIB
Implementasi strategi
manajemen Menguk
ur dan mengeva
luasi kinerja
Perumusan strategi
Evaluasi strategi
Implementasi strategi
24
a  Formulasi Strategi Formulasi  strategi  termasuk  mengembangkan  visi  dan  misi,  menentukan
kekuatan  dan  kelemahan  internal,  mengidentifikasi  peluang  dan  ancaman eksternal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan
memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Dalam  perumusan  strategi,  terdapat  tiga  tahap  kerangka  kerja  perumusan
strategi  yang  komprehensif  untuk  membantu  dalam  pengambilan  keputusan Gambar 2.
Tahap 1: TAHAP INPUT Matriks Evaluasi Faktor               Matriks Profil          Matriks Evaluasi Faktor
Internal IFE                      Kompetitif CPM            Eksternal EFE Tahap 2: TAHAP PENCOCOKAN
Matriks              Matriks            Matriks            Matriks             Matriks SWOT              SPACE              BCG                  IE          Grand Strategy
Tahap 3: TAHAP KEPUTUSAN Matriks Perencanaan Strategi Kualitatif
Qualitative Strategic Planning Matrix-QSPM
Gambar 2. Kerangka Kerja Analisis Perumusan Strategi
Sumber: David 2006
i. Tahapan  Input,  yaitu  tahapan  yang  meringkas  informasi  dasar  yang
dibutuhkan  untuk  merumuskan  strategi.  Informasi  dasar  tersebut  diperoleh dari  analisis  terhadap  faktor-faktor  lingkungan  internal  dan  eksternal
organisasi  melalui  matriks  IFE  dan  EFE.  Selama  tahap  awal  dari  proses perumusan  strategi,  alat  input  membutuhkan  penyusunan  strategi  untuk
mengkuantifikasikan  secara  subjektif.  Setiap  keputusan  kecil  dalam  matriks input berhubungan dengan tingkat kepentingan relatif dari faktor internal dan
eksternal  yang  memungkinkan  penyusun  strategi  untuk  menghasilkan  dan mengevaluasi alternatif strategi dengan lebih efektif.
ii. Tahap  Pencocokan,  terdiri  dari  lima  teknik  yang  dapat  digunakan,  yaitu
Matriks  SWOT,  Matriks  SPACE,  Matriks  BCG,  Matriks  IE,  dan  Matriks Grand  Strategy.  Seluruh  alat  ini  bergantung  pada  informasi  yang  diturunkan
dari tahap input untuk mencocokkan kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang  dan  ancaman  eksternal.  Mencocokkan  faktor-faktor  keberhasilan
25
internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak dan efektif.
iii. Tahap  Keputusan,  melibatkan  strategi  tunggal  yaitu  Matriks  Perencanaan
Strategis  Kualitatif  Qualitative  Strategic  Planning  Matrix-QSPM.    QPSM menggunakan  masukan  dari  tahap  input  untuk  mengevaluasi  secara  objektif
alternatif-alternatif  strategi  yang  layak  dan  dengan  demikian  memberikan dasar tujuan untuk memilih strategi yang spesifik.
b  Implementasi Strategi Mensyaratkan  perusahaan  untuk  menetapkan  tujuan  tahunan,  membuat
kebijakan,  memotivasi  karyawan,  dan  mengalokasikan  sumberdaya  sehingga strategi  yang  telah  diformulasikan  dapat  dijalankan.  Implementasi  strategi
termasuk  mengembangkan  budaya  yang  mendukung  strategi,  menciptakan struktur organisasi  yang efektif, dan mengerahkan usaha pemasaran, menyiapkan
anggaran,  mengembangkan  dan  memberdayakan  sistem  informasi  dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
Implementasi  strategi  biasanya  disebut  juga  dengan  tahap  pelaksanaan dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi karyawan
dan  manajer  untuk  menempatkan  strategi  yang  telah  diformulasikan  menjadi tindakan.  Suksesnya  implementasi  strategi  terletak  pada  kemampuan  manajer
untuk  memotivasi  karyawan  agar  mampu  melaksanakan  strategi  yang  telah dirumuskan.
c  Evaluasi Strategi Evaluasi  strategi  adalah  tahap  final  dalam  manajemen  strategi.  Evaluasi  strategi
dilakukan  untuk  mengetahui  kapan  strategi  tidak  dapat  berjalan  seperti  yang diharapkan.  Ada  tiga  macam  aktivitas  mendasar  untuk  mengevaluasi  strategi,
yaitu:  1  meninjau  ulang  faktor  internal  dan  eksternal  yang  menjadi  dasar strategi, 2 mengukur kinerja, dan 3 mengambil tindakan korektif.
3.1.3 Formulasi Strategi
Tahap  formulasi  strategi  terdiri  dari:  1  pernyataan  visi  dan  misi,  2 analisis  lingkungan  perusahaan,  dan  3  menetapkan  tujuan  jangka  panjang,  4
merumuskan  alternatif  strategi,  dan  5  memilih  strategi  tertentu  yang  akan dilaksanakan.
26
1  Pernyataan Visi dan Misi Setiap  organisasi  memiliki  tujuan  yang  unik  dan  alasan  keberadaan  yang
tercermin  dalam  pernyataan  visi  dan  misi.    Pernyataan  visi  dan  misi  merupakan tahap  pertama  dalam  manajemen  strategis  yang  memberikan  arah  bagi  semua
aktivitas perencanaan.  Pernyataan visi dan misi yang didesain dengan baik adalah penting untuk formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi.
Pernyataan  visi  seharusnya  menjawab  pertanyaan  mendasar,  “Apa  yang ingin kita capai?”.  Visi yang jelas memberikan dasar untuk mengembangkan misi
yang komprehensif.  Sedangkan pernyataan misi adalah deklarasi mengenai alasan keberadaan  sebuah  organisasi  yang  menjawab  pertanyaan  seputar  “Apa  bisnis
kita?”.    Pernyataan  misi  merupakan  pernyataan  jangka  panjang  tentang  tujuan yang  membedakan  suatu  organisasi  dengan  organisasi  serupa.    Pernyataan  misi
yang  jelas  menggambarkan  nilai dan prioritas dari suatu organisasi  yang penting untuk perumusan tujuan dan formulasi strategi yang efektif David, 2006.
2  Analisis Lingkungan Perusahaan a  Penentuan Produk Prospektif dan Segmen Pasar Potensial dengan Metode
Perbandingan Eksponensial MPE Sebelum  melakukan  analisis  terhadap  faktor-faktor  strategis  internal
perusahaan  yang  menjadi  kekuatan  dan  kelemahan  dalam  suatu  perusahaan, dilakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap produk prospektif dan segmen
pasar  yang  potensial  bagi  bisnis  yang  dijalankan  oleh  perusahaan.  Analisis produk  prospektif  yang  akan  dipilih  perusahaan  untuk  dikembangkan  serta
segmen  pasar  yang  potensial  tersebut  dilakukan  agar  strategi  bisnis  yang dihasilkan  pada  tahap  formulasi  strategi  menjadi  lebih  fokus  dan  terarah.
Penentuan  produk  prospektif  dan  segmen  pasar  yang  potensial  dilakukan dengan  menggunakan  MPE.  Marimin  2004  menjelaskan  MPE  merupakan
salah  satu  metode  untuk  menentukan  prioritas  alternatif  keputusan  dengan kriteria jamak. MPE digunakan untuk pengambilan keputusan yang dilakukan
dengan  cara  melakukan  pengkuantitasan  data  kualitatif  yang  didapat  dari pendapat  seseorang  atau  lebih  dalam  skala  tertentu.  Teknik  ini  digunakan
sebagai  pembantu  bagi  individu  pengambil  keputusan  untuk  menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi dengan baik pada tahapan proses.
27
Penggunaan MPE dalam pengambilan keputusan akan menggambarkan urutan prioritas  dengan  skor  yang  besar  karena  merupakan  fungsi  eksponensial
sehingga urutan prioritas alternatif lebih nyata Maning, 1984. MPE  mempunyai  keuntungan  dalam  mengurangi  bias  yang  mungkin
terjadi  dalam  analisis.  Nilai  skor  menggambarkan  urutan  prioritas  menjadi besar  fungsi  eksponensial  dan  mengakibatkan  urutan  prioritas  alternatif
keputusan  lebih  nyata.  Penentuan  tingkat  kepentingan  kriteria  dilakukan dengan  cara  wawancara  dengan  pakar  atau  melalui  kesepakatan  curah
pendapat. Sedangkan penentuan skor alternatif pada kriteria tertentu dilakukan dengan  memberi  nilai setiap alternatif  berdasarkan  nilai kriterianya. Semakin
besar  nilai  alternatif,  semakin  besar  pula  skor  alternatif  tersebut.  Total  skor masing-masing alternatif keputusan akan berbeda secara nyata karena adanya
fungsi eksponensial. b  Analisis Faktor-Faktor Strategis Internal Perusahaan
Analisis  faktor-faktor  strategis  internal  merupakan  tahap  pengkajian faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam suatu perusahaan.
Kekuatan  merupakan  suatu  kelebihan  khusus  yang  memberikan  keunggulan komparatif  di  dalam  suatu  industri  yang  berasal  dari  organisasi.  Sedangkan
kelemahan  merupakan keterbatasan dan kekurangan dalam  hal sumber daya, keahlian,  dan  kemampuan  yang  secara  nyata  dapat  menghambat  aktivitas
keragaan organisasi. Analisis  lingkungan  internal  dapat  dilakukan  dengan  pendekatan
fungsional,  yaitu  analisis  yang  didasarkan  pada  fungsi-fungsi  manajemen, produksioperasi,  pemasaran,  keuangan,  penelitian    pengembangan,  dan
sistem  informasi  manajemen.  Faktor-faktor  yang  dapat  diidentifikasi  dalam lingkungan internal perusahaan David 2006, yaitu:
i.  Manajemen,  adalah  proses  perencanaan,  pengorganisasian,  pemimpin,  dan pengendalian  upaya  anggota  organisasi  dan  proses  penggunaan  semua
sumberdaya  organisasi  untuk  tercapainya  tujuan  organisasi  yang  telah ditetapkan.  Menurut  David  2006,  fungsi  manajemen  terdiri  dari  lima
aktivitas  dasar:  perencanaan,  pengorganisasian,  pemberian  motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian.
28
ii.  ProduksiOperasi,  merupakan  semua aktivitas  yang  mengubah  input  menjadi barang  dan  jasa.  Manajemen  produksioperasi  berhubungan  dengan  input,
transformasi,  dan  output  yang  bervariasi  antara  industri  dan  pasar.    Fungsi dasar dari manajemen produksioperasi terdiri dari lima area keputusan, yaitu
proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan kualitas. iii.  Pemasaran,  merupakan proses  mendefinisikan,  mengantisipasi,  menciptakan,
serta  memenuhi  kebutuhan  dan  keinginan  pelanggan  atas  barang  dan  jasa. Ada  tujuh  fungsi  dasar  pemasaran  yaitu  analisis  pelanggan,  penjualan
produkjasa,  perencanaan  produkjasa,  penetapan  harga,  distribusi,  riset pemasaran, dan analisis peluang.
iv.  Keuangan,  kondisi  keuangan  sering  dianggap  ukuran  tunggal  terbaik  dari posisi  bersaing  perusahaan  dan  daya  tarik  keseluruhan  bagi  investor.
Likuidasi,  leverage,  modal  kerja,  profitabilitas,  utilitas  aset,  arus  kas,  dan modal perusahaan dapat menghapuskan beberapa strategi dari alternatif yang
layak.  Faktor keuangan seringkali mengubah strategi dan mengubah rencana implementasi.
v.  Penelitian    Pengembangan,  adalah  operasi  internal  yang  harus  dievaluasi untuk  kekuatan  dan  kelemahan  spesifik.    Perusahaan  yang  menjalankan
strategi  pengembangan  produk  khususnya  harus  memiliki  orientasi  litbang yang  kuat.  Manajemen  yang  efektif  dari  fungsi  litbang  yang  membutuhkan
kerja  sama  strategis  dan  operasional  antara  fungsi  litbang  dan  fungsi  bisnis penting lainnya.
vi.  Sistem Informasi Manajemen, informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi  satu  dan  menyediakan  dasar  untuk  semua  keputusan  manajerial.
Informasi  menunjukan  sumber  utama  dari  kekuatan  atau  kelemahan kompetitif  manajemen.  Kegunaan sistem  informasi  manajemen adalah untuk
memperbaiki  kinerja  suatu  perusahaan  dengan  memperbaiki  kualitas keputusan manajerial. Hal terpenting dari sistem informasi manajemen adalah
database yang berisi berbagai catatan dan data yang penting bagi manajer. 3  Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis  lingkungan  eksternal  diperlukan  untuk  dapat  mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman
29
potensial.    Menurut  David  2006,  kekuatan  eksternal  dapat  dibagi  menjadi  lima kategori besar, yaitu:
i. Kekuatan Ekonomi
Faktor  ekonomi  berdampak  langsung  secara  nyata  pada  berbagai strategi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai
segmen  pasar,  dalam  perencanaan  strategis  setiap  perusahaan  harus mempertimbangkan  kecenderungan  ekonomi  di  segmen-segmen  yang
mempengaruhi industrinya. Dengan demikian variabel ekonomi mencerminkan peluang  dan  ancaman  perusahaan.  Variabel-variabel  ekonomi  tersebut  antara
lain: 1.  Ketersediaan  kredit  secara  umum,  tingkat  penghasilan  yang  dapat
dibelanjakan, serta kecenderungan belanja masyarakat. 2.
Suku bunga primer, laju inflasi, dan tingkat pasar uang. 3.
Defisit  anggaran  pemerintah,  produk  domestik  bruto,  pola  konsumsi, pengangguran, dan tingkat produktivitas pekerja.
4.  Nilai  dolar  di  pasar  dunia,  kecenderungan  pasar  saham,  kondisi  ekonomi luar  negeri,  faktor  eksporimpor,  pergeseran  permintaan  barang  dan  jasa,
perbedaan pendapatan antar negara, dan fluktuasi harga. 5.  Kebijakan fiskal, kebijakan moneter, serta kebijakan organisasi-organisasi
dunia  seperti  Masyarakat  Ekonomi  Eropa,  OPEC,  WTO,  APEC  dan sebagainya.
ii. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Pengaruh  sosial,  budaya,  demografi,  dan  lingkungan  berdampak  besar pada  semua  produk,  jasa,  pasar,  dan  pelanggan.  Faktor  sosial,  budaya,
demografi,  dan  lingkungan  yang  mempengaruhi  suatu  perusahaan  adalah kepercayaan,  nilai,  sikap,  opini,  dan  gaya  hidup  orang-orang  di  lingkungan
eksternal  perusahaan  yang  berkembang  dari    pengaruh  budaya,  ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnik.  Kekuatan sosial, budaya, demografi,
dan  lingkungan    bersifat  dinamik,  dan  selalu  berubah  sebagai  akibat  upaya orang  untuk  memuaskan  keinginan  dan  kebutuhan  mereka  melalui
pengendalian  dan  penyesuaian  diri  terhadap  faktor-faktor  lingkungan.  Secara
30
umum,  setiap  negara  di  dunia  memiliki  sekumpulan  kekuatan  sosial,  budaya, demografi, dan lingkungan yang unik.
iii.  Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum Faktor  politik,  pemerintah,  dan  hukum  dapat  menjadi  peluang  atau
ancaman  utama  untuk  perusahaan  kecil  maupun  besar.    Kendala  politik dikenakan  atas  perusahaan  melalui  keputusan  tentang  perdagangan  yang  adil,
undang-undang  antitrust,  program  perpajakan,  ketentuan  upah  minimum, kebijakan  tentang  polusi  dan  penetapan  harga,  batasan  administratif,  dan
tindakan  yang  dimaksudkan  untuk  melindungi  pekerja,  konsumen  masyarakat umum,  dan  lingkungan.  Karena  undang-undang  dan  peraturan  demikian
biasanya  bersifat  membatasi  sehingga  cenderung  mengurangi  potensi  laba perusahaan.  Tetapi, beberapa tindakan politik dirancang untuk melindungi dan
memberi  manfaat  bagi  perusahaan.  Tindakan  demikian  meliputi  undang- undang paten, subsidi pemerintah, dan hibah dana riset produk.  Meningkatnya
keterkaitan  global  antara  ekonomi,  pasar,  pemerintah,  dan  organisasi mengharuskan  perusahaan  untuk  memikirkan  pengaruh  variabel  politik
terhadap formulasi dan implementasi strategi yang kompetitif. iv.
Kekuatan Teknologi Perubahan  teknologi  dan  penemuan  secara  revolusioner  mempunyai
dampak  yang dramatis terhadap perusahaan.  Untuk  menghindari keusangan dan  mendorong  inovasi,  perusahaan  harus  mewaspadai  perubahan  teknologi
yang  mungkin  mempengaruhi  industrinya.  Adaptasi  teknologi  yang  kreatif dapat  membuka  kemungkinan  terciptanya  produk  baru,  penyempurnaan
produk  yang  sudah  ada,  atau  penyempurnaan  dalam  teknik  produksi  dan pemasaran.
Terobosan  teknologi  dapat  mempunyai  dampak  segera  dan  dramatik atas lingkungan perusahaan. Terobosan ini dapat membuka pasar dan produk
baru  yang  canggih  atau  dapat  juga  mempersingkat  usia  fasilitas  produksi. Semua  perusahaan,  terutama  yang  berada  dalam  industri  yang  belum  stabil,
harus  berusaha  keras  untuk  memahami  baik  kemajuan  teknologi  yang  ada maupun teknologi masa depan yang mungkin mempengaruhi produk dan jasa
mereka.  Peramalan teknologi dapat membantu melindungi dan meningkatkan
31
kemampulabaan perusahaan yang berada dalam industri yang sedang tumbuh. Peramalan ini menyadarkan para manajer akan adanya tantangan dan peluang
yang menjanjikan.
v.  Kekuatan Kompetitif Mengumpulkan  dan  mengevaluasi  informasi  tentang  pesaing
merupakan  hal  yang  penting  untuk  keberhasilan  formulasi  strategi. Dalam
industri  manapun,  aturan  persaingan  tercakup  dalam  lima  kekuatan persaingan  Porter,  1995.  Analisis  kompetitif  dalam  Model  Lima  Kekuatan
Porter dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Model Lima Kekuatan Porter
Sumber : Porter 1995
Kekuatan-kekuatan  yang  mempengaruhi  persaingan  industri  dan penentu struktural intensitas persaingan terdiri dari Porter, 1995 :
1.  Ancaman Pendatang Baru Masuknya  perusahaan  pendatang  baru  akan  menimbulkan  sejumlah
implikasi  bagi perusahaan  yang sudah ada,  misalnya terjadinya perebutan pangsa  pasar  dan  sumberdaya  produksi  yang  terbatas.  Faktor-faktor  yang
akan  menjadi  barrier  to  entry  bagi  perusahaan-perusahaan  tersebut  yaitu
Pendatang
Persaingan Industri
Persaingan antar perusahaan sejenis
Produk Pengganti Pembeli
Pemasok
Ancaman masuknya
pendatang baru Kekuatan tawar-
menawar pemasok
Kekuatan tawar- menawar pembeli
Ancaman produkjasa
pengganti
32
skala ekonomis, terbatasnya diferensiasi produk, keunggulan  biaya dalam lingkungan  industri,  biaya  peralihan  pemasok  yang  tinggi,  kebutuhan
modal yang tinggi dan akses ke saluran distribusi cukup sulit. 2.  Persaingan sesama perusahaan dalam industri
Persaingan  dalam  industri  akan  mempengaruhi  kebijakan  dan  kinerja perusahaan. Tinggi rendahnya persaingan diantara perusahaan dalam suatu
industri  ditentukan  oleh  jumlah  pesaing  yang  banyak,  pertumbuhan industri  lambat,  biaya  tetap  yang  tinggi,  ketiadaan  diferensiasi,
penambahan kapasitas dalam jumlah besar dan pesaing yang beragam. 3.  Tekanan dari Produk Pengganti
Adanya  produk  pengganti  membatasi  industri  untuk  memperoleh  laba potensial.  Perusahaan-perusahaan  yang  berada  dalam  suatu  industri
tertentu  akan  bersaing  pula  dengan  produk  pengganti.  Walaupun karakteristiknya  berbeda,  barang substitusi dapat memberikan  fungsi  atau
jasa  yang  sama.  Produk  pengganti  akan  menjadi  ancaman  bagi  produk suatu  industri  ketika  harga  dari  produk  pengganti  lebih  murah,  biaya
peralihan  kepada  produk  pengganti  rendah  dan  kecenderungan  pembeli terhadap produk pengganti.
4.  Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli  dapat  mempengaruhi  perusahaan  untuk  menurunkan  harga
produk, meningkatkan mutu dan servis serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya.  Kekuatan  ini  dipengaruhi  oleh  keterlibatan  pembeli,
volume  pembelian,  adanya  produk  pengganti,  biaya  peralihan  cukup rendah,  lokasi  penjualan  yang  mudah  dijangkau,  informasi  pembeli,
kemampuan  melakukan  integrasi  balik,  harga  pembelian,  diferensiasi produk,  identitas  merek,  dampak  atas  kualitas,  laba  pembeli  dan  insentif
pengambil keputusan. 5.  Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok  dapat  mempengaruhi  industri  lewat  kemampuannya  dalam menaikkan  harga  atau  mengurangi  kualitas  produk  atau  servis.  Kekuatan
ini  ditentukan  oleh  penguasaan  terhadap  diferensiasi  bahan  pasokan,
33
konsentrasi  pemasok,  kepentingan  pelanggan  lebih  tinggi,  dan  volume penjualan dikuasai pemasok.
3  Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Sifat dari tujuan jangka panjang harus terukur, realistis, dapat dimengerti,
menantang, hierarkis, dapat dicapai, dan selaras antar-unit organisasi. Tujuan yang ditetapkan secara  jelas  menawarkan  banyak keuntungan, antara  lain  memberikan
arahan,  memungkinkan sinergi,  membantu dalam  evaluasi,  menetapkan prioritas, menurunkan  ketidakpastian,  meminimalkan  konflik,  menciptakan  energi,  dan
membantu dalam alokasi sumberdaya dan desain pekerjaan. Tujuan  jangka  panjang  menunjukkan  hasil  yang  diharapkan  dengan
menjalankan  strategi  tertentu.  Suatu  strategi  dapat  mempresentasikan  tindakan yang  akan  diambil  untuk  mencapai  tujuan  jangka  panjang.  Jangka  waktu  yang
ditetapkan untuk suatu tujuan harus konsisten, antara dua sampai lima tahun. Tipe strategi yang dapat dijalankan perusahaan yaitu:
a  Strategi Integrasi Strategi  ini  menghendaki  agar  perusahaan  melakukan  pengawasan
yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan para peternak lainnya, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. Strategi ini dibagi
menjadi tiga strategi utama yang dijelaskan di bawah ini : i.
Strategi  integrasi  ke  depan,  adalah  strategi  yang  melibatkan  akuisisi kepemilikan  atau  meningkatkan  kontrol  atas  distributor  atau  pengecer.
Strategi  ini  dilakukan  apabila  perusahaan  mendapatkan  banyak  masalah dengan pendistribusian produk mereka.
ii. Strategi  integrasi  ke  belakang,  adalah  strategi  untuk  mencoba  mencari
kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok. Strategi ini sangat tepat digunakan ketika perusahaan pemasok saat ini tidak dapat
diandalkan,  terlalu  mahal,  atau  tidak  dapat  memenuhi  kebutuhan perusahaan.
iii. Strategi  integrasi  horisontal,  adalah  strategi  mencoba  memiliki  atau
meningkatkan  kendali  perusahaan  pesaing.  Strategi  ini  bertujuan meningkatkan pengawasan terhadap para pesaing.
34
b Strategi Intensif Strategi
ini memerlukan
usaha-usaha yang
intensif untuk
meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. Strategi ini dibagi menjadi tiga strategi utama, yaitu :
i. Strategi  penetrasi  pasar,  yaitu  berusaha  meningkatkan  pangsa  pasar
untuk produk atau jasa  yang sudah ada di pasar melalui usaha pemasaran yang  gencar.    Strategi  ini  sering  digunakan  sendiri  atau  dikombinasikan
dengan strategi lainnya. ii.
Strategi  pengembangan  pasar,  yaitu  upaya  memperkenalkan  produk atau jasa yang ada ke wilayah geografis baru.  Strategi ini bertujuan untuk
memperbesar  pangsa  pasar  yang  dilakukan  ketika  perusahaan  memiliki jaringan serta adanya pasar yang belum jenuh.
iii. Strategi  pengembangan  produk,  merupakan  strategi  yang  berupaya
meningkatkan  penjualan  dengan  memperbaiki  atau  memodifikasi  produk atau jasa yang sudah ada.
c  Strategi Diversifikasi Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru. Strategi ini
kurang  begitu  populer,  paling  tidak  ditinjau  dari  sisi  tingginya  tingkatan kesulitan  manajemen  dalam  mengendalikan  aktivitas  perusahaan  yang
berbeda. Strategi diversifikasi dibagi menjadi tiga strategi utama, yaitu : i.
Strategi diversifikasi konsetrik, yaitu menambah produk atau jasa baru, namun  masih  berkaitan.  Biasanya  dilakukan  ketika  organisasi  bersaing
dalam industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat. ii.
Strategi  diversifikasi  konglomerat,  yaitu  menambah  produk  atau  jasa baru yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. Hal ini dilakukan jika
industri  di  sektor  ini  telah  mengalami  kejenuhan,  ada  peluang  untuk memiliki  bisnis  yang  tidak  berkaitan  yang  masih  berkembang  baik,  serta
memiliki  sumberdaya  untuk  memasuki  industri  tersebut.  Tujuan  strategi ini  adalah  untuk  menambah  produk  baru  yang  tidak  saling  berhubungan
pada pasar yang berbeda. iii.
Strategi diversifikasi horisontal, yaitu menambah produk atau jasa baru, tidak  berkaitan untuk pelanggan saat  ini. Tujuan strategi  ini adalah untuk
35
menambah  produk  baru  yang  tidak  berhubungan  dengan  tujuan memuaskan pelanggan yang sama.
d Strategi Defensif Strategi  ini  bermaksud  agar  perusahaan  melakukan  tindakan-tindakan
penyelamatan  agar  terlepas  dari  kerugian  besar,  yang  pada  akhirnya mengalami  kebangkrutan.    Strategi  ini  dapat  dibagi  menjadi  tiga  strategi
utama, antara lain: i.
Strategi  retrenchment,  yaitu  melalui  penghematan  biaya  dan  aset perusahaan untuk mendongkrak penjualan dan laba menurun.
ii. Strategi  divestasi,  yaitu  menjual  suatu  divisi  atau  bagian  dari
perusahaan.    Divestasi  sering  digunakan  untuk  meningkatkan  modal  yang selanjutnya akan digunakan untuk akuisisi atau investasi strategi lebih lanjut.
iii. Strategi  likuidasi,  yaitu  menjual  semua  aset  sebuah  perusahaan  secara
bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Hal ini dilakukan apabila perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya.
4  Merumuskan Alternatif Strategi a  Tahap Pengumpulan Data Input Stage
Tahap  pengumpulan  data terdiri  dari  pengidentifikasian  faktor  internal dan  eksternal  yang  menentukan  keberhasilan  suatu  usaha,  kemudian  faktor-
faktor  tersebut  diplotkan  pada  matriks  Internal  Factor  Evaluation  IFE  dan External Factor Evaluation EFE.
Menurut  David  2006,  matriks  IFE  Internal  Factor  Evaluation meliputi hasil analisis faktor-faktor lingkungan internal organisasi yang terkait
kekuatan  dan  kelemahan  organisasi  sehingga  dapat  menjadi  petunjuk  dasar dalam  menentukan  posisi  perusahaan.  Matriks  IFE  merupakan  alat  formulasi
strategi  untuk  meringkas  dan  mengevaluasi  kekuatan  dan  kelemahan  utama dalam  area  fungsional  bisnis  dan  memberikan  dasar  untuk  mengidentifikasi
dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut David 2006.  Data dan informasi  aspek  internal  perusahaan  dapat  digali  dari  beberapa  fungsional
perusahaan,  misalnya  dari  aspek  manajemen,  keuangan,  pemasaran,  sistem informasi, produksi operasi, serta penelitian dan pengembangan.
36
Matriks  EFE  digunakan  untuk  mengevaluasi  faktor-faktor  eksternal perusahaan.    Data  yang  dikumpulkan  untuk  menganalisis  hal-hal  menyangkut
persoalan  ekonomi,  politik  dan  pemerintahan,  sosial  budaya,  teknologi, lingkungan, demografi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada,
serta data eksternal relevan  lainnya  yang  berpengaruh  langsung  maupun tidak langsung terhadap perusahaan.
b  Tahap Pencocokan Matching Stage i.  Matriks IE
Matriks  IE  Internal-External  merupakan  pemetaan  hasil  matriks IFE  dan  EFE  dari  tahap  input  yang  menempatkan  perusahaan  pada  salah
satu kondisi di dalam sembilan sel.  Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama  yang  memiliki  implikasi strategi  yang berbeda-beda David
2006, yaitu : 1.  Daerah  tumbuh  dan  berkembang  grow  and  build,  strategi-strategi  yang
cocok untuk perusahaan yang berada dalam sel ini adalah strategi intensif penetrasi  pasar,  pengembangan  pasar,  dan  pengembangan  produk  atau
strategi  terintegrasi  integrasi  ke  belakang,  integrasi  ke  depan,  dan integrasi horizontal.
2.  Daerah  jaga  dan  pertahankan  hold  and  maintain,  strategi-strategi  yang umum  dipakai  dalam  sel  ini  adalah  penetrasi  pasar  dan  pengembangan
produk. 3.  Daerah  panen  atau  divestasi  harvest  and  divestiture,  strategi-strategi
yang  sesuai  untuk  kondisi  dalam  sel  ini  adalah  strategi  divestasi, diversifikasi konglomerat, dan likuiditas.
Matriks  IE  hanya  menghasilkan  gambaran  strategi  secara  umum yang  dapat  dilakukan  tanpa  mengaitkan  dengan  kekuatan  dan  kelemahan
perusahaan  serta  peluang  dan  ancaman  yang  dihadapi  perusahaan.  Agar diperoleh  strategi  yang  lebih  spesifik  dengan  melihat  faktor  kekuatan,
kelemahan,  peluang  dan  ancaman,  maka  digunakan  matriks  SWOT sehingga  grand  strategy  yang  dihasilkan  matriks  IE  dapat  disesuaikan
dengan  kondisi  internal  dan  eksternal  perusahaan  saat  ini.  SWOT  dapat melengkapi  matriks  IE  karena  berisi  strategi  yang  lebih  spesifikkonkret
37
yang  dapat  dilakukan  oleh  perusahaan,  dimana  strategi  yang  akan diperoleh  melalui  matriks  SWOT  dirumuskan  berdasarkan  pada
pengembangan dari matriks IE. ii.  Matriks SWOT
David  2006  mendefinisikan  faktor  strategis  adalah  faktor kompetitif  yang  sangat  mempengaruhi  kemampuan  organisasi  untuk
memperbaiki  posisi  dan  membedakannya  dengan  para  pesaing.  Pihak manajemen  organisasi  dapat  membuat  rumusan  strategi  berdasarkan
faktor-faktor  strategis  tersebut,  salah  satunya  menggunakan  analisis SWOT. SWOT  merupakan singkatan dari  strengths kekuatan,  weakness
kelemahan,  opportunities  peluang  dan  threats  ancaman.    Matriks SWOT  merupakan  alat  pada  tahap  pencocokan  yang  penting  untuk
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi : SO, WO, ST dan WT.    Analisis  SWOT  perlu  dilakukan  untuk  dapat  memaksimalkan
kekuatan dan memanfaatkan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
c  Tahap Pengambilan Keputusan Decision Stage Penggunaan  QSPM  dilakukan  pada  tahap  keputusan  untuk
mengevaluasi  alternatif  strategi  secara  obyektif  berdasarkan  faktor keberhasilan  kunci  internal  dan  eksternal  yang  telah  diidentifikasi
sebelumnya.  Secara  konseptual,  tujuan  QSPM  adalah  menetapkan kemenarikan  relatif  dari  strategi-strategi  yang  bervariasi  yang  telah  dipilih,
untuk  menentukan  strategi  mana  yang  dianggap  paling  baik  untuk diimplementasikan.
Keunggulan QSPM adalah set strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau  bersama-sama  dan  tidak  terdapat  batasan  untuk  jumlah  strategi  yang
dapat  dievaluasi.  Keunggulan  lain  dari  QSPM  adalah  membutuhkan penyusunan  strategi  untuk  mengintegrasikan  faktor  internal  dan  eksternal
yang  relevan  ke  dalam  proses  keputusan.  Namun,  QSPM  juga  memiliki keterbatasan  yaitu  selalu  membutuhkan  penilaian  intuitif  dan  asumsi  yang
mendasar.    Peringkat  dan  nilai  daya  tarik  membutuhkan  keputusan  yang
38
penuh pertimbangan dan cenderung subjektif dengan proses yang berdasarkan pada informasi-informasi yang objektif.
5  Memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. 3.2  Kerangka Pemikiran Operasional
Domba termasuk komoditi ternak yang mempunyai peranan penting dalam pemenuhan  kebutuhan  daging.  Menurut  Ditjen  Peternakan  2009,  konsumsi
daging  secara  nasional  mengalami  peningkatan  walau  belum  mampu  diimbangi oleh tingkat produksi daging itu sendiri.  Hal ini mengakibatkan impor daging di
Indonesia terus meningkat.  Untuk mengatasi tingginya impor daging dikarenakan adanya gap antara permintaan dan penawaran ini dapat dipenuhi oleh para pelaku
usaha  peternakan  dalam  negeri  dan  dapat  menjadi  peluang  bagi  mereka  untuk memanfaatkan potensi pasar yang masih tinggi.
Sebagai  salah  satu  peternakan  domba  dengan  kapasitas  terbesar  di Kabupaten  Bogor, TF  memiliki  peluang  yang  cukup  besar  dalam  memanfaatkan
besarnya  potensi  pasar  domba.  Namun,  karena  perencanaan  dan  perumusan strategi bisnis yang dilakukan perusahaan belum efektif mengakibatkan TF belum
mampu memenuhi tingginya permintaan masyarakat dan memanfaatkan besarnya peluang pangsa pasar domba. Hal ini terlihat dari data penjualan domba TF yang
menurun  secara  signifikan  sebesar  20  persen  dari  target  yang  ditetapkan  oleh perusahaan.  Selain  itu,  semakin  banyaknya  peternakan  domba  di  Kabupaten
Bogor yang menjadi pesaing kompetitif serta kurangnya kegiatan mengakibatkan perusahaan harus  mampu  berupaya bekerja pada kondisi  yang efektif dan efisien
ditunjang oleh strategi yang tepat untuk dapat berkompetisi di pasar. Salah  satu  cara  yang  memungkinkan  dilaksanakan  oleh  TF  adalah
menentukan  dan  meningkatkan  produksi  produk  prospektif  yang  terpilih  untuk dikembangkan  yang  akan  menunjukkan  keunggulan  kompetitif  sesuai  kapasitas
perusahaan. Hasil dari kajian ini akan membantu dalam perolehan informasi yang akan  digunakan  sebagai  dasar  perencanaan  strategi  bisnis  domba  di  masa  yang
akan  datang.  Selain  itu,  TF  juga  perlu  menentukan  segmen  pasar  yang  potensial untuk  memasarkan  jenis  domba  prospektif  tersebut.  Segmen-segmen  tujuan
pemasaran perlu diidentifikasi dan diperhatikan perkembangannya, dan hasil dari
39
pemilihan  segmen  pasar  potensial  ini  merupakan  acuan  yang  dapat  digunakan perusahaan untuk menentukan strategi bisnisnya.
Perumusan  strategi  bisnis  yang  dibutuhkan  oleh  perusahaan  dilakukan dengan  menganalisis  faktor-faktor  dominan  yang  mempengaruhi  perencanaan
strategi. Tahapan dalam penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi visi dan  misi  karena  dalam  merumuskan  strategi  diperlukan  arah  dan  tujuan  yang
jelas.  Dengan  mengidentifikasi  visi  dan  misi  perusahaan,  diharapkan  perusahaan dapat  mengetahui  kesenjangan  kondisi  perusahaan  saat  ini  dengan  kondisi
perusahaan yang diharapkan di masa depan. Selain visi dan misi, data yang akan digali adalah jenis domba yang prospektif dan segmen pasar potensial untuk jenis
domba  prospektif  tersebut.  Langkah  selanjutnya  adalah  menganalisis  keadaan lingkungan  internal dan eksternal perusahaan  yang nantinya akan ditentukan dan
diformulasikan strategi bisnisnya. Alat-alat  analisis  yang  digunakan  adalah  MPE  untuk  menentukan  produk
prospektif  dan  segmen  pasar  potensial,  matriks  IFE  untuk  mengevaluasi  faktor internal  TF  dengan  memperhatikan  kekuatan  dan  kelemahan  dari  perusahaan,
serta  matriks  EFE  untuk  mengevaluasi  faktor-faktor  eksternal  perusahaan  yang meliputi  peluang  dan  ancaman  perusahaan.  Strategi  bisnis  tingkat  korporat
diperoleh  dengan  menggunakan  matriks  IE  yang  merupakan  penggabungan parameter  kekuatan  internal  dan  pengaruh  eksternal  yang  dihadapi  perusahaan
untuk  mengetahui  posisi  perusahaan  pada  lingkungan  industrinya.  Selanjutnya untuk  mendapatkan  beberapa  alternatif  strategi  bisnis  yang  lebih  spesifik  dan
konkret  sesuai  kekuatan  dan  kelemahan  internal  perusahaan  serta  peluang  dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan, digunakan matriks SWOT. Langkah
selanjutnya  yang  sekaligus  merupakan  langkah  terakhir  adalah  perolehan  dari matriks IFE dan EFE, serta alternatif strategi dari SWOT diperhitungkan ke dalam
QSPM untuk mendapatkan strategi prioritas objektif yang terbaik dan tepat. Secara  ringkas,  keseluruhan  tahap  ini  dalam  kerangka  pemikiran
operasional dapat dilihat pada Gambar 4.
40
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
Keterangan:  ---------------  = ruang lingkup penelitian
Identifikasi Visi dan Misi
Analisis Lingkungan Internal
Matriks IE dan Analisis SWOT
Alternatif Strategi Identifikasi
QSPM Prioritas Strategi
Perlu dirumuskan strategi bisnis yang tepat untuk dilakukan oleh peternakan domba TF
Peternakan Domba Tawakkal Farm
Perencanaan usaha belum baik, penurunan penjualan domba, serta tingginya tingkat persaingan
Analisis Lingkungan Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Analisis Produk Prospektif dan Segmen
Pasar Potensial MPE
41
IV.  METODE PENELITIAN 4.1  Lokasi dan Waktu Penelitian