Manajemen Peternakan TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha ternak Domba

16 lebih dari enam bulan. Umumnya pencukuran dilakukan dua kali dalam setahun. c Memotong kuku. Kuku akan memanjang dan dapat berakibat kurang baik seperti mengganggu saat berjalan, mengganggu saat mengawini betina untuk pejantan, kuku yang patah dapat mengakibatkan luka dan mudah terinfeksi karena selalu menginjak kotoran, dan mudah terjangkit penyakit. Oleh karena itu, pemotongan kuku ini dilakukan setiap 3-6 bulan sekali. 5 Pengendalian Penyakit Ternak Dalam usaha peternakan domba, kesehatan merupakan hal yang sangat penting karena berhubungan dengan produksi Mulyono, 2003. Tindakan pertama yang dianjurkan pada usaha pemeliharaan domba adalah melakukan pencegahan terjadinya penyakit. Adapun penyakit yang menyerang domba dapat disebabkan beberapa faktor seperti penyakit parasit, penyakit bakterial, dan faktor penyebab lainnya.

2.2 Manajemen Peternakan

Istilah “peternakan”dan “ternak” mengandung makna tertentu yang bersifat timbal balik antara dua sistem Rasyaf, 1999. Kegiatan mengelola ternak disebut peternakan. Peternakan merupakan suatu kegiatan usaha yang menerapkan prinsip-prinsip manajemen pada aspek teknis beternak yang selaras berlandaskan ilmu peternakan yang benar agar tujuan usaha dapat tercapai. Manajemen peternakan tidak dapat dipisahkan dengan peternakan. Sehingga bila prinsip- prinsip peternakan tidak diterapkan, kegiatan itu bukanlah peternakan yang komersial. Rasyaf 1999 membagi kegiatan peternakan menjadi tiga proses yaitu kegiatan awal produksi, kegiatan produksi, dan kegiatan pascaproduksi. 1 Kegiatan awal produksi Dalam kegiatan awal produksi, setiap peternakan membutuhkan tanah sebagai lokasi bernaungnya ternak. Menurut Gumbira dan Intan 2001, perusahaan peternakan yang dikelola dengan modal investasi yang cukup besar, maka pemilihan lokasi akan berpengaruh besar terhadap keberhasilan dan kesinambungan usaha. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi adalah ketersediaan tenaga kerja, sarana dan prasarana fisik penunjang, lokasi pemasaran, serta insentif wilayah. Bila ditinjau dari pengelolaan hasil 17 peternakan, maka yang sangat menentukan adalah lokasi. Walaupun demikian, faktor bibit, pemeliharaan, dan makanan tidak dapat dikesampingkan. 2 Kegiatan Produksi Gumbira dan Intan 2001 menyatakan bahwa kegiatan produksi merupakan proses transformasi masukan menjadi suatu keluaran. Proses produksi dalam usaha peternakan menjadi suatu kegiatan yang sangat menentukan keberhasilan usaha dengan penyerapan biaya yang paling besar. Untuk itu, kegiatan produksi harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Untuk memberikan hasil yang baik sesuai selera konsumen, semua aspek teknis produksi harus dipadukan dengan sumberdaya produksi agar target dapat tercapai. Dalam hal ini, peternak perlu mengatur segala sumber daya yang digunakan agar aktivitas internal sesuai rencana semula sehingga aktivitas eksternal dapat dilakukan Rasyaf, 1999. 3 Kegiatan Pascaproduksi Kegiatan pascaproduksi dimulai sejak hasil produksi dikeluarkan dari tubuh ternak atau sejak ternak siap dijual. Tujuan pascaproduksi adalah mengelola hasil produksi agar diperoleh kualitas terbaik. Aktivitas pascaproduksi melibatkan manusia dan sasaran usaha. Oleh karena itu, dalam kegiatan ini terlibat manajemen dan pengetahuan tentang pemasaran hasil produksi ternak Rasyaf, 1999. 2.3 Penelitian Terdahulu 2.3.1 Penelitian Tentang Domba