16
lebih  dari  enam  bulan.  Umumnya  pencukuran  dilakukan  dua  kali  dalam setahun.
c  Memotong  kuku.  Kuku  akan  memanjang  dan  dapat  berakibat  kurang  baik seperti  mengganggu  saat  berjalan,  mengganggu  saat  mengawini  betina  untuk
pejantan,  kuku  yang  patah  dapat  mengakibatkan  luka  dan  mudah  terinfeksi karena  selalu  menginjak kotoran, dan  mudah terjangkit penyakit. Oleh karena
itu, pemotongan kuku ini dilakukan setiap 3-6 bulan sekali.
5  Pengendalian Penyakit Ternak Dalam  usaha  peternakan  domba,  kesehatan  merupakan  hal  yang  sangat
penting  karena  berhubungan  dengan  produksi  Mulyono,  2003.  Tindakan pertama  yang  dianjurkan  pada  usaha  pemeliharaan  domba  adalah  melakukan
pencegahan terjadinya penyakit.  Adapun penyakit  yang  menyerang domba dapat disebabkan beberapa faktor seperti penyakit parasit, penyakit bakterial, dan faktor
penyebab lainnya.
2.2  Manajemen Peternakan
Istilah  “peternakan”dan  “ternak”  mengandung  makna  tertentu  yang bersifat timbal balik antara dua sistem Rasyaf, 1999. Kegiatan mengelola ternak
disebut peternakan. Peternakan merupakan suatu kegiatan usaha yang menerapkan prinsip-prinsip  manajemen pada aspek teknis  beternak  yang selaras  berlandaskan
ilmu  peternakan  yang  benar  agar  tujuan  usaha  dapat  tercapai.  Manajemen peternakan  tidak  dapat  dipisahkan  dengan  peternakan.  Sehingga  bila  prinsip-
prinsip  peternakan  tidak  diterapkan,  kegiatan  itu  bukanlah  peternakan  yang komersial. Rasyaf 1999 membagi kegiatan peternakan menjadi tiga proses yaitu
kegiatan awal produksi, kegiatan produksi, dan kegiatan pascaproduksi. 1  Kegiatan awal produksi
Dalam  kegiatan  awal  produksi,  setiap  peternakan  membutuhkan  tanah sebagai  lokasi  bernaungnya  ternak.  Menurut  Gumbira  dan  Intan  2001,
perusahaan  peternakan  yang  dikelola  dengan  modal  investasi  yang  cukup  besar, maka  pemilihan  lokasi  akan  berpengaruh  besar  terhadap  keberhasilan  dan
kesinambungan  usaha.  Hal-hal  yang  menjadi  pertimbangan  dalam  pemilihan lokasi  adalah  ketersediaan  tenaga  kerja,  sarana  dan  prasarana  fisik  penunjang,
lokasi  pemasaran,  serta  insentif  wilayah.  Bila  ditinjau  dari  pengelolaan  hasil
17
peternakan,  maka  yang  sangat  menentukan  adalah  lokasi.  Walaupun  demikian, faktor bibit, pemeliharaan, dan makanan tidak dapat dikesampingkan.
2  Kegiatan Produksi Gumbira  dan  Intan  2001  menyatakan  bahwa  kegiatan  produksi
merupakan proses transformasi masukan menjadi suatu keluaran.  Proses produksi dalam  usaha  peternakan  menjadi  suatu  kegiatan  yang  sangat  menentukan
keberhasilan  usaha  dengan  penyerapan  biaya  yang  paling  besar.  Untuk  itu, kegiatan  produksi  harus  dilakukan  secara  efektif  dan  efisien  untuk  mencapai
produktivitas  yang  tinggi.  Untuk  memberikan  hasil  yang  baik  sesuai  selera konsumen,  semua  aspek  teknis  produksi  harus  dipadukan  dengan  sumberdaya
produksi agar target dapat tercapai.  Dalam hal ini, peternak perlu mengatur segala sumber  daya  yang  digunakan  agar  aktivitas  internal  sesuai  rencana  semula
sehingga aktivitas eksternal dapat dilakukan Rasyaf, 1999. 3  Kegiatan Pascaproduksi
Kegiatan  pascaproduksi  dimulai  sejak  hasil  produksi  dikeluarkan  dari tubuh  ternak  atau  sejak  ternak  siap  dijual.    Tujuan  pascaproduksi  adalah
mengelola hasil produksi agar diperoleh kualitas terbaik. Aktivitas pascaproduksi melibatkan  manusia  dan  sasaran  usaha.    Oleh  karena  itu,  dalam  kegiatan  ini
terlibat  manajemen  dan  pengetahuan  tentang  pemasaran  hasil  produksi  ternak Rasyaf, 1999.
2.3  Penelitian Terdahulu 2.3.1  Penelitian Tentang Domba