Luas Wilayah dan Administrasi
digunakan oleh petani tambak dalam persiapan lahan tidak menentu jumlahnya, tergantung luas lahan yang akan digarap.
Selanjutnya setelah proses pengeringan tambak selesai maka dilakukan pemupukan dan pemberian obat pada lahan. Tujuan pemupukan adalah untuk
merangsang pertumbuhan pakan alami, sedangkan tujuan pemberian obat adalah untuk mematikan hewan sisa-sisa panen seperti hama pemangsa yaitu kadal dan
ikan liar, dan hama pesaing seperti kepiting dan siput agar tidak menganggu pada saat proses pemeliharaan ikan bandeng dilakukan. Pupuk yang digunakan petani
tambak Desa Tanjung Pasir dalam merangsang pertumbuhan pakan alami adalah pupuk jenis mesh, sedangkan obat yang digunakan adalah obat dengan jenis
saponin. Selain penggunaan pakan alami sebagai pakan ikan bandeng, petani tambak juga menggunakan pakan pabrik yaitu pelet untuk membantu proses
pertumbuhan bibit ikan bandeng. Diperlukan pakan buatan pabrik untuk mempercepat pertumbuhan bandeng dengan standar nutrisi yang dibutuhkan
untuk tumbuh optimal dengan kadar protein minimal 25 - 28 . Makanan untuk ikan bandeng mulai usia diatas 9 minggu yang memenuhi syarat adalah bentuk
crumbles dan pelet Murtidjo, 2002. Bahan pakan yang baik adalah bahan pakan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta tidak
mengandung racun yang dapat membahayakan bagi yang mengkonsumsinya Darmono, 1993.
Benih ikan bandeng dikenal dengan nama nener. Namun petani tambak Desa Tanjung Pasir tidak menggunakan nener dalam proses pembesaran ikan
bandeng. Petani tambak menggunakan bibit ikan bandeng yang sudah memiliki berat 20-25 gram dengan ukuran 6-7 cm dan 11-12 cm atau sering disebut
gelondongan. Penebaran bibit ikan bandeng rata-rata di Desa Tanjung pasir adalah 5.300 ekorhektarmusim panen atau setara dengan 132 kg. Penebaran
bibit ikan bandeng tergantung pada modal yang dimiliki petani tambak. Penebaran bibit ikan bandeng dilakukan setelah proses pengeringan dan pengairan lahan
dilakukan. Proses pemanenan pada usaha budidaya ikan bandeng di Desa Tanjung
Pasir dilakukan selama dua kali dalam satu tahun, dengan rata-rata hasil panen 1.115,24 kghektarmusim panen. Proses pemanenan dilakukan pada saat pagi
hari tepat saat ikan bandeng dalam keadaan lapar, karena apabila ikan dipanen pada keadaan setelah diberi pakan maka hasil panen ikan bandeng akan lebih
cepat membusuk. Proses pemanenan pada usaha budidaya ikan bandeng membutuhkan
tenaga bantuan panen dan juga alat panen yang sudah disediakan oleh tenaga kerja panen. Jumlah tenaga kerja panen biasanya disesuaikan dengan jumlah ikan
bandeng yang akan dipanen, biasanya untuk satu hektar lahan tambak digunakan 3 tenaga kerja panen. Tenaga kerja panen ini merupakan tenaga kerja borongan
bukan tenaga kerja harian. Gaji tenaga kerja panen disesuaikan dengan jumlah hasil panen, untuk 1 kg ikan bandeng maka tenaga kerja panen mendapatkan upah
sebesar Rp.1.000. Setelah proses panen maka kegiatan budidaya dilanjutkan pada proses pemasaran. Hasil panen ikan bandeng yang ada di Desa Tanjung Pasir
dipasarkan ke tempat pelelangan ikan yang berada di Kecamatan Pakuhaji, jarak antara tambak ikan bandeng yang ada di Tanjung Pasir dengan tempat pelelangan
ikan cukup jauh sehingga dibutuhkan sarana transportasi untuk menuju tempat tersebut. Petani tambak menggunakan jasa pengangkutan seperti ojek dan juga
mobil pengangkut panen yang ada di tempat penyewaan pengangkutan panen. Biasanya petani tambak menggunakan alat angkutan sesuai dengan jumlah panen
yang mereka dapat, untuk pengangkutan menggunakan motor petani tambak harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.50.000 untuk satu kali angkut sedangkan apabila
menggunakan mobil, petani tambak mengeluarkan biaya sebesar Rp.250.000 untuk satu kali angkut. Kapasitas pengangkutan dengan menggunakan motor
adalah 150 kg untuk satu kali angkut dan dengan menggunakan mobil adalah 500 kg untuk satu kali angkut.