Sumberdaya Ikan Bandeng Optimalisasi Usaha Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten

memiliki karakteristik yang diinginkan sebagai ukuran goodness of fit Juanda, 2009. Uji F-hitung digunakan untuk menguji model secara keseluruhan atau menguji apakah model sudah mampu menjelaskan keragaman Y, dengan kata lain apakah variabel independen secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel dependennya Juanda, 2009. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai kritis F-tabel dengn nilai F-hitung yang terdapat pada hasil analisis. Uji t-hitung dilakukan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen X dan variabel dependen Y. Hipotesis yang digunakan untuk melihat perubahan X yang mengakibatkan perubahan Y sebesar k satuan adalah H : β 0 dan H 1 : β 0. Sama seperti uji F-hitung, pada uji t-hitung membandingkan antara nilai kritis t-tabel dengan nilai t-hitung yang terdapat pada hasil analisis. Kriteria penarikan kesimpulan dalam uji ini adalah jika ǀt hit t α2 , db=n- kǀ atau nilai-p dari output komputer lebih kecil dari α maka hipotesis nol ditolak.

2.7 Uji Kriteria Ekonometrika

Pengujian dengan menggunakan kriteria ekonometrika dilakukan untuk mengetahui pelanggaran asumsi Gauss Markov yang digunakan dalam metode OLS Juanda, 2009. Hal-hal yang dilihat dalam kriteria ekonometrika antara lain adalah multikolinearitas, normalitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. a. Uji Multikolinieritas Multicolinearity Model yang melibatkan banyak variabel bebas sering terjadi masalah multikolinearitas, yaitu terjadinya korelasi yang kuat antar variabel-variabel bebas. Multikolinearitas terjadi akibat adanya korelasi yang tinggi di antara peubah bebasnya. Nilai VIF yang lebih besar dari 10 menunjukkan adanya masalah kolinearitas pada peubah tersebut. Multikolinearitas dapat menyebabkan adanya pelanggaran terhadap asumsi OLS adalah exact multicolinearity multikolinearitas sempurna. Jika dalam suatu model terdapat multikolinearitas yang sempurna maka akan diperoleh nilai R 2 adjusted yang tinggi tetapi tidak ada koefisien variabel bebas yang signifikan. b. Normalitas Salah satu cara mengecek normalitas adalah dengan probabilitas normal. Melalui probability plot of RESI 1 ini masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan distribusi normal. Normalitas terpenuhi apabila titik-titik data terkumpul disekitar garis lurus, selanjutnya dilakukan analisis dengan Kolmogorov Smirnov KS. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan melihat plot antara residu dengan prediksinya. Jika bentuk tebaran plot tersebut menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan gangguan pada fungsi regresi yang berupa korelasi diantara faktor gangguan. Ada beberapa prosedur atau cara untuk mengetahui adanya autokorelasi pada suatu model regresi. Uji Durbin-Watson Uji D-W merupakan salah satu cara mendeteksi apakah tidak ada autokorelasi yang paling sering digunakan. Uji ini dapat digunakan untuk sembarang sampel, baik besar ataupun kecil, tetapi D-W hanya berhasil baik apabila autokorelasinya berbentuk autokorelasi linier orde pertama, artinya faktor pengganggu et berpengaruh kepada faktor pengganggu et-1 Firdaus, 2004. Autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut : Tabel 4 Uji Autokorelasi D-W Kesimpulan 4-d L DW 4 Ada autokorelasi negatif 4-d U DW 4-d L Coba uji yang lain d U DW 4-d U Tidak ada autokorelasi d L DW d U Coba uji yang lain 0 DW d L Ada autokorelasi positif Sumber: Juanda, 2009 Tabel Durbin-Watson