Karakteristik Unit Usaha Terkait
Kondisi optimal dapat dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18, diperoleh rata-rata bibit aktual sebesar 124,865 kgha, penggunaan bibit belum
optimal sehingga perlu ditingkatkan menjadi 519,699 kgha per musim tanam. Jumlah rata-rata pakan yang digunakan pada kondisi aktual sebesar 1.002,199
kgha, penggunaan pakan belum optimal sehingga ditingkatkan menjadi 1.157,632 kgha per musim tanam. Rata-rata penggunaan pupuk yang digunakan adalah
77,008 kgha per musim tanam. Penggunaan pupuk belum optimal sehingga ditingkatkan menjadi 234,801 kgha per musim tanam. Jumlah rata-rata TK
pemeliharaan yang digunakan adalah 31,124 HOK per musim tanam. Penggunaan TK belum optimal sehingga ditingkatkan menjadi 93,491 HOK.
Rata- rata luas lahan adalah 4,5 ha, penggunaan luas lahan belum optimal. Berdasarkan perhitungan maka luas lahan optimal adalah 3,3 ha.
Tabel 18 Perbandingan kondisi input optimal dan aktual dengan menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas
Variabel Koefisien
Optimal Aktual
Output kg -
2.525,326 1.115,249
Bibit kg 0,487
519,699 124,865
Pakan kg 0,279
1.157,632 1.002,199
Pupuk kg 0,031
234,801 77,008
TK.Pemeliharaan HOK
0,144 93,491
31,124 Luas ha
0,104 1,200
4,500
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Keuntungan merupakan selisih dari total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Penerimaan total diperoleh dari hasil perkalian jumlah output
yang dihasilkan dengan harga per satuan output tersebut. Biaya total dihasilkan dari penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.
Perbandingan antara keuntungan pada kondisi optimal dengan kondisi aktual ditunjukkan pada Tabel 19.
Tabel 19 .
Perbandingan keuntungan pada kondisi optimal dengan aktual budidaya ikan bandeng per musim panen
Kondisi Komponen
Aktual Optimal
Perubahan
Biaya Total Rp 15.493.578
24.972.383 9.478.805
Penerimaan Total Rp 19.516.800
44.193.205 24.676.405
Keuntungan Rp 4.023.222
19.220.822 15.197.600
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Berdasarkan Tabel 19, diperoleh total penerimaan pada kondisi aktual sebesar Rp.19.516.800 dan biaya total sebesar Rp. 15.493.578, sehingga diperoleh
keuntungan pada kondisi aktual sebesar Rp. 4.023.222. Penerimaan total pada kondisi optimal sebesar Rp. 44.193.205 dan biaya total sebesar Rp.24.972.383,
sehingga diperoleh keuntungan pada kondisi optimal sebesar Rp.19.220.822. Keuntungan pada kondisi optimal jauh lebih besar dibandingkan dengan
keuntungan pada kondisi aktual, ceteris paribus. Hal ini dikarenakan pada saat kondisi optimal diperoleh produksi dengan jumlah yang lebih besar sehingga
petani tambak disarankan untuk berproduksi pada kondisi optimal. Hasil perhitungan secara lengkap disajikan pada Lampiran 3-7.