hari tepat saat ikan bandeng dalam keadaan lapar, karena apabila ikan dipanen pada keadaan setelah diberi pakan maka hasil panen ikan bandeng akan lebih
cepat membusuk. Proses pemanenan pada usaha budidaya ikan bandeng membutuhkan
tenaga bantuan panen dan juga alat panen yang sudah disediakan oleh tenaga kerja panen. Jumlah tenaga kerja panen biasanya disesuaikan dengan jumlah ikan
bandeng yang akan dipanen, biasanya untuk satu hektar lahan tambak digunakan 3 tenaga kerja panen. Tenaga kerja panen ini merupakan tenaga kerja borongan
bukan tenaga kerja harian. Gaji tenaga kerja panen disesuaikan dengan jumlah hasil panen, untuk 1 kg ikan bandeng maka tenaga kerja panen mendapatkan upah
sebesar Rp.1.000. Setelah proses panen maka kegiatan budidaya dilanjutkan pada proses pemasaran. Hasil panen ikan bandeng yang ada di Desa Tanjung Pasir
dipasarkan ke tempat pelelangan ikan yang berada di Kecamatan Pakuhaji, jarak antara tambak ikan bandeng yang ada di Tanjung Pasir dengan tempat pelelangan
ikan cukup jauh sehingga dibutuhkan sarana transportasi untuk menuju tempat tersebut. Petani tambak menggunakan jasa pengangkutan seperti ojek dan juga
mobil pengangkut panen yang ada di tempat penyewaan pengangkutan panen. Biasanya petani tambak menggunakan alat angkutan sesuai dengan jumlah panen
yang mereka dapat, untuk pengangkutan menggunakan motor petani tambak harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.50.000 untuk satu kali angkut sedangkan apabila
menggunakan mobil, petani tambak mengeluarkan biaya sebesar Rp.250.000 untuk satu kali angkut. Kapasitas pengangkutan dengan menggunakan motor
adalah 150 kg untuk satu kali angkut dan dengan menggunakan mobil adalah 500 kg untuk satu kali angkut.
6.1.3 Karakteristik Unit Usaha Terkait
Ikut serta masyarakat lokal dalam usaha budidaya ikan bandeng di Desa Tanjung Pasir sangat dibutuhkan untuk mendorong usaha budidaya tersebut ke
arah yang lebih maju dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Hal ini mendorong masyarakat untuk turut serta dalam kegiatan
budidaya dan mengharapkan manfaat dari adanya kegiatan usaha budidaya tambak ikan bandeng. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang didapat, ada
enam unit usaha yang terdapat di Desa Tanjung Pasir. Responden unit usaha tersebut merupakan masyarakat aslilokal Desa Tanjung Pasir dengan rentang usia
30 – 57 tahun.
Unit usaha yang merasakan dampak dari adanya tambak ikan bandeng diantaranya, sebanyak 4 responden memiliki usaha penjualan bibit ikan bandeng
dan 2 responden memiliki usaha pengangkutan panen. Penerimaan yang berhasil diperoleh pemilik usaha berkisar Rp.3.750.000
– Rp.26.625.000 per bulan dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.3.600.000
– Rp.11.158.000 per bulan. Berdasarkan penerimaan dan total biaya tersebut maka dapat diketahui berapa
pendapatan yang diperoleh para pemilik usaha dari setiap unit usaha yang dijalani dalam sebulan sebagai berikut :
Tabel 14 Total pendapatan unit usaha terkait di kawasan budidaya ikan bandeng per bulan
Jenis Unit Usaha
Total Penerimaan per
Bulan Rp Total Biaya per
Bulan Rp Total
Pendapatan per Bulan Rp
Penjualan bibit ikan bandeng
26.625.000 11.158.000
15.467.000 Sewa angkutan
panen 3.750.000
3.500.000 250.000
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Berdasarkan Tabel 14 dijelaskan rata-rata pendapatan per bulan unit usaha terkait keberadaan usaha budidaya tambak ikan bandeng, untuk usaha penjualan
bibit ikan bandeng diperoleh pendapatan sebesar Rp.15.467.000 per bulan. Usaha sewa angkutan panen memperoleh pendapatan lebih sedikit yaitu sebesar
Rp.250.000 per bulan, hal ini karena biaya yang dibutuhkan cukup besar dan hampir mendekati penerimaan total. Rincian Tabel 14 sudah mampu menjelaskan
bahwa usaha budidaya tambak ikan bandeng di Desa Tanjung Pasir sudah memberikan dampak ekonomi berupa pendapatan bagi pemilik usaha yang
merupakan masyarakat lokal Desa Tanjung Pasir.
6.1.4 Karakteristik Tenaga Kerja Lokal
Keterlibatan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan usaha budidaya tambak ikan bandeng dalam hal