Karakteristik Tenaga Kerja Lokal

Berdasarkan Tabel 19, diperoleh total penerimaan pada kondisi aktual sebesar Rp.19.516.800 dan biaya total sebesar Rp. 15.493.578, sehingga diperoleh keuntungan pada kondisi aktual sebesar Rp. 4.023.222. Penerimaan total pada kondisi optimal sebesar Rp. 44.193.205 dan biaya total sebesar Rp.24.972.383, sehingga diperoleh keuntungan pada kondisi optimal sebesar Rp.19.220.822. Keuntungan pada kondisi optimal jauh lebih besar dibandingkan dengan keuntungan pada kondisi aktual, ceteris paribus. Hal ini dikarenakan pada saat kondisi optimal diperoleh produksi dengan jumlah yang lebih besar sehingga petani tambak disarankan untuk berproduksi pada kondisi optimal. Hasil perhitungan secara lengkap disajikan pada Lampiran 3-7.

6.4 Analisis Kontribusi Sektor Perikanan Bandeng di Kecamatan

Teluknaga Terhadap Perekonomian Kabupaten Tangerang Analisis Location Quotient Desa Tanjung Pasir merupakan salah satu desa yang memiliki produksi ikan bandeng terbesar di Kecamatan Teluknaga setelah Desa Tanjung Burung dan Desa Muara. Desa Tanjung Pasir dapat menyumbang hampir 500 ton pertahunnya untuk perkembangan sektor perikanan bandeng di Kecamatan Teluknaga Profil Desa Tanjung Pasir, 2013. Kontribusi Desa Tanjung Pasir mengantarkan Kecamatan Teluknaga untuk memberikan kontribusinya terhadap perikanan bandeng di Kabupaten Tangerang. Sektor-sektor basis ini di analisis menggunakan metode Location Quotient, yaitu suatu indikator sederhana yang menunjukkan sebagian besar kekuatan atau besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan peranan sektor yang sama di daerah lain. Indikator pembangunan daerah menyebutkan bahwa sektor disebuah daerah yang mempunyai LQ lebih dari satu merupakan sektor kuat, sehingga daerah yang bersangkutan merupakan pengekspor produk sektor tertentu ke daerah lain Azis, 1994. Sebagian besar kontribusi pendapatan di sektor pertanian Kecamatan Teluknaga di dominasi oleh kontribusi sub sektor perikanan yang menyumbang sebagian besar PDRB berdasarkan harga berlaku Kecamatan Teluknaga Lampiran 8 untuk sektor pertanian. Hal ini menyebabkan sektor pertanian di Kecamatan Teluknaga tergolong kedalam sektor basis. Hal ini secara rinci dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 Nilai location quotient Kecamatan Teluknaga terhadap Kabupaten Tangerang 2007-2011 No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 1 Pertanian 3,62 3,02 2,95 3,03 3,09 2 Pertambangan dan penggalian 0,08 0,08 0,07 0,07 0,07 3 Industri pengolahan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 4 Listrik, gas dan air minum 0,54 0,52 0,51 0,51 0,54 5 Bangunankonstruksi 2,18 1,61 2,02 1,85 1,72 6 Perdagangan, hotel dan restoran 3,99 3,88 3,46 3,27 3,15 7 Pengangkutan dan komunikasi 1,71 1,65 1,61 1,55 1,61 8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 1,07 0,96 0,92 0,88 0,88 9 Jasa jasa 3,68 3,38 3,32 3,19 3,15 Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Berdasarkan Tabel 20 diatas dapat dilihat bahwa sektor pertanian dari tahun 2007 -2011 merupakan sektor basis di Kecamatan Teluknaga karena memiliki nilai LQ lebih besar dari satu. Sub sektor perikanan menjadi sub sektor penyumbang PDRB terbesar di sektor pertanian Kecamatan Teluknaga. Salah satu komoditas perikanan yang menyumbangan pendapatan di Kecamatan Teluknaga adalah komoditas budidaya tambak yaitu ikan bandeng. Kontribusi Kecamatan Teluknaga terhadap Kabupaten Tangerang di sektor pertanian ini tidak luput dari peran serta sub sektor perikanan khususnya perikanan bandeng yang sebagian besar berasal dari Desa Tanjung Pasir sebagai desa yang memproduksi ikan bandeng paling besar di Kecamatan Teluknaga. Budidaya tambak ikan bandeng di Kecamatan Teluknaga merupakan sektor basis karena memiliki nilai LQ lebih besar dari satu. Nilai LQ sub sub sektor perikanan bandeng di Desa Tanjung Pasir tahun 2007-2011 berturut-turut adalah 32,39; 31,54; 29,28; 20,39 dan 20,40. Nilai tersebut terhitung tinggi, tingginya LQ tersebut dipengaruhi oleh keunggulan Kecamatan Teluknaga dalam produksi perikanan khususnya ikan bandeng sedangkan produksi ikan bandeng di Kabupaten Tangerang masih tergolong sedikit. Secara rinci nilai LQ sektor perikanan bandeng di Kecamatan Teluknaga dapat dilihat pada Tabel 21, sebagai berikut : Tabel 21 Nilai Location Quotient Perikanan Bandeng di Kecamatan Teluknaga 2007-2011 Pendapatan Ikan Bandeng Pendapatan Total Tahun Kecamatan Teluknaga juta rupiah Si Kabupaten Tangerang juta rupiah Ni Kecamatan Teluknaga juta rupiah S Kabupaten Tangerang Juta Rupiah N SiNi SN LQ 2007 4.924,400 20.401,60 189.400,7 25.412.268,8 0,0260 0,0008 32,39 2008 7.250,287 29.921,55 218.470,5 28.437.349,1 0,0332 0,0011 31,54 2009 7.885,185 34.480,95 241.249,0 30.884.647,8 0,0327 0,0011 29,28 2010 9.355,720 57.531,10 277.530,4 34.802.038,1 0,0337 0,0017 20,39 2011 14.533,050 88.912,50 320.441,4 39.993.018,8 0,0454 0,0022 20,40 Sumber : Hasil Analisis Data, 2013 Hal tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan Teluknaga merupakan produsen penghasil ikan bandeng yang cukup besar dan hal inilah yang menyebabkan sumbangan perikanan bandeng terhadap PDRB Kecamatan Teluknaga menjadi dominan sehingga memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Tangerang. Perikanan bandeng merupakan sektor basis yang artinya sektor ikan bandeng merupakan sektor yang mampu mencukupi kebutuhan ikan bandeng di wilayah Kecamatan Teluknaga, dan mampu memberikan kontribusi terhadap kebutuhan ikan bandeng di luar wilayah Kecamatan Teluknaga khususnya Kabupaten Tangerang.

6.5 Dampak Ekonomi Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng terhadap

Masyarakat Lokal 6.5.1 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng Budidaya ikan bandeng akan memberikan dampak terhadap masyarakat sekitar lokasi budidaya. Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah dampak ekonomi usaha budidaya tersebut terhadap masyarakat lokal. Dampak ekonomi dapat berupa dampak ekonomi langsung direct, yaitu munculnya lapangan kerja baru bagi masyarakat,baik profesi sebagai tenaga kerja pemeliharaan, tenaga kerja persiapan dan tenaga kerja panen serta profesi lain yang sesuai dengan