enam unit usaha yang terdapat di Desa Tanjung Pasir. Responden unit usaha tersebut merupakan masyarakat aslilokal Desa Tanjung Pasir dengan rentang usia
30 – 57 tahun.
Unit usaha yang merasakan dampak dari adanya tambak ikan bandeng diantaranya, sebanyak 4 responden memiliki usaha penjualan bibit ikan bandeng
dan 2 responden memiliki usaha pengangkutan panen. Penerimaan yang berhasil diperoleh pemilik usaha berkisar Rp.3.750.000
– Rp.26.625.000 per bulan dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.3.600.000
– Rp.11.158.000 per bulan. Berdasarkan penerimaan dan total biaya tersebut maka dapat diketahui berapa
pendapatan yang diperoleh para pemilik usaha dari setiap unit usaha yang dijalani dalam sebulan sebagai berikut :
Tabel 14 Total pendapatan unit usaha terkait di kawasan budidaya ikan bandeng per bulan
Jenis Unit Usaha
Total Penerimaan per
Bulan Rp Total Biaya per
Bulan Rp Total
Pendapatan per Bulan Rp
Penjualan bibit ikan bandeng
26.625.000 11.158.000
15.467.000 Sewa angkutan
panen 3.750.000
3.500.000 250.000
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Berdasarkan Tabel 14 dijelaskan rata-rata pendapatan per bulan unit usaha terkait keberadaan usaha budidaya tambak ikan bandeng, untuk usaha penjualan
bibit ikan bandeng diperoleh pendapatan sebesar Rp.15.467.000 per bulan. Usaha sewa angkutan panen memperoleh pendapatan lebih sedikit yaitu sebesar
Rp.250.000 per bulan, hal ini karena biaya yang dibutuhkan cukup besar dan hampir mendekati penerimaan total. Rincian Tabel 14 sudah mampu menjelaskan
bahwa usaha budidaya tambak ikan bandeng di Desa Tanjung Pasir sudah memberikan dampak ekonomi berupa pendapatan bagi pemilik usaha yang
merupakan masyarakat lokal Desa Tanjung Pasir.
6.1.4 Karakteristik Tenaga Kerja Lokal
Keterlibatan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan usaha budidaya tambak ikan bandeng dalam hal
pelaksanaannya, mulai dari persiapan lahan pasca panen sampai ke distribusi hasil panen. Hal ini merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dalam sektor
ekonomi yang nantinya akan sangat membantu masyarakat lokal dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usaha budidaya tambak ikan bandeng di Desa Tanjung Pasir merupakan masyarakat lokal Desa Tanjung pasir.
Sebanyak 40 responden tenaga kerja lokal menyatakan telah bekerja di sektor budidaya ikan bandeng antara 6 -15 tahun, 33 responden telah bekerja selama
lebih dari 15 tahun dan 27 responden menyatakan telah bekerja di sektor ikan bandeng antara 2
– 5 tahun. Sebaran lama bekerja responden tenaga kerja lokal dapat dilihat pada Tabel 15, sebagai berikut :
Tabel 15 Sebaran lama bekerja responden tenaga kerja lokal
No Lama Bekerja Tahun
Jumlah Orang Persentase
1 2
– 5 4
27 2
6 – 15
6 40
3 15
5 33
Sumber : Hasil Analisis Data, 2013
Sebagian dari tenaga kerja yang menjadi responden menyatakan tidak menjadikan pekerjaannya sebagai mata pencaharian utama namun pekerjaan di
sektor budidaya ikan bandeng sudah menjadi keseharian mereka. Seluruh responden menyatakan bahwa mereka memperoleh manfaat dari adanya usaha
budidaya tambak ikan bandeng berupa peningkatan pendapatan. Usaha budidaya ikan bandeng ini tidak bisa dipisahkan dengan peranan masyarakat lokal dalam
hal keterlibatan mereka. Tenaga kerja lokal yang ada di Desa Tanjung pasir diantaranya adalah
tenaga kerja persiapan tambak, tenaga kerja pemeliharaan tambak yang biasanya bekerja harian, dan tenaga kerja panen. Tenaga kerja persiapan atau sering disebut
dengan pembodem dan juga tenaga kerja panen merupakan tenaga kerja yang disewa oleh petani tambak. Pendapatan per bulan tenaga kerja persiapan berkisar
Rp.400.000 – Rp.450.000, sedangkan tenaga kerja pemeliharaan berkisar
Rp.600.000 – Rp.1.200.000 dan tenaga kerja panen berkisar Rp.400.000 –
Rp.520.000 per bulan. Jam kerja tenaga kerja panen dan persiapan tidak lebih dari 6 jam dengan hari kerja selama lebih kurang 3 hari dalam 1 minggu
sedangkan tenaga kerja pemeliharaan memiliki jam kerja 7 – 8 jam dalam 1 hari
dan bekerja setiap hari karena merupakan tenaga kerja harian.
6.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usaha Budidaya Tambak Ikan
Bandeng di Desa Tanjung Pasir
Faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menduga fungsi produksi ikan bandeng adalah bibit X
1
, pakan X
2
, pupuk X
3
, tenaga kerja pemeliharaan X
4
, dan luas lahan X
5
. Pedugaan parameter menggunakan metode kuadrat terkecil Ordinary Least Square. Pengujian parameter dilakukan
pada taraf nyata α 5 persen. Model faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ikan bandeng di Desa Tanjung Pasir diduga dengan persamaan berikut :
LnY = Ln a + b
1
LnX
1
+ b
2
LnX
2
+ b
3
LnX
3
+ b
4
LnX
4
+ b
5
LnX
5
+ ε.................6.1 Berdasarkan hasil analisis regresi variabel bebas dan jumlah produksi ikan
bandeng, dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut :
Ln Y = 1,98 + 0,487 LnX
1
+ 0,279 LnX
2
+ 0,031 LnX
3
+ 0,144 LnX
4
+ 0,105 LnX
5
.............................................................................................6.2
Keterangan : Y = Jumlah produksi ikan bandeng kg
X
1
= Bibit kg X
2
= Pakan kg X
3
= Pupuk kg X
4
= Tenaga kerja pemeliharaan HOK X
5
= Luas Lahan ha ε = galat atau error
Berdasarkan uji statistik dapat dinyatakan bahwa model yang dihasilkan telah memenuhi kriteria. Hasil pendugaan parameter fungsi produksi bandeng
menghasilkan R-sq adjusted sebesar 81,8. Hal ini menunjukkan bahwa 81,8 variabel peubah bebas dapat menjelaskan variabel tidak bebas pada taraf nyata
5, sedangkan sebanyak 18,2 dijelaskan oleh faktor lain diluar model. Uji F dilakukan untuk menguji model secara keseluruhan sehingga dapat diketahui
pengaruh seluruh variabel bebas terhadap produksi ikan bandeng. Nilai F
hitung
sebesar 37,00 dan P-value 0,000 lebih kecil dari taraf nyata α=5 menunjukkan