Dimensi Kapasitas atau Kemampuan untuk Meningkatkan Modal

60 Sri Lestari 2009 juga menyatakan untuk memenuhi kebutuhan permodalan, UMKM menghadapi masalah salah satunya adalah masih rendahnya atau terbatasnya akses UMKM terhadap berbagai informasi, layanan, fasilitas keuangan yang disediakan oleh lembaga keuangan formal, baik bank maupun non bank misalnya dana BUMN dan lain-lain. Namun hal ini permasalahan keuangan tidak menjadi faktor yang utama bagi pelaku usaha produk unggulan Pijar karena informasi pasar keuangan dan peluang untuk memperolah pendanaan untuk komoditas Pijar tidak terlalu sulit karena besarnya dukungan Pemerintah Daerah .

3. Dimensi Kapasitas atau Kemampuan untuk Meningkatkan Modal

Pelaku UMKM tentu berharap usaha yang dijalankan dapat terus berkembang dan maju, dimensi berikutnya dari peubah sumber daya finansial adalah kapasitas atau kemampuan untuk meningkatkan modal baik yang bersumber dari dalam perusahaan sendiri maupun yang bersumber dari luar perusahaan. Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kapasitas atau Kemampuan untuk Meningkatkan Modal Indikator Kategori Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kapasitas kemampuan mningkatkn modal yang bersumber dari pembiayaan dari dalam perusahaan Rendah 25 27,8 27,8 27,8 Sedang 39 43,3 43,3 71,1 Tinggi 8 8,9 8,9 80,0 Sangat Tinggi 18 20,0 20,0 100,0 Total 90 100,0 100,0 Kapasitas kemampuan meningkatkan modal yang bersumber dari pembiayaan dari luar perusahan Rendah 32 35,6 35,6 35,6 Sedang 30 33,3 33,3 68,9 Tinggi 22 24,4 24,4 93,3 Sangat Tinggi 6 6,7 6,7 100,0 Total 90 100,0 100,0 Besar peluang untuk meningkatkan modal Rendah 10 11,1 11,1 11,1 Sedang 49 54,4 54,4 65,6 Tinggi 19 21,1 21,1 86,7 Sangat Tinggi 12 13,3 13,3 100,0 Total 90 100,0 100,0 Luas jaringan terkait upaya peningkatan sumber modal Rendah 28 31,1 31,1 31,1 Sedang 42 46,7 46,7 77,8 Tinggi 20 22,2 22,2 100,0 Total 90 100,0 100,0 Tingkat intensitas hubungan dengan sumber modal Sangat Rendah 1 1,1 1,1 1,1 Rendah 21 23,3 23,3 24,4 Sedang 35 38,9 38,9 63,3 Tinggi 26 28,9 28,9 92,2 Sangat Tinggi 7 7,8 7,8 100,0 Total 90 100,0 100,0 Dimensi Kapasitas atau Kemampuan untuk Meningkatkan Modal Sangat Rendah 1 0,22 0,22 0,22 Rendah 116 25,78 25,78 26,00 Sedang 195 43,33 43,33 69,33 Tinggi 95 21,11 21,11 90,44 Sangat Tinggi 43 9,56 9,56 100,00 Total 450 100,00 100,00 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian diolah, 2016 61 Tabel 10 menyajikan informasi persentase jawaban responden atas indikator-indikator pada dimensi kapasitas atau kemampuan untuk meningkatkan modal. Semua indikator pada dimensi kapasitas atau kemampuan untuk meningkatkan modal tersebut, responden yang menjawab sedang mempunyai persentase yang lebih besar dibandingkan yang menjawab rendah atau pun tinggi. Persentase yang menjawab sedang untuk masing-masing indikator berkisar antara 33,30 persen sampai 54,40 persen. Responden yang menjawab sangat rendah dengan persentase yang relatif sangat kecil. Responden yang menjawab rendah berkisar antara 11,10 persen sampai 35,60 persen. Responden yang menjawab tinggi antara 8,90 persen sampai 28,90 persen. Responden yang menjawab sangat tinggi berkisar antara 6,70 persen sampai 20,00 persen. Sehingga jawaban responden lebih cenderung pada kategori sedang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan UMKM dalam meningkatkan modalnya adalah sedang Hal ini dapat dilihat dari nilai rataan untuk dimensi kemampuan untuk meningkatkan modal dengan persentase yang menjawab sangat rendah dan rendah masing-masing sebesar 0,22 persen dan 25,78 persen. Sedangkan yang menjawab sedang sebanyak 43,33 persen dan yang menjawab tinggi sebesar 21,11 persen. Sementara yang menjawab sangat tinggi sebesar 9,56 persen. Tabel 11 Nilai Rataan Kapasitas atau Kemampuan untuk Meningkatkan Modal Item Komoditi Nilai Rataan Kapasitas atau kemampuan untuk meningkatkan modal pada perusahaan yang bersumber dari pembiayaan dari dalam perusahaan melalui pengelolaan laba yang ditahan. Ternak Sapi 3,07 Jagung 3,23 Rumput Laut 3,33 Pijar 3,21 Kapasitas atau kemampuan untuk meningkatkan modal pada perusahaan yang bersumber dari pembiayaan dari luar perusahan seperti pihak lain yang menanamkan dananya pada perusahaan dalam bentuk kerjasama, bagi hasil dan bukan termasuk pinjaman bank. Ternak Sapi 3,00 Jagung 3,00 Rumput Laut 3,07 Pijar 3,02 Besar peluang untuk meningkatkan modal pada perusahaan. Ternak Sapi 3,33 Jagung 3,37 Rumput Laut 3,40 Pijar 3,37 Luas jaringan terkait upaya peningkatan sumber modal. Ternak Sapi 2,93 Jagung 2,90 Rumput Laut 2,90 Pijar 2,91 Tingkat intensitas hubungan dengan sumber modal. Ternak Sapi 3,17 Jagung 3,20 Rumput Laut 3,20 Pijar 3,19 Dimensi Kapasitas atau Kemampuan untuk Meningkatkan Modal Ternak Sapi 3,10 Jagung 3,14 Rumput Laut 3,18 Pijar 3,14 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian diolah, 2016 Keterangan: 1,00-1,80 = Sangat Rendah; 1,81-2,60 = Rendah; 2,61-3,40 = Sedang; 3,41 – 4,20 = Tinggi; 4,21-5,00 = Sangat Tinggi. 62 Tabel 11 menyajikan informasi nilai rataan jawaban reponden terkait dengan indikator-indikator pada dimensi kapasitas atau kemampuan untuk meningkatkan modal. Berdasarkan skala usaha untuk jenis rumput laut mempunyai nilai rataan yang lebih baik untuk semua indikator dengan nilai rataan berkisar antara 2,90 sampai 3,40. Keseluruhan nilai rataan jawaban responden pada rumput laut tersebut umumnya masuk dalam kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa komoditas rumput laut di Lombok NTB mempunyai kapasitas atau kemampuan yang sedang saja dalam meningkatkan modal. Komoditas jagung rataan jawaban responden berkisar antara 2,90 sampai 3,37. Nilai terendah sebesar 2,90 untuk jawaban reponden terhadap indikator luas jaringan terkait upaya peningkatan sumber modal. Ini memberikan informasi bahwa kemampuan pelaku usaha komoditas jagung mempunyai kapasitas sedang terkait luas jaringan terkait upaya peningkatan sumber modal. Sedangkan nilai rataan jawaban reponden yang tertinggi untuk jagung sebesar 3,37 terhadap indikator besar peluang untuk meningkatkan modal pada perusahaan. Ini menunjukkan bahwa komoditas jagung di Lombok NTB mempunyai kapasitas yang sedang terkait besar peluang untuk meningkatkan modal pada perusahaan. Ternak sapi mempunyai nilai rataan berkisar antara 2,93 sampai 3,33. Nilai 2,93 untuk indikator luas jaringan terkait upaya peningkatan sumber modal. Ini berarti kemampuan ternak sapi di daerah ombok NTB memiliki kapasitas yang sedang terkait luas jaringan terkait upaya peningkatan sumber modal di Lombok NTB. Indikator lainnya berdasarkan nilai rataan jawaban responden menunjukkan kemampuan yang sedang saja baik dari kemampuan untuk meningkatkan modal yang bersumber dari dalam perusahaan sendiri maupun yang dari luar, besar peluang, luas jaringan dan tingkat intensitas hubungan untuk meningkatkan modal. Sehingga secara umum dapat dinyatakan bahwa kapasitas atau kemampuan pelaku usha ternak sapi di Lombok NTB dalam meningkatkan modalnya adalah sedang. Ini terlihat dari nilai rataan jawaban responden sebesar 3,10. 4. Dimensi Akses Sumber Pembiayaan Akses sumber pembiayaan menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan UMKM dalam menjalankan usahanya. Semakin tinggi akses sumber pembiayaan tentu peluang untuk meningkatkan modal khususnya yang bersumber dari pembiayaan eksternal makin besar yang pada gilirannya dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahaan. Tabel 12 menyajikan informasi persentase jawaban responden atas indikator-indikator pada dimensi akses sumber pembiayaan. Semua indikator pada dimensi akses sumber pembiayaan tersebut, responden yang menjawab sedang mempunyai persentase yang lebih besar dibandingkan yang menjawab rendah atau pun tinggi. Persentase yang menjawab sedang berkisar antara 21,10 persen sampai 60,00 persen. Responden yang menjawab rendah juga mempunyai persentase yang cukup sedikit dengan persentase berkisar antara 10,00 persen sampai 24,40 persen. 63 Tabel 12 Distribusi Frekuensi Dimensi Akses Sumber Pembiayaan Indikator Kategori Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Akses sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank Rendah 9 10,0 10,0 10,0 Sedang 51 56,7 56,7 66,7 Tinggi 3 3,3 3,3 70,0 Sangat Tinggi 27 30,0 30,0 100,0 Total 90 100,0 100,0 Akses sumber pembiayaan eksternal yang diberikan pemasok terkait pembelanjaan bahan baku persediaan Rendah 22 24,4 24,4 24,4 Sedang 32 35,6 35,6 60,0 Tinggi 19 21,1 21,1 81,1 Sangat Tinggi 17 18,9 18,9 100,0 Total 90 100,0 100,0 Intensitas akses sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank Rendah 17 18,9 18,9 18,9 Sedang 54 60,0 60,0 78,9 Tinggi 16 17,8 17,8 96,7 Sangat Tinggi 3 3,3 3,3 100,0 Total 90 100,0 100,0 Intensitas akses sumber pembiayaan eksternal yang diberikan pemasok terkait pembelanjaan bahan baku persediaan Rendah 20 22,2 22,2 22,2 Sedang 32 35,6 35,6 57,8 Tinggi 25 27,8 27,8 85,6 Sangat Tinggi 13 14,4 14,4 100,0 Total 90 100,0 100,0 Luas akses atas sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank. Rendah 21 23,3 23,3 23,3 Sedang 27 30,0 30,0 53,3 Tinggi 41 45,6 45,6 98,9 Sangat Tinggi 1 1,1 1,1 100,0 Total 90 100,0 100,0 Luas akses sumber pembiayaan eksternal yang diberikan pemasok terkait pembelanjaan bahan baku persediaan. Rendah 16 17,8 17,8 17,8 Sedang 19 21,1 21,1 38,9 Tinggi 38 42,2 42,2 81,1 Sangat Tinggi 17 18,9 18,9 100,0 Total 90 100,0 100,0 Dimensi Akses Sumber Pembiayaan Rendah 105 19,44 19,44 19,44 Sedang 215 39,81 39,81 59,26 Tinggi 142 26,30 26,30 85,56 Sangat Tinggi 78 14,44 14,44 100,00 Total 540 100,00 100,00 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian diolah, 2016 Responden yang menjawab tinggi mempunyai persentase yang berkisar antara 3,30 persen sampai 45,60 persen. Sehingga jawaban responden lebih cenderung pada kategori sedang dan tinggi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa akses sumber pembiayaan di Lombok NTB dalam adalah sedang. Begitu juga ketika data gabungan terhadap dimensi akses sumber pembiayaan, dilihat dari nilai rataan untuk dimensi akses sumber pembiayaan tersebut persentase yang menjawab rendah sebesar 19,44 persen. Sedangkan yang menjawab sedang sebanyak 39,41 persen dan yang menjawab tinggi sebesar 26,30 persen. Sementara yang menjawab sangat tinggi sebesar 14,44 persen. 64 Dilihat dari nilai rataan untuk dimensi akses sumber pembiayaan di Lombok NTB sebagaimana terlihat dalam tabel 13, untuk ternak sapi diperoleh nilai rataan jawaban responden berkisar antara 3,10 sampai 3,37. Ini menunjukkan bahwa pelaku usaha peternakan sapi di Lombok NTB mempunyai kemampuan yang relatif sedang terkait akses atas sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank. Indikator lainnya seperti intensitas terhadap akses sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank, juga mempunyai nilai rataan yang masuk kategori sedang. Secara umum ternak sapi di Di Lombok NTB mempunyai kapasitas yang sedang terhadap akses sumber pembiayaan ini terlihat dari nilai rataan jawaban responden yang hanya sebesar 3,21. Tabel 13 Nilai Rataan Akses Sumber Pembiayaan Item Komoditi Nilai Rataan Tingkat akses terhadap sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank. Ternak Sapi 3,37 Jagung 3,77 Rumput Laut 3,47 Pijar 3,53 Tingkat akses terhadap sumber pembiayaan eksternal yang diberikan oleh pemasok terkait dengan pembelanjaan bahan baku atau persediaan. Ternak Sapi 3,13 Jagung 3,37 Rumput Laut 3,53 Pijar 3,34 Intensitas terhadap akses sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank. Ternak Sapi 3,10 Jagung 3,03 Rumput Laut 3,03 Pijar 3,06 Intensitas terhadap akses sumber pembiayaan eksternal yang diberikan oleh pemasok terkait dengan pembelanjaan bahan baku atau persediaan. Ternak Sapi 3,10 Jagung 3,43 Rumput Laut 3,50 Pijar 3,34 Luas akses atas sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank. Ternak Sapi 3,20 Jagung 3,30 Rumput Laut 3,23 Pijar 3,24 Luas akses atas sumber pembiayaan eksternal yang diberikan oleh pemasok terkait dengan pembelanjaan bahan baku atau persediaan Ternak Sapi 3,37 Jagung 3,63 Rumput Laut 3,87 Pijar 3,62 Dimensi Akses Sumber Pembiayaan Ternak Sapi 3,21 Jagung 3,42 Rumput Laut 3,44 Pijar 3,36 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian diolah, 2016 Keterangan: 1,00-1,80 = Sangat Rendah; 1,81-2,60 = Rendah; 2,61-3,40 = Sedang; 3,41 – 4,20 = Tinggi; 4,21-5,00 = Sangat Tinggi. Komoditas Jagung rataan jawaban responden bervariasi di antara 3,03 sampai 3,77. Ini menunjukkan kapasitas yang relatif tinggi terkait dengan luas akses atas sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank. Begitu pula terhadap luas akses atas sumber pembiayaan eksternal yang diberikan oleh pemasok terkait dengan 65 pembelanjaan bahan baku atau persediaan. Dilihat dari nilai rataan jawaban responden menunjukkan kapasitas yang tinggi terkait dengan akses sumber pembiayaan bagi komoditas jagung di Lombok NTB. Komoditas rumput laut rataan jawaban responden bervariasi di antara 3,03 sampai 3,87. Ini menunjukkan kapasitas yang relatif tinggi terkait dengan luas akses atas sumber pembiayaan eksternal baik dari perbankan, koperasi dan lembaga keuangan selain bank. Begitu pula terhadap luas akses atas sumber pembiayaan eksternal yang diberikan oleh pemasok terkait dengan pembelanjaan bahan baku atau persediaan. Dilihat dari nilai rataan jawaban responden menunjukkan kapasitas yang tinggi terkait dengan akses sumber pembiayaan bagi komoditas jagung di Lombok NTB.

5. Dimensi Kemampuan untuk Memperoleh Sumber Pembiayaan dengan